Berhenti Menyusui sebelum Bayi 6 Bulan, Cek Penyebabnya di Sini!
Apakah Mama mengalami hal yang sama?
11 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama enam bulan pertama kehidupannya, ASI adalah sumber makanan utama bayi. Nutrisi yang terkandung pada ASI mendukung tumbuh kembang si Kecil. Maka tidak heran jika Mama selalu mengusahakan agar ASI selalu ada dan berkualitas. Tentu sebagai orangtua, Mama ingin memberikan yang terbaik untuk bayi.
ASI dapat membantu melindungi bayi dari kondisi seperti diare, serta infeksi saluran pernapasan dan telinga. Menyusui juga dapat mengurangi risiko obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari.
Bagi para mama, menyusui dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker dan osteoporosis. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan ikatan antara Mama dan bayi.
Namun terkadang semua tidak berjalan sesuai rencana, misalnya, produksi ASI terhenti sebelum bayi berusia enam bulan. Apa penyebabnya? Apakah hal ini dapat dicegah? Yuk, temukan jawabannya pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.
1. Munculnya beragam tantangan menyusui
Salah satu penyebab ASI terhenti adalah adanya tantangan bagi Mama.
Melanjutkan menyusui merupakan tantangan bagi banyak mama, meskipun mereka sangat memahami manfaatnya, serta memiliki niat terbaik. Ini tidak selalu mudah dan jika bayi mereka tidak menyusu dengan benar, Mama bisa mengalami puting pecah-pecah, berdarah atau sakit dan mastitis. Beberapa ibu menyusui juga mengalami pembengkakan pada payudara.
Kelekatan yang buruk, pasokan ASI tidak cukup untuk bayi, dan bayi yang gelisah adalah alasan utama untuk berhenti menyusui sebagaimana dikutip dalam survei pemberian makan bayi nasional Australia. Selain itu, masalah pasokan ASI juga menjadi penyebab lainnya.
Editors' Pick
2. Produksi ASI Rendah
Sementara memiliki 'persediaan susu yang rendah' adalah masalah umum bagi ibu menyusui.
Dengan kata lain, seorang ibu mungkin mengira dia tidak cukup memproduksi ASI padahal sebenarnya dia sudah cukup. Kebanyakan perempuan mampu menyusui.
Dalam kasus yang jarang terjadi, seorang perempuan mungkin memiliki payudara yang tidak menghasilkan cukup ASI karena 'jaringan kelenjar yang tidak mencukupi'. Ini merupakan jaringan yang bertanggung jawab untuk memproduksi ASI).
Pasokan ASI yang rendah juga dapat disebabkan oleh perdarahan postpartum, sisa plasenta, penyakit tertentu yang dialami Mama, operasi payudara sebelumnya, kantuk atau sakit pada bayi, jarang menyusu dan perlekatan yang buruk. Jika ini yang terjadi pada Mama, diskusikan dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan solusinya.
Bagaimana Mengetahui Bayi Mendapatkan ASI yang Cukup?
Mama perlu selalu memastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup. Bagaimana cara mengetahuinya?
Berikut empat tanda bayi mendapatkan cukup ASI, menurut Australian Breastfeeding Association:
- Setidaknya lima popok sekali pakai yang sangat basah atau 6 popok kain yang sangat basah dalam 24 jam. Urin harus tidak berbau dan jernih atau sangat pucat. Bayi yang sangat muda biasanya akan buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih setiap hari selama beberapa minggu. Urine yang kuat, berwarna gelap atau terbentuknya gerakan usus menunjukkan bahwa bayi membutuhkan lebih banyak ASI dan Mama harus mencari nasihat medis.
- Warna kulit dan otot yang bagus. Jika Mama mencubit kulit bayi dengan lembut, kulit bayi akan kembali ke tempatnya.
- Bayi waspada dan cukup puas dan tidak ingin terus menyusu. Namun, adalah normal bagi bayi untuk memiliki waktu ketika mereka menyusu lebih sering dan bangun untuk menyusu malam.
- Penambahan berat badan dan pertumbuhan panjang dan lingkar kepala yang normal.
Tips Sukses Menyusui
Dalam hal menyusui, kemelekatan adalah segalanya. Sakit karena menyusui adalah hal yang normal, tetapi puting susu bisa menjadi sangat sakit jika bayi tidak menempel dengan benar ke payudara selama menyusui.
Meskipun mungkin butuh beberapa saat untuk terbiasa menyusui, kegiatan ini akan menjadi lebih mudah dan lebih cepat dengan latihan. Pelajari cara memposisikan dan menempelkan bayi pada payudara dengan benar; mintalah bidan, perawat, atau dokter untuk membantu.
Itulah penyebab banyak mama berhenti menyusui sebelum bayi enam bulan. Menyusui sangat bermanfaat bagi bayi dan Mama, karena itu, usahakan bayi menyusu hingga enam bulan pertama setelah lahir.
Selamat menyusui, Ma!
Baca juga:
- Studi Terbaru: Menyusui Dapat Menurunkan Risiko Alergi pada Bayi
- Luka Lepuh di Puting saat Menyusui: Penyebab, Perawatan dan Pencegahan
- Menyusui setelah Persalinan Caesar, Simak 4 Posisi dan Tips Menyusui