Depresi Pasca Menyapih juga Bisa Terjadi, Ini Penyebab dan Gejalanya!
Waspada depresi pasca menyapih mengintai, Ma
30 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dua bulan setelah berhenti menyusui si Kecil, tanpa disadari banyak Mama mulai mengalami beberapa gejala yang tidak menyenangkan. Di antaranya adalah insomnia, gugup, dan penurunan berat badan.
Bila Mama termasuk salah satu yang mengalaminya, segera konsultasikan ke dokter. Bisa jadi Mama mengalami apa yang disebut dengan depresi pasca menyapih. Meski jarang terdengar dan hampir tidak pernah dibicarakan oleh para mama, depresi ini nyata adanya, Ma. Sayangnya, depresi ini seringkali tidak terdeteksi.
Jika tidak segera diatasi, maka dapat memengaruhi kehidupan dan kesejahteraan mama. Padahal kesehatan dan kestabilan emosi mama sangat memengaruhi seluruh anggota keluarga
Apa penyebab terjadinya depresi pasca menyapih? Simak jawabannya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa itu Depresi Pasca Menyapih?
Depresi pasca menyapih adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan depresi yang terjadi setelah Mama berhenti menyusui. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari fluktuasi hormon atau tekanan psikologis penyapihan.
Gejalanya mungkin termasuk:
- Peningkatan iritabilitas,
- sering menangis,
- tidak bersemangat melakukan kegiatan bahkan yang menyenangkan,
- kelelahan,
- kesulitan berkonsentrasi.
Sayangnya, depresi ini seringkali terabaikan atau tidak disadari, sehingga dapat berakibat fatal bagi Mama. Berikut beberapa alasannya:
Editors' Pick
1. Kurang pemantauan
Depresi pasca menyapih tidak mendapat perhatian yang adil dan hanya ada sedikit penelitian tentang kondisi tersebut. Mama mungkin lebih sering mendengar tentang depresi pasca melahirkan.
Menurut David Goldstein, M.D., seorang ob-gyn yang berbasis di Philadelphia alasannya mungkin karena tidak ada pengawasan pada Mama akan depresi saat menyapih.
Selain itu, sebagian besar ibu yang menyapih juga tidak menyadari bahwa mereka mengalami depresi ini.
2. Perubahan hormon
Kita mungkin juga meremehkan perubahan hormonal yang terkait dengan penyapihan. "Oksitosin, yang meningkat selama menyusui, berkurang dengan menyapih," kata Dr. Saltz.
Ini dapat menyebabkan Mama kehilangan perasaan yang menyenangkan dan mengalami rasa kehilangan serta kesedihan yang intens.
Hormon lain juga berperan. Prolaktin, yang biasanya meningkat selama menyusui, dikaitkan dengan perasaan tenang. "Penurunan hormon ini secara tiba-tiba, ketika penyapihan terjadi, dapat menyebabkan perasaan yang buruk," jelas Dr. Saltz.
Sementara itu, estrogen umumnya tetap rendah selama menyusui dan kembali ke tingkat pra-kehamilan setelah disapih. Bagi sebagian perempuan, ini terjadi pada tingkat yang lebih lambat. "Pergeseran kadar estrogen menyebabkan suasana hati tertekan atau mudah tersinggung bagi sebagian perempuan," tambah Dr. Saltz.
3. Tidak langsung terjadi setelah menyapih
Masalah lain? Depresi pasca menyapih tidak selalu terjadi segera setelah Mama berhenti menyusui. Karena itu, kemungkinan beberapa mama akan melewatinya tanpa pernah menghubungkan gejala mereka dengan proses penyapihan.
Seringkali seorang mama tidak mengungkapkan bahwa mereka memiliki perasaan tertentu, sedih atau tertekan misalnya. Mereka juga tidak menyadari sedang mengalami depresi pasca menyapih ini.
Depresi pasca menyapih masih kurang akrab bagi komunitas psikiatris daripada kondisi postpartum lainnya.
Kapan Mama Harus Mencari Bantuan?
Beberapa kesedihan dan perasaan kehilangan mungkin normal selama proses penyapihan. Tetapi jika Mama merasakan sesuatu yang lebih besar mungkin sedang terjadi, para ahli merekomendasikan untuk mencari bantuan.
"Jika gejalanya menjadi cukup parah sehingga mengganggu kemampuan mama untuk berfungsi, memiliki pikiran untuk bunuh diri, kesulitan mengurus dirinya sendiri dan bayi, kesulitan tidur atau kehilangan nafsu makan, maka ini parah dan membutuhkan evaluasi serta perawatan," kata Dr. Saltz.
Jika Mama mengalami gejala-gejala ini segera cari bantuan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dan ketahuilah bahwa Mama tidak sendirian.
Jangan menderita dalam kesunyian, temui dokter, bicaralah dengan pasangan, keluarga, dan teman. Carilah konseling, maka Mama akan menjadi lebih baik.
Nah, ketahui gejala depresi pasca menyapih tersebut sehingga Mama dapat melewati ini. Jangan ragu dan malu, Ma.
Baca juga:
- Apakah Mama Dapat Menyusui Ketika Mengalami Depresi Pasca Kelahiran?
- Waspada, Ma, Stres Selama Kehamilan Memiliki Efek Buruk untuk Bayi
- Sudah 2 Tahun, Kapan Waktu Tepat Menyapih Anak?