Lebih Menyakitkan, Ini Cara Mengatasi Nyeri Induksi Persalinan
Induksi persalinan terkadang dibutuhkan dan biasanya lebih menimbulkan rasa sakit
31 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua ibu hamil pasti mengharapkan proses persalinan berjalan lancar, salah satunya adalah melahirkan tanpa diinduksi. Induksi pada persalinan adalah prosedur medis yang dilakukan guna merangsang kontraksi rahim. Kontraksi yang biasanya terjadi secara alami dengan sendirinya, distimulasi dengan bantuan induksi.
Induksi persalinan biasanya menimbulkan rasa sakit yang lebih besar jika dibandingkan dengan persalinan tanpa induksi. Bagaimana cara mengatasinya?
Berikut Popmama.com akan mengulas mengenai kapan Mama membutuhkan induksi persalinan, mengapa rasa nyeri terasa lebih menyakitkan, dan bagaimana cara mengatasi nyeri induksi persalinan. Yuk, simak ulasan berikut ini, Ma.
Kapan Induksi Persalinan Dibutuhkan?
Induksi tidak selalu dilakukan pada setiap persalinan. Ada kondisi tertentu yang mengharuskan Mama harus menjalaninya.
Dilansir National Health Services UK, beberapa faktor yang menentukan apakah Mama memerlukan induksi di antaranya yakni ketika usia kehamilan Mama sudah lebih dari 42 minggu namun kontraksi tidak kunjung datang.
Kondisi ini dianggap membahayakan nyawa mama dan si Kecil, sehingga proses induksi pun akan dianjurkan untuk dilakukan.
Saat kantung ketuban sudah pecah di awal namun kontraksi tak kunjung datang, biasanya induksi juga akan dilakukan. Kondisi cairan ketuban yang terlalu sedikit alias oligohidramnion juga kerap menjadi alasan induksi dilakukan.
Selain itu, kondisi kesehatan mama juga kerap menjadi bahan pertimbangan dokter untuk melakukan induksi. Misalnya apabila Mama memiliki kondisi medis yang berisiko bagi persalinan, seperti hipertensi dan diabetes gestasional.
Editors' Pick
Rasa Nyeri setelah Induksi Lebih Terasa
Proses persalinan yang melalui induksi biasanya lebih menyakitkan dibandingkan yang alami. Sebagian besar perempuan yang menjalani induksi selanjutnya akan meminta epidural alias pereda nyeri.
Hal ini karena rasa nyeri yang timbul akan terasa lebih hebat. Efek tersebut terjadi akibat kontraksi yang dirangsang untuk muncul umumnya akan terasa lebih lama dan berat.
Namun demikian, rentang nyeri masing-masing mama berbeda. Tidak semua mama yang menjalani induksi akan memerlukan epidural, Ma.
Cara Mengatasi Rasa Nyeri yang Berlebihan
Rasa nyeri akibat induksi dapat tergantung pada metode yang digunakan dan bagaimana tubuh bereaksi terhadap intervensi. Ada yang bereaksi dengan baik sejak awal dan berkembang dengan baik menjadi persalinan aktif tanpa perlu intervensi lebih lanjut yang lebih kuat.
Berjalan-jalan dan menggunakan teknik pernapasan dapat membantu Mama melewati tahap ini. Mama bahkan mungkin bisa menggunakan kolam kelahiran untuk menghilangkan rasa sakit atau mandi jika masih di bangsal antenatal. Namun, ini akan bergantung pada mengapa Mama diinduksi dan apakah memerlukan pemantauan berkelanjutan.
Jika belum mengalami kontraksi dan sudah melewati hari perkiraan lahir, memecahkan ketuban dapat menyebabkan kontraksi dimulai. Ini dapat meningkatkan intensitas kontraksi. Pada saat inilah Mama mungkin membutuhkan pereda nyeri.
Induksi dengan tetes sintosinon (oksitosin buatan) cenderung lebih intens dan menyakitkan daripada persalinan alami tanpa induksi sebagai respons terhadap prostaglandin atau ketuban pecah. Jika Mama mendapatkan induksi ini, Mama mungkin membutuhkan epidural pada saat yang sama.
Efek Samping Induksi Persalinan
Meski induksi bisa merangsang terjadinya kontraksi, ternyata ada efek samping dari induksi persalinan yang bisa Mama dan janin dalam kandungan alami.
Beberapa efek samping induksi persalinan bagi Mama dan janin dalam kandungan di antaranya:
- Efek samping induksi persalinan salah satunya adalah dapat membuat janin dalam kandungan menjadi stres, Ma. Hal ini karena obat yang digunakan saat induksi dapat merangsang kontraksi sehingga memungkinkan kontraksi yang Mama alami menjadi terlalu kuat dan terlalu sering dalam waktu yang cukup panjang.
- Induksi yang gagal bisa menyebabkan terjadinya prolapse tali pusar. Ini merupakan kondisi di mana dua tali pusar berada mendahului kepala bayi. Kondisi ini bisa menyebabkan pasokan oksigen terganggu
- Meningkatkan risiko otot rahim tidak berkontraksi setelah persalinan lho Ma. Mama harus waspada karena ini bisa menyebabkan terjadinya perdarahan serius setelah bayi lahir atau pasca melahirkan.
- Menyebabkan rahim robek atau pecah. Ini karena janin bergerak secara berlebihan sehingga bayi keluar dari dinding rahim dan masuk ke rongga perut. Namun kondisi ini jarang terjadi, Ma.
- Infeksi.
Demikian pemaparan mengenai cara mengatasi nyeri induksi persalinan. Meski memiliki beberapa risiko, induksi dibutuhkan dalam kondisi tertentu untuk menyelamatkan Mama dan bayi. Diskusikan dengan dokter mengenai kemungkinan induksi persalinan dan risikonya bagi Mama dan janin yang dikandung. Mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan dokter akan membuat Mama lebih yakin dan percaya diri jelang persalinan.
Baca juga:
- 4 Alasan Mengapa Mama Tidak Mendapatkan Epidural Saat Bersalin
- Mama Wajib Tahu, 5 Macam Intervensi Medis saat Proses Persalinan
- Harus Paham! Inilah Teknik Proses Induksi saat Melahirkan