Perdarahan Berlebih saat Persalinan, Waspada Sindrom Sheehan!
Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan oksigen dan hormon terganggu
30 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain berharap agar janin sehat, persalinan yang lancar juga menjadi keinginan setiap calon Mama. Namun persalinan merupakan suatu proses yang rumit dan tidak dapat diprediksi.
Setelah melahirkan, Mama biasanya mengalami perdarahan. Ini normal. Namun, jika Mama mengalami perdarahan berlebihan, bisa jadi Mama mengalami sindrom sheehan.
Ini adalah kondisi medis yang memengaruhi seorang perempuan yang kehilangan banyak darah saat melahirkan atau memiliki tekanan darah rendah selama dan setelah persalinan. Kondisi ini dapat membuat tubuh kehilangan oksigen.
Kekurangan oksigen yang menyebabkan kerusakan pada kelenjar pituitari. Ini adalah organ kecil yang berada di bawah otak. Walau ukurannya kecil, fungsi kelenjar pituitari sangatlah besar. Kelenjar ini bertugas menghasilkan hormon yang membantu mengendalikan banyak proses dan fungsi organ pada tubuh.
Apa penyebab seseorang mengalami sindrom sheehan dan apakah kondisi ini dapat dicegah? Jawabannya ada pada ulasan Popmama.com berikut ini ya, Ma.
Apa itu Sindrom Sheehan?
Sindrom sheehan juga dikenal sebagai hipopituitarisme postpartum. Penyakit ini berkembang karena nekrosis hipofisis iskemik akibat perdarahan uterus. Kehilangan darah berlebih setelah persalinan menyebabkan kematian jaringan di kelenjar pituitari.
Saat tekanan darah menurun selama atau setelah persalinan, kelenjar pituitari kekurangan darah dan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Kelenjar pituitari atau 'kelenjar utama' terletak di dasar otak dan merupakan bagian dari sistem endokrin. Kelenjar pituitari mengeluarkan hormon tertentu yang memengaruhi organ lain seperti ginjal, tiroid, dan rahim.
Editors' Pick
Apa Penyebabnya?
Penghancuran sel kelenjar hipofisis anterior akibat kelaparan oksigen, terutama pada saat melahirkan, dianggap sebagai penyebab utama sindrom sheehan.
Adanya koagulasi intravaskular diseminata juga tampaknya menjadi faktor dalam perkembangan kondisi ini.
Kelenjar pituitari mengatur sisa sistem endokrin, yang bertanggung jawab untuk memberi isyarat pada kelenjar lain untuk menaikkan atau mengurangi produksi hormon yang mengontrol proses vital seperti kesuburan, tekanan darah, metabolisme, dan produksi ASI.
Kelenjar pituitari gagal menghasilkan salah satu hormon ini, mereka dapat menyebabkan berbagai jenis masalah di seluruh tubuh.
Setiap kondisi yang meningkatkan risiko perdarahan hebat atau tekanan darah rendah saat melahirkan dapat meningkatkan risiko sindrom sheehan. Risiko utama adalah pada kehamilan kembar atau memiliki kelainan plasenta seperti plasenta akreta atau plasenta previa.
Gejala Sindrom Sheehan
Gejala sindrom sheehan dapat bervariasi pada tiap orang dan mungkin tidak terdeteksi secara dini. Dalam kasus yang lebih jarang dan lebih serius, gejala muncul dengan sendirinya tepat setelah melahirkan. Beberapa gejala yang umum adalah:
- Kulit kering,
- penuaan dini,
- kelelahan,
- kehilangan rambut ketiak dan kemaluan,
- kerutan di sekitar bibir dan mata,
- sembelit,
- menstruasi tidak teratur atau oligomenore,
- penipisan lapisan vagina,
- kekuatan otot lemah,
- penambahan atau penurunan berat badan,
- kehilangan pigmentasi,
- libido menurun (kurang tertarik pada seks),
- sembelit,
- sensitivitas insulin,
- ketidakmampuan untuk melanjutkan menstruasi (amenore),
- tekanan darah rendah,
- ukuran payudara mengecil,
- takikardia atau detak jantung tidak teratur atau cepat,
- ketidakmampuan untuk menyusui karena ASI tidak dapat diproduksi tubuh,
- diabetes insipidus (ginjal menghasilkan jumlah urin yang tidak normal).
Komplikasi
Karena hormon hipofisis mengontrol banyak aspek metabolisme tubuh, sindrom sheehan dapat menyebabkan komplikasi yang meliputi:
- Ketidakteraturan dalam siklus menstruasi.
- Krisis adrenal (kelenjar adrenal melepaskan hormon kortisol dalam jumlah yang sangat sedikit).
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
- Tekanan darah rendah.
Komplikasi yang paling serius adalah krisis adrenal, yang biasanya terjadi ketika tubuh berada di bawah tekanan ekstrim seperti pembedahan atau penyakit serius lainnya. Selama itu, kelenjar adrenal menghasilkan terlalu sedikit hormon stres (kortisol) yang kuat. Hal ini tiba-tiba dan mengancam jiwa. Keadaan selanjutnya dapat menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah, koma, syok, atau bahkan kematian.
Terapi penggantian hormon seumur hidup digunakan untuk mengobati sindrom sheehan seperti halnya hipopituitarisme biasa. Dalam kasus seperti itu, kadar hormon pada pasien dievaluasi untuk menentukan apakah pasien memerlukan terapi penggantian hormon, karena kondisi tiap orang berbeda.
Apakah Kondisi Ini Dapat Dicegah?
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Mama memiliki sindrom sheehan karena hidup dengan sindrom sheehan yang tidak diobati dapat mengancam jiwa.
Terapi penggantian hormon membentuk dasar utama pengobatan karena cukup berhasil. Untuk perempuan yang memiliki sindrom sheehan tetapi ingin hamil , mereka harus mendiskusikan pilihan kesuburan mereka secara ekstensif dengan ginekolog mereka atau bahkan berkonsultasi dengan ahli endokrin reproduksi yang berspesialisasi dalam kesuburan.
Tindakan efektif untuk pencegahan utama berupa pemantauan perinatal, pencegahan komplikasi terkait kehamilan, kesadaran ibu tentang sindrom dan risiko serta faktor penyebabnya, dan tindak lanjut pasca nifas.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan dalam praktik kedokteran, frekuensi sindrom sheehan pasti menurun di seluruh dunia karena semakin jarang terjadi di kalangan perempuan. Namun bila Mama mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Itulah beberapa informasi mengenai sindrom sheehan pada ibu melahirkan. Semoga persalinannya berjalan dengan lancar, Ma!
Baca juga:
- Ini Pengaruh Kepribadian Terhadap Proses Persalinan, Cek Faktanya!
- Mama Wajib Tahu, 5 Macam Intervensi Medis saat Proses Persalinan
- Inversio Uteri, Rahim Turun dan Berputar Akibat Komplikasi Persalinan