Mewarnai Rambut saat Menyusui, Apakah Memengaruhi ASI?
Pewarna rambut dapat masuk ke aliran darah dan memengaruhi produksi ASI, mitos atau fakta, Ma?
12 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap perempuan ingin tampil cantik dan menarik. Salah satu cara mempercantik penampilan adalah dengan mewarnai rambut.
Namun seperti yang Mama ketahui, ibu hamil dan menyusui harus berhati-hati dalam segala hal. Baik itu pemilihan makanan, minuman, sampai perawatan kecantikan.
Ibu menyusui seringkali perlu berhati-hati dengan pilihan gaya hidup karena dapat dengan mudah memengaruhi bayi yang menyusui.
Penggunaan kosmetik, termasuk pewarna rambut, bisa menjadi salah satu perhatian. Mewarnai rambut bisa dilakukan di rumah atau salon. Dalam kedua kasus tersebut, Mama mungkin harus berhati-hati dalam memilih pewarna. Tetapi apakah pewarna rambut benar-benar dapat memengaruhi bayi yang disusui melalui ASI?
Baca terus ulasan Popmama.com untuk mengetahui tentang keamanan mewarnai rambut saat menyusui, risiko, dan beberapa alternatif aman untuk pewarna rambut.
Apakah Ibu Menyusui Boleh Menggunakan Pewarna Rambut?
Ya, Mama boleh mewarnai rambut saat menyusui. Menurut NHS UK, tidak ada kontraindikasi untuk mewarnai rambut saat menyusui karena sangat sedikit senyawa pewarna yang masuk ke aliran darah.
Tidak ada bukti bahwa senyawa tersebut mencapai ASI. Oleh karena itu, mewarnai rambut selama menyusui boleh saja dilakukan tanpa khawatir akan memengaruhi bayi.
Editors' Pick
Tips agar Ibu Menyusui Dapat Mewarnai Rambut dengan Aman
Meskipun mewarnai rambut selama menyusui tidak memengaruhi bayi, ada baiknya untuk memerhatikan tindakan pencegahan berikut:
1. Pilih pewarna rambut sementara
Pewarna rambut sementara tetap berada di permukaan rambut dan tidak masuk ke batang rambut. Pewarna ini bisa lebih aman jika dibandingkan dengan pewarna rambut semi permanen dan permanen, yang dapat masuk ke batang rambut dan mencapai aliran darah.
2. Gunakan warna yang lebih lembut
Warna yang lebih gelap mungkin mengandung lebih banyak zat pewarna dan senyawa pengikat warna lainnya yang mungkin berbahaya.
Mama dapat memilih warna pewarna rambut yang lebih terang atau lebih lembut yang mungkin mengandung lebih sedikit senyawa kimia yang masuk ke aliran darah.
3. Periksa bahan yang berpotensi berbahaya
Periksa kandungan pewarna rambut terlepas dari pewarnaan rambut di rumah atau di salon. Pewarna rambut permanen kemungkinan besar mengandung senyawa yang berpotensi berbahaya, seperti fenol, amina aromatik, dan hidrogen peroksida.
Di bawah ini adalah beberapa senyawa yang berpotensi berbahaya yang dapat ditemukan dalam berbagai jenis pewarna:
- Senyawa amino aromatic,
- naftilamin,
- fenilendiamina,
- toluena,
- amonia,
- perak,
- air raksa,
- arsenik,
- bismut,
- pirogalol,
- alkohol dan senyawanya.
4. Lakukan tes warna
Oleskan sedikit pewarna rambut pada sehelai rambut dan sepetak kecil kulit kepala untuk memeriksa kesesuaiannya. Alergi pewarna rambut tidak jarang terjadi. Risikonya mungkin lebih tinggi jika Mama memilih pewarna rambut permanen, yang mungkin mengandung paraphenylenediamine (PPD), yang dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang. Ruam kulit, iritasi, dan gatal-gatal adalah gejala umum dari reaksi alergi.
5. Mewarnai rambut saat jauh dari bayi
Warnai rambut di area yang berventilasi baik dan jauh dari bayi. Bahkan pewarna rambut yang paling aman pun mungkin mengandung senyawa yang mudah menguap, yang dapat mengiritasi saluran udara bayi. Pastikan Mama mandi dan membilas pewarna yang digunakan sebelum memegang bayi lagi.