Melahirkan Bayi Laki-Laki Lebih Sakit, Mitos atau Fakta?
Apakah jenis kelamin bayi menentukan sakit atau tidaknya persalinan? Yuk, kulik faktanya, Ma!
13 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki trimester ketiga, Mama mulai bersiap untuk menghadapi proses persalinan dan melahirkan. Banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat seputar persalinan. Mitos tersebut harus dipastikan kebenarannya, karena mempercayai mitos tanpa memeriksa kembali faktanya dapat membahayakan Mama dan janin.
Salah satunya adalah mitos yang menyebutkan bahwa melahirkan bayi laki-laki lebih sakit ketimbang bayi perempuan. Apakah mitos ini dapat dipercaya? Apakah benar jenis kelamin menentukan sakit atau tidaknya persalinan?
Yuk, temukan jawabannya pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma!
Benarkah Jenis Kelamin Menentukan Sakit atau Tidaknya Persalinan?
Proses persalinan dimulai dengan kontraksi, terutama jika Mama melakukan persalinan normal. Kontraksi ini dikendalikan hormon oksitosin dan prostaglandin, kedua hormon inilah yang menjadi penyebab Mama merasakan sakit.
Jadi, baik itu melahirkan bayi laki-laki atau perempuan, Mama tetap akan merasakan sakit yang sama yang disebabkan oleh hormon. Namun ada penelitian yang memaparkan soal risiko dan waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan bayi laki-laki, Ma.
Editors' Pick
Penelitian Mengungkapkan Melahirkan Bayi Perempuan Lebih Mudah
Sebuah penelitian di Spanyol mengungkapkan bahwa melahirkan bayi perempuanlebih mudah dibanding bayi laki-laki. Alasannya adalah bayi perempuan lebih mampu mengatasi stres di dalam rahim dibandingkan dengan bayi laki-laki, Ma.
Kondisi inilah yang menyebabkan proses persalinan dan melahirkan bayi perempuan menjadi lebih mudah jika dibandingkan dengan bayi laki-laki.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa janin perempuan memiliki pertahanan antioksidan yang lebih besar dibanding janin laki-laki. Pertahanan inilah yang membuat janin mampu menghadapi gangguan pada kondisi rahim.
Risiko Mengandung Janin Laki-Laki
Meski rasa sakit saat persalinan tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin, ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa kehamilan bayi laki-laki berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti diabetes gestasional, kelahiran prematur, dan preeklampsia. Kondisi ini secara tidak langsung juga akan meningkatkan risiko terjadinya kesulitan saat persalinan, Ma.
Sebuah studi lain yang dilakukan pada 2014 menunjukkan bahwa janin perempuan berisiko kecil memiliki masalah ketika ia berada di dalam kandungan. Hal ini disebabkan janin laki-laki yang bertumbuh terlalu cepat sehingga menempatkan janin laki-laki berisiko yang lebih tinggi untuk mengalami kekurangan gizi.
Mama tidak perlu khawatir, selama Mama selalu melakukan pola hidup sehat serta rutin memeriksakan kandungan, semuanya akan baik-baik saja.
Tips untuk Meringankan Rasa Sakit saat Bersalin
Rasa sakit saat bersalin tidak dapat dihindari, Ma. Ini disebabkan oleh timbulnya rasa sakit diakibatkan oleh pembukaan serviks dan kontraksi otot-otot rahim untuk mengeluarkan bayi dari kandungan.
Tetapi ada beberapa cara yang dapat Mama lakukan untuk mengurangi rasa sakitnya, lho. Berikut caranya:
- Ikuti senam hamil, yoga, hipnosis, akupunktur, dan akupresur saat hamil.
- Cobalah untuk memperbanyak berdiri atau berjalan pelan selama menunggu pembukaan karena ini dinilai dapat membantu mempercepat proses persalinan.
- Lakukan kegiatan yang dapat mengalihkan fokus akan rasa sakit, seperti meditasi, mendengarkan lagu, atau mengobrol dengan suami.
- Kompres area antara liang vagina dan anus (perineum) menggunakan air hangat atau berendamlah dengan air hangat.
- Lakukan pijat bawah punggung untuk mengurangi rasa nyeri dan lakukan teknik pernapasan setiap kali merasakan kontraksi.
Apa pun jenis kelamin janin yang dikandung mama, rasa sakit selama persalinan akan tetap ada. Jadi, jangan berkecil hati jika Mama mengandung bayi laki-laki. Tidak perlu juga terlalu memikirkan mitos melahirkan bayi laki-laki lebih menyakitkan yang banyak dipercaya. Semuanya dapat diatasi dengan pola hidup sehat dan pemeriksaan kandungan secara rutin untuk menghindari komplikasi, Ma.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Ini Dia, Ma, 7 Manfaat Prenatal Yoga Bagi Ibu Hamil
- Kapan Mama Harus Bergegas ke Rumah Sakit untuk Bersalin?
- 4 Alasan Mengapa Mama Tidak Mendapatkan Epidural Saat Bersalin