Sering Terjadi, Mengapa Keguguran Jarang Dibicarakan secara Terbuka?
Membicarakan soal pengalaman keguguran dan apa yang dirasakan sangat penting, Ma
1 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini kita membaca berita mengenai keguguran yang dialami oleh figur publik seperti Chrissy Teigen dan Meghan Markle.
Chrissy Teigen mengungkapkan bahwa ia telah mengalami apa yang hanya didengar oleh banyak orangtua, tetapi tidak pernah berharap untuk mengalami sendiri. Sekitar setengah dari masa kehamilannya, Teigen, yang menghabiskan satu bulan untuk istirahat di tempat tidur karena perdarahan dan dirawat di rumah sakit karena pendarahan terus menerus, mengalami keguguran. Chrissy dan John akhirnya mengalami tragedi kehilangan bayi yang diinginkan.
Faktanya, sekitar 20 persen kehamilan yang dikonfirmasi mengalami kegugura, dan beberapa ahli mengungkapkan bahwa jumlah keguguran secara keseluruhan mungkin jauh lebih tinggi. Biasanya karena kehamilan seringkali dapat berakhir bahkan sebelum seseorang mengetahui bahwa mereka hamil.
Chrissy Teigen dan Meghan Markle terbuka soal keguguran yang dialaminya. Padahal, banyak keguguran tidak dibahas karena terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, yang seringkali bahkan berminggu-minggu sebelum orang mengungkapkan bahwa mereka hamil. Selain itu, tidak sedikit juga yang menutupi soal keguguran yang dialami. Salah satu alasannya mungkin tidak ingin terluka lebih dalam ketika membahasnya.
Mengapa kita tidak berbicara soal keguguran? Apakah membahasnya secara terbuka ini penting? Kali ini Popmama.com akan membahas soal pentingnya terbuka soal keguguran yang dialami.
Mengapa Kita Tidak Berbicara tentang Keguguran?
Salah satu bagian dari memahami cara kita membicarakan, atau lebih tepatnya, sering tidak membicarakan tentang keguguran adalah memahami dan mengetahui bahwa kehilangan kehamilan adalah fenomena yang relatif modern.
Sebelum tahun 1960-an, sebelum orang yang bisa hamil mendapatkan kontrasepsi dan obat pengontrol kesuburan, kehamilan sering kali tidak dikonfirmasi sampai sangat terlihat dan keguguran dapat dianggap sebagai periode yang sangat berat, sampai titik tertentu.
Ditambah lagi, sebelum adanya metode KB untuk mengontrol kehamilan atau mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan, jauh lebih sedikit kehamilan yang direncanakan dan beberapa kadang tidak diinginkan. Sampai orangtua mulai memiliki kendali atas kapan mereka bisa hamil, kehilangan kehamilan terasa jauh lebih tidak memilukan secara emosional.
Selain itu, bagi sebagian orang, membicarakan soal keguguran akan menambah kesedihan sehingga memutuskan untuk tidak membahasnya.
Editors' Pick
Tidak Tahu Cara Berduka yang Tepat
Jelas, perubahan perasaan kita tentang keguguran dapat dimengerti, karena sekarang kita dapat mendeteksi kehamilan lebih awal dan lebih sering berhasil.
Tetapi karena perubahan itu, orang sering berduka atas keguguran mereka bahkan sebelum orang lain tahu bahwa mereka hamil. Hal ini membuat keguguran menjadi sangat pribadi dan membuat mereka yang mengalaminya menjadi terisolasi.
Setiap ibu dapat berbicara tentang kehamilan mereka kapan dan bagaimana mereka menginginkannya. Tetapi sulit untuk melakukannya jika tidak ada orang yang dapat diajak bicara. Selain itu, bagi sebagian orang, keguguran membuat mereka merasa gagal dalam upaya memiliki bayi.