Mama Wajib Tahu, 5 Macam Intervensi Medis saat Proses Persalinan
Apakah intervensi ini benar-benar dibutuhkan?
8 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap wanita menginginkan persalinan dan pengalaman kelahiran terbaik. Ini termasuk menghindari intervensi persalinan yang tidak diperlukan, terutama jika Mama menginginkan persalinan normal.
Sebagian berpikir mungkin tidak masalah jika dokter melakukan intervensi saat persalinan. Namun setiap intervensi yang sebenarnya tidak diperlukan dapat menempatkan Mama pada risiko tertentu.
Setiap persalinan unik dan berbeda satu dengan yang lain. Tidak ada yang dapat meramalkan dengan persis bagaimana persalinan akan berjalan. Namun, ini tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan intervensi yang tidak perlu.
Intinya, gunakan intervensi dengan bijaksana. Agar dapat mengambil keputusan dengan tepat dan menghindari intervensi yang tidak perlu, Mama perlu mengetahui macam-macam intervensi.
Berikut rangkuman Popmama.com mengenai lima macam intervensi saat proses persalinan.
1. Induksi
Induksi adalah salah satu intervensi persalinan yang paling umum direkomendasikan ketika sebenarnya tidak diperlukan secara medis. Entah itu alasannya karena Mama sudah melewati hari perkiraan kelahiran, bayi terlalu besar, atau dokter memiliki jadwal yang padat. Biasanya induksi lebih mudah diputuskan dibandingkan intervensi lain.
Alasan lain untuk dilakukannya induksi adalah tingkat cairan yang rendah. Pastikan untuk tetap terhidrasi dengan baik sepanjang kehamilan, tetapi terutama selama empat minggu terakhir sebelum persalinan.
Faktanya, induksi adalah intervensi serius yang harus didiskusikan panjang lebar dengan dokter.
Meskipun Mama tidak mengetahui mengenai apa yang memicu persalinan, namun sinyal dari paru-paru bayi berperan dalam memulai proses persalinan. Oleh karena itu, induksi persalinan, bahkan jika menggunakan metode induksi alami, dapat menimbulkan masalah jika bayi dan ibu belum siap.
Terkadang induksi diperlukan ketika bayi atau ibu dalam bahaya.
2. Pemantauan janin elektronik (EFM)
Intervensi persalinan yang umum lainnya adalah pemantauan janin terus menerus dengan menggunakan perangkat elektronik. Pemantauan janin elektronik (EFM) mungkin tampak tidak berbahaya. Faktanya, EFM berkelanjutan dikaitkan dengan peningkatan penggunaan obat penghilang rasa sakit, operasi caesar, dan kelahiran normal.
Dalam ulasan Cochrane, EFM berkelanjutan telah terbukti mengurangi kejang pada bayi baru lahir (kejadian yang jarang terjadi) tetapi tidak mengurangi risiko cerebral palsy, kematian bayi, skor apgar rendah, gas darah tali pusat, atau kerusakan otak karena oksigen rendah.
Editors' Pick
3. Pitocin
Pitocin biasanya disarankan ketika metode induksi lainnya tidak bekerja dengan efektif.
Pitocin adalah oksitosin sintetis, hormon yang memberi sinyal rahim untuk mulai berkontraksi. Ketika persalinan tidak berjalan secepat yang diinginkan oleh dokter (terutama setelah induksi), pitocin sering digunakan.
Namun ini tidak bekerja secara alami seperti oksitosin alami, yang berarti tubuh tidak akan merespons dengan cara yang sama dengan mengirimkan endorfin pembunuh rasa sakit alami.
Jadi persalinan dengan pitocin memiliki potensi untuk terasa lebih menyakitkan. Ini juga dapat membahayakan janin karena kontraksi diatur secara buatan dan bayi tidak dapat memperlambatnya jika persalinan menjadi terlalu stres. Yang akhirnya dapat menyebabkan operasi caesar darurat.
4. Epidural
Kadang-kadang ketika pitocin digunakan dan kontraksi jauh lebih menyakitkan daripada biasanya, seorang ibu membutuhkan pereda nyeri agar bisa bertahan. Sayangnya epidural memiliki risiko sendiri.
Epidural mengganggu kerja normal hormon. Oksitosin tidak dirilis untuk membuat kontraksi dan memberi sinyal endorfin sehingga Mama membutuhkan lebih banyak pitocin untuk melanjutkan persalinan. Bayi mungkin menjadi stres. Selain itu, kebebasan bergerak biasanya terhambat. Sehingga terjadi pembatasan posisi pada Mama, yang akan memengaruhi kemampuan bayi untuk menavigasi.
Jika dilatasi tidak berhenti dan bayi melanjutkan proses menuju jalan lahirnya, mungkin akan lebih sulit bagi ibu untuk mendorong, karena mati rasa. Beberapa dokter akan menolak epidural sehingga ibu dapat merasakan kapan harus mengejan.
5. Operasi caesar
Operasi caesar dapat menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Namun, operasi yang tidak perlu dapat menyebabkan efek negatif. Efeknya seperti infeksi, terjadi perdarahan, pembekuan darah, cedera saat pembedahan, atau Mama mengalami reaksi anastesi. Selain itu bayi juga berisiko seperti kulit tergores atau mengalami gangguan pernapasan karena paru-paru belum sempurna.
Jika Mama atau bayi tidak dalam situasi yang mengancam keselamatan, Mama dapat mencoba terus dan lihat apakah bayi membuat kemajuan. Coba ubah posisi, berjalan, atau jongkok.
Pastikan juga Mama melakukan latihan maksimal selama kehamilan untuk mendapatkan bayi di posisi terbaik untuk lahir.
Bagaimana Cara Menghindari Intervensi yang Tidak Diperlukan?
Menghindari intervensi persalinan yang tidak perlu akan memberi Mama peluang terbaik untuk kelahiran pervaginam yang tidak diobati. Namun jangan menyalahkan diri sendiri jika Mama membutuhkan 1-2 intervensi, selama Mama dan bayi baik-baik saja pada akhirnya.
- Kembangkan keyakinan dan pemahaman tentang kelahiran. Ketakutan akan kelahiran adalah salah satu alasan terbesar mengapa wanita membutuhkan intervensi persalinan. Ketakutan pada kemungkinan menunda kelahiran dan bisa membuatnya lebih menyakitkan.
- Percayalah bahwa tubuh mama secara alami dapat melahirkan. Percayalah bahwa alam akan mengambil jalannya. Menjadi positif. Harapkan yang terbaik. Dan percayalah bahwa tim kelahiran akan membantu Mama membuat pilihan yang tepat jika timbul komplikasi.
Fakta bahwa Mama telah membaca seluruh artikel ini adalah indikator yang baik bahwa Mama sedang mempersiapkan persalinan. Nah, ayo dipertahankan! Gali informasi sebanyak mungkin, kumpulkan tim medis yang bagus, dan bersiaplah untuk persalinan.
Itulah lima intervensi medis yang mungkin dilakukan saat proses persalinan. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.
Baca juga:
- 7 Tips Jitu untuk Mengatasi Rasa Cemas Selama kehamilan
- 5 Hal Penting yang Harus Diketahui oleh Wanita Hamil
- 6 Jenis Makanan dan Minuman untuk Merangsang Persalinan Saat Hamil Tua