Stop Mom Shaming pada Pilihan Ibu Mengenai Cara Menyusui Bayinya
Menyusui dengan ASI atau susu formula merupakan pilihan setiap ibu dan ada alasan kuat di baliknya
9 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama enam bulan pertama, bayi mendapatkan nutrisi utamanya melalui ASI. Namun karena beberapa alasan, sebagian ibu tidak dapat menyusui bayinya. Tidak jarang ini mengundang banyak komentar, baik yang mendukung atau yang mencemooh.
Apakah Mama juga termasuk yang mendapatkan komentar negatif mengenai bagaimana cara Mama memberikan makan untuk si Kecil?
Menyusui memberikan banyak manfaat untuk bayi dan Mama. Namun, karena beberapa alasan, ada sebagian orangtua yang harus menggunakan susu formula untuk menyusui bayinya. Karena menyusui adalah masalah emosional dan terkait dengan identitas seorang ibu, perbedaan cara memberikan makan seringkali menimbulkan stres.
Tambahan stres adalah hal terakhir yang kita semua butuhkan, terutama selama pandemi seperti sekarang ini. Yuk, hentikan perdebatan soal cara menyusui bayi, baik itu dengan ASI atau susu formula.
Berikut Popmama.com rangkum bahaya mom shaming untuk ibu menyusui.
Tekanan untuk Menyusui Itu Nyata
Seperti yang Mama ketahui, menyusui memberikan manfaat bagi bayi, termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu mencegah obesitas, dan menurunkan risiko diabetes tipe 1 dan tipe 2. Tetapi itu tidak berarti jika Mama tidak menyusui, maka Mama adalah orangtua yang buruk.
Courtney Jung, penulis Lactivism dan profesor ilmu politik di University of Toronto, berbagi ketika dia hamil anak pertamanya, dia mengalami tekanan kuat untuk menyusui dari ibu-ibu lain. Tekanan yang katanya berbatasan dengan "kesombongan." Ibu baru yang tidak dapat memberikan ASI eksklusif, tekanan untuk melakukannya dapat menyebabkan mereka mengalami gejala depresi pascapersalinan.
Terkadang kondisi kesehatan tertentu membuat bayi harus menerima susu formula. Bukannya formula itu lebih unggul, tetapi tentu saja tidak perlu dibenci.
Kita perlu mengubah percakapan seputar bagaimana memberi makan bayi dan dengan mempertimbangkan bahwa ada berbagai alasan seseorang akan memilih susu formula daripada ASI. Demikian juga sebaliknya.
Editors' Pick
Memahami Masalah Budaya Menyusui
Diskusi seputar menyusui dan susu formula hadir dengan serangkaian implikasi budaya, emosional, dan sejarah yang berbeda bagi banyak orangtua.
"Sejarah kami berbeda," kata Tracie Collins, seorang doula dan pendiri National Black Doulas Association (NBDA). "Selama perbudakan, bayi kami kekurangan gizi karena kami adalah pengasuh anak-anak pemilik budak dan ada pantangan untuk menyusui." Itulah sebabnya susu formula akhirnya menjadi normal di komunitas kulit hitam, kata Collins. Di beberapa negara Barat, menyusui terutama di tempat umum tidak disukai karena stigma payudara yang diseksualisasi.
Ketidaksetaraan kesehatan dan budaya selama bertahun-tahun juga berkontribusi pada keluarga yang tidak mendapatkan sumber daya dan perawatan yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat tentang ASI versus susu formula
Setiap ibu dianjurkan untuk menyusui, tetapi orang lain sebaiknya tidak menghakimi orangtua yang memilih susu formula.