Mengalami Efek Samping saat Melepas Kontrasepsi, Apakah ini Normal?
Kenali beberapa efek samping setelah melepas alat kontrasepsi, Ma
25 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat Mama berencana untuk hamil, salah satu yang Mama lakukan adalah menghentikan penggunaan alat kontrasepsi.
Setelah Mama melakukannya, hormon yang dihasilkan oleh kontrasepsi yang Mama gunakan akan meninggalkan tubuh dalam lima hari. Setelah itu Mama mungkin mengalami gejala yang mengejutkan, bahkan beberapa menyerupai gejala kehamilan.
Tidak perlu khawatir, ini hanyalah cara tubuh untuk mengikuti perubahan siklus alami yang ditekan oleh kontrasepsi hormonal.
Di bawah ini Popmama.com akan mengulas informasi tentang tentang beberapa gejala yang mungkin Mama alami setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi.
Bagaimana Menghentikan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal?
Metode kontrasepsi hormonal seperti pil, diafragma, atau IUD hormonal semuanya bekerja dengan mematikan sinyal hormon yang mencegah tubuh berovulasi. Setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi, sinyal hormon tersebut akan kembali aktif dan tubuh dapat berovulasi lagi, biasanya dalam satu hingga tiga bulan. Berikut cara menghentikannya:
- Jika Mama mengonsumsi pil KB, Mama dapat berhenti meminumnya kapan saja, termasuk di tengah satu pak atau siklus. Tetapi menyelesaikan paket saat ini sebelum berhenti mungkin membuatnya lebih mudah untuk memprediksi kapan periode berikutnya akan datang.
- Jika menggunakan IUD, dokter yang harus melepaskannya untuk Mama.
- Jika Mama pernah mendapatkan suntikan kontrasepsi hormonal, suntikan ini bekerja serupa dengan metode kontrasepsi hormonal lainnya. Tetapi karena satu dosis berlangsung selama tiga bulan, ini akan memakan waktu setidaknya selama itu setelah berhenti agar dapat mulai berovulasi lagi.
Editors' Pick
Bagaimana Menghentikan Penggunaan Kontrasepsi Non-Hormonal?
Pilihan kontrasepsi bebas hormon tidak memengaruhi sinyal hormon tubuh atau menghentikan berovulasi, jadi tidak banyak yang perlu dipertimbangkan saat memutuskan untuk berhenti. Jika Mama menggunakan IUD tembaga, dokterlah yang harus melepasnya.
Adapun metode lain seperti kondom, karena hanya bekerja untuk memblokir sperma saat digunakan, Mama bisa hamil kapan saja saat kondom tidak digunakan.
Efek Samping
Metode kontrasepsi hormonal seperti pil atau suntikan bekerja dengan mematikan sinyal hormon antara otak dan kelenjar pituitari dan ovarium untuk mencegah berovulasi, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Hormon-hormon itu dan proses ovulasi kembali aktif ketika Mama berhenti menggunakannya, yang dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak terduga.
Berikut beberapa gejala yang mungkin Mama alami saat berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal:
- Jerawat
Metode kontrasepsi hormonal tidak lagi memompa tubuh dengan estrogen, hormon yang memerangi kulit berminyak. Sehingga Mama rentan mengalami jerawat. Selain itu, penghentian juga menyebabkan kadar estrogen meningkat, hormon ini juga menyebabkan munculnya jerawat. Saat kembali ke siklus alami berarti hormon terus berubah. Kulit meresponnya dengan jerawat.
- Perubahan suasana hati
Beberapa dari perubahan saraf dan suasana hati mungkin akibat dari menghilangkan aliran hormon yang stabil yang disediakan oleh kontrasepsi, yang membuat emosi tetap stabil. Sekarang setelah Mama tidak menggunakannya lagi, fluktuasi hormonal berlanjut dan sangat bervariasi dari hari ke hari.
- Payudara lebih lembut dan sensitif
Payudara yang sakit sebenarnya merupakan efek samping dari ovarium yang meningkat kembali, membuat estrogen dan membangun sel telur.
- Libido meningkat
Jangan kaget jika dorongan seksual meningkat drastis setelah Mama melepas alat kontrasepsi. Meskipun penelitian telah menemukan bahwa dampaknya mungkin minimal, kontrasepsi hormonal dapat menekan libido. Dorongan seks mungkin melonjak selama ovulasi, saat Mama paling subur.
- Darah menstruasi lebih banyak
Saat pil bekerja, menstruasi teratur dengan aliran sedang dan tidak ada bercak di waktu lain dalam sebulan. Setelah Mama melepasnya, Mama mungkin melihat sedikit bercak ketika berovulasi dan sebelum menstruasi secara resmi tiba.
- Indra penciuman yang meningkat
Hidung saat hamil bukan satu-satunya pengendus sensitif. Jika Mama sudah lama tidak berovulasi, Mama mungkin akan terkejut dengan penciuman mama saat masa subur.
Faktanya, hidung perempuan yang berovulasi lebih sensitif. Ini bisa jadi karena estrogen dan progesteron memengaruhi indra penciuman, jadi karena kadar hormon tersebut berfluktuasi sepanjang bulan, kepekaan terhadap aroma mungkin berbeda.
- Siklus menjadi sedikit lebih lama, lebih pendek, atau kurang dapat diprediksi
Alat kontrasepsi membuat menstruasi datang seperti jarum jam, tetapi berhenti bisa membuat prediksi itu tidak seimbang. Tubuh memerlukan waktu beberapa bulan untuk kembali ke siklus ovulasi yang teratur setelah menghentikan penggunaan pil. Dan jika terjadi, kemungkinan besar, akan terlihat sangat mirip sebelum mulai menggunakan kontrasepsi. Jika siklus sangat tidak teratur setelah dua bulan, konsultasikan dengan dokter.
Bagaimana Mengatasi Efek Samping Ini?
Wajar jika Mama merasa sedikit tidak nyaman saat berhenti menggunakan alat kontrasepsi. Kabar baiknya adalah tubuh akan menyesuaikan dengan cukup cepat, biasanya dalam beberapa minggu.
Sementara itu, cobalah jaga kesehatan. Stres dapat memengaruhi siklus dan pada akhirnya, memperburuk gejala tidak menyenangkan yang mungkin dihadapi. Relaks dan lakukan perawatan diri sementara tubuh menyesuaikan diri.
Bersikaplah terbuka dengan suami tentang apa yang Mama rasakan juga, sehingga mereka dapat membantu mendukung Mama sebaik mungkin.
Apakah Mama Harus ke Dokter?
Wajar jika Mama merasa tidak seperti diri sendiri dalam beberapa minggu pertama setelah menghentikan penggunaan pil atau alat kontrasepsi hormonal lainnya. Tetapi Mama harus memberi tahu dokter jika belum mendapatkan menstruasi setelah tiga bulan, karena itu bisa menjadi tanda bahwa tubuh tidak berovulasi sebagaimana mestinya.
Selain ini, diskusikan dengan dokter jika Mama mengalami gejala berikut:
- Darah pada menstruasi sangat banyak sehingga membuat Mama harus mengganti pembalut lebih sering dari biasanya.
- Terdapat gumpalan yang lebih besar dari koin saat menstruasi.
- Menstruasi yang berlangsung selama lebih dari tujuh hari.
- Kram perut yang parah atau terus-menerus.
- Kelelahan atau sesak napas.
- Siklus yang sangat tidak teratur.
Itulah beberapa efek samping setelah menghentikan alat kontrasepsi. Meski efek sampingnya tidak menyenangkan, ini berarti tubuh mama sedang menyesuaikan diri dan kembali ke siklus normal. Jika itu terjadi, Mama berada di jalur yang benar dan siap untuk hamil.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- 10 Jenis Metode Kontrasepsi, Mana yang Paling Cocok untuk Mama?
- Efektivitas Penggunaan Alat Kontrasepsi Diafragma, Kondom untuk Wanita
- Hati-hati, 5 Obat ini Dapat Mengganggu Kesuburan Pria dan Wanita