Penelitian: Ibu Penderita Covid-19 Jarang Tularkan Virusnya ke Bayi
Selama tetap menjaga kebersihan dan protokol kesehatan, bayi jarang tertular Covid-19 dari ibunya
27 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, adalah virus baru dan relatif tidak stabil dalam evolusi virusnya.
Bagi ibu yang baru melahirkan dan mengidap virus Covid-19, ini mungkin akan membuat khawatir jika bayi akan tertular.
Sekarang, penelitian baru menunjukkan bahwa ibu dengan infeksi SARS-CoV-2 jarang menularkan virus ke bayi mereka yang baru lahir ketika praktik kebersihan dan pengendalian infeksi dasar digunakan.
Popmama.com merangkum penjelasan hasil penelitian tersebut untuk Mama pada artikel berikut ini.
Penelitian pada Ibu Baru yang Terinfeksi Virus Covid-19
Penelitian dari Irving Medical Center Universitas Columbia dan Rumah Sakit Anak Morgan Stanley NewYork-Presbyterian menunjukkan bahwa risiko penularan SARS-CoV-2 dari ibu dan bayi mereka yang baru lahir minimal. Menurut penelitian, praktik intensif seperti memisahkan ibu positif COVID-19 dari bayinya untuk menghindari pemberian ASI langsung mungkin tidak beralasan.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh JAMA Pediatrics, para peneliti berbagi bahwa temuan penelitian tersebut harus meyakinkan ibu hamil yang positif COVID-19 bahwa jika mereka mempraktikkan kebersihan dasar dan tindakan pengendalian infeksi selama persalinan dan setelah bayi mereka lahir, kemungkinan besar bayi mereka yang baru lahir terlindungi dari infeksi.
Tindakan pengendalian infeksi yang disarankan oleh tim termasuk memakai masker dan menjaga kebersihan tangan dan payudara saat mereka menggendong atau menyusui bayi mereka.
Editors' Pick
Tetap Mengutamakan Ikatan antara Bayi dan Ibu
Selama masa pandemi, dokter terus melakukan apa yang biasanya dilakukan untuk mendorong ikatan dan perkembangan pada bayi baru lahir yang sehat. Selain itu, mereka juga mengambil beberapa tindakan pencegahan keamanan tambahan untuk meminimalkan risiko bayi terkena virus.
Tim peneliti melihat hasil dari 101 bayi baru lahir pertama yang lahir dari ibu positif COVID-19 di Rumah Sakit Anak Presbyterian Morgan Stanley di New York atau Rumah Sakit Presbyterian Allen New York. Bayi-bayi ini lahir antara 13 Maret dan 24 April 2020, waktu kritis dan puncak wabah virus di daerah tersebut.
Sebagian besar bayi yang baru lahir tinggal sekamar dengan ibunya, meskipun beberapa dirawat di NICU karena masalah kesehatan yang tidak terkait Covid-19. Bayi yang tinggal bersama ibunya ditempatkan di boks pelindung setidaknya enam kaki dari tempat tidur ibunya saat beristirahat.
Para ibu sangat dianjurkan untuk melakukan kontak skin to skin dan langsung menyusui, tetapi disarankan untuk melakukannya dengan menggunakan masker serta mencuci tangan dan payudara dengan sabun dan air sebelum melakukannya.
Dari 101 bayi, hanya dua bayi yang baru lahir yang dinyatakan positif Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala. Tidak diketahui bagaimana mereka menjadi terinfeksi, karena tidak ada yang terlahir positif.