Normalkah Masih Mengalami Kontraksi setelah Melahirkan?
Bukan cuma saat bersalin, sebagian ibu masih mengalami kontraksi bahkan hingga setelah melahirkan
19 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika Mama mengalami kontraksi setelah melahirkan, jangan panik. Tubuh secara alami mengetahui cara untuk pulih. Kontraksi ini tidak seperti kontraksi yang Mama alami selama persalinan.
Tidak seperti kontraksi persalinan, kontraksi yang dialami setelah melahirkan membantu rahim mengecil ke ukuran aslinya dan mencegah tubuh mengeluarkan terlalu banyak darah setelah melahirkan.
Rasa nyeri akibat kontraksi dapat menyerupai kram menstruasi, namun nyeri yang muncul terkadang terasa tajam dan berat.
Sampai kapan rasa nyeri ini berlanjut? Simak ulasan mengenai penyebab kontraksi setelah melahirkan dan cara mengatasinya pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.
1. Rahim yang menyusut
Salah satu penyebab kontraksi setelah melahirkan dikarenakan ramim yang menyusut.
Meskipun banyak calon mama belum pernah mendengar tentang rasa sakit setelahnya, sebagian besar kelas persalinan mendiskusikannya. Nyeri susulan adalah kontraksi yang terjadi setelah persalinan. Kontraksi ini menandakan proses involusi, proses penyusutan rahim kembali ke ukuran dan bentuk sebelum kehamilan.
Rahim menghabiskan sembilan bulan terakhir tumbuh hampir 25 kali ukuran aslinya. Perhatikan bahwa Mama mungkin masih terlihat hamil setelah melahirkan, hingga rahim kembali ke ukuran normalnya. Kontraksi yang Mama rasakan setelah melahirkan membantunya menyusut kembali, meskipun tidak akan sekecil aslinya.
Meskipun butuh waktu sekitar 40 minggu untuk rahim mengembang, proses sebaliknya terjadi relatif lebih cepat, dalam waktu hanya sekitar empat hingga enam minggu.
Editors' Pick
2. Rahim menghentikan perdarahan
Saat melahirkan, Mama akan mengeluarkan banyak darah karena rahim harus mengeluarkan bayi, plasenta, dan sisa-sisa jaringan di dalam rahim. Untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan tersebut, rahim berkontraksi.
Selain itu, kontraksi rahim setelah bersalin juga bertujuan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi akibat lepasnya jaringan plasenta dari dalam rahim. Ini dikenal juga dengan sebutan perdarahan nifas.
3. Pengaruh hormon menyusui
Setelah melahirkan, Mama memasuki masa menyusui. Saat menyusui, kontraksi rahim akan lebih terasa karena adanya produksi hormon oksitosin. Ini adalah hormon yang mengatur keluarnya ASI. Namun, seiring berjalannya waktu, hormon ini akan berkurang dan tidak lagi menimbulkan nyeri akibat kontraksi rahim.
Meskipun rasa sakit setelahnya bukanlah alasan untuk khawatir, rasa sakit tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Tingkat rasa sakit yang dialami setiap ibu berbeda-beda, Ma. Jika ini bukan bayi pertama, rasa sakit yang Mama rasakan mungkin lebih parah dari yang Mama alami selama kehamilan sebelumnya.
Terlepas dari apakah ini adalah kelahiran pertama atau bukan, Mama mungkin akan merasakan sakit paling kuat selama beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Cara Meringankan Rasa Sakit
Agar lebih nyaman, Mama dapat melakukan beberapa hal untuk mengatasinya, seperti mengganjal perut dengan bantal, mengompres perut dengan air hangat, hindari menunda buang air kecil, serta mengonsumsi pereda nyeri. Untuk konsumsi obat pereda nyeri, diskusikan dulu dengan dokter ya, Ma.
Jangan khawatir jika Mama tidak merasakan nyeri setelahnya. Tidak semua ibu yang baru melahirkan akan mengalaminya. Ini tidak berarti rahim tidak sembuh atau menyusut. Jika Mama khawatir rahim tidak kembali ke ukuran semula, mintalah perawat untuk mengajari bagaimana merasakan rahim. Dengan cara ini Mama dapat memeriksa perkembangannya.
Itulah penyebab kontraksi setelah melahirkan. Konsultasikan dengan dokter atau bidan jika Mama mengalami rasa sakit yang berlebihan, terus-menerus, atau makin memburuk.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.
Baca juga:
- 6 Hal yang Harus Dipersiapkan Jelang Persalinan Saat Pandemi Covid-19
- 9 Tips untuk Melewati Masa Nifas di Tengah Pandemi Covid-19
- 6 Tradisi Unik dan Tidak Biasa untuk Ibu yang Baru Melahirkan di Korea