400 Pejuang ASI Tembus Muri, Menyusui Terbanyak Selama 24 Jam
Peserta mengikuti 'Pelayanan Kelas Ibu Menyusui Terbanyak dan Gratis 24 Jam'
20 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Fase menyusui adalah pengalaman yang menakjubkan bagi seorang mama. Mulai dari persiapan agar ASI lancar, bangun tengah malam untuk si bayi, membangun bonding dengan anak dari hari ke hari, sampai nyeri payudara akibat puting lecet, berdarah digigit anak pun tak terhindarkan dan sudah jadi hal yang biasa dirasakan ibu menyusui.
Belum lagi kalau ada kendala seperti mengalami payudara bengkak dan jadi mastitis. Luar biasa, rasanya sakit dan bisa berefek demam bagi si Mama.
Hebatnya, banyak Pejuang ASI (Air Susu Ibu) yang tidak patah semangat dengan segala tantangan di masa menyusui. Para mama tetap ingin memberikan yang terbaik bagi sang bayi.
Terbukti deretan Pejuang ASI ini berhasil memecahkan rekor MURI karena menyusui selama 24 jam.
Berikut Popmama.com telah merangkum beritanya. Bisa jadi penyemangat nih untuk ibu menyusui lainnya!
1. Menyusui bukan sekadar memberi makan pada bayi
Memberi ASI tidak hanya perihal kegiatan bayi mengisap puting, namun juga menjadi momen yang paling menantang sekaligus menakjubkan.
Bagi orangtua baru, mungkin proses ini terasa sulit dilalui. Namun ini harus tetap dilalui karena menyusui adalah proses alami yang hanya membutuhkan kesabaran. Semua tetap diperjuangkan demi tumbuh kembang si Bayi.
Bagaimana agar proses menyusui menjadi menyenangkan? Bukan sekadar menjalani kewajiban yang tidak berkesudahan, tentu ada caranya.
2. Sukses menyusui anak hingga 2 tahun
Berangkat dari permasalahan itu, produk kesehatan ibu dan anak yang fokus pada pemenuhan nutrisi ibu menyusui atau busui, Mom Uung menyelenggarakan kegiatan edukatif Roadshow Workshop Menyusui bersama 400 ibu menyusui dan ibu hamil bertema ‘Sukses MengASIhi Hingga 2 Tahun dengan Mudah dan Happy’ secara offline di Orchardz Hotel Industri, Jakarta, pada Minggu (19/02/2023).
Acara ini didasari kepedulian dengan kesehatan mental busui yang bisa berdampak pada mutu ASI yang dihasilkan untuk anaknya.
Adapun pesertanya adalah ibu muda berusia 23-36 tahun berasal dari berbagai daerah, selain Jakarta, seperti Bandung, Cirebon, Pandeglang, Tegal, Jogja, Malang hingga Bojonegoro juga hadir.
Workshop menghadirkan narasumber kompeten seperti Uungvf (Uung Victoria Finky), Konselor Menyusui sekaligus Founder Mom Uung, dan Dokter Spesialis Laktasi dr. Elizabeth Margaretha P, CIMI.
Editors' Pick
Menyusui Bukan Sekadar Memberi Makan Bayi
Dalam paparan materi workshop Uungvf menjelaskan, menyusui bukan sekadar memberi makanan pada bayi, tetapi juga merupakan pelugasan level tertinggi cinta kasih antara ibu dan bayi.
Menurutnya, ketika ibu mendekap dan pandangan matanya tertuju pada bayi, itu dapat mendorong kasih sayang serta timbul keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan bayi.
“Sikap ini menimbulkan rasa nyaman dan aman pada bayi. Bayi merasa dimengerti dan dipenuhi kebutuhannya. Lewat ASI, bayi dan ibu juga sama-sama belajar mencintai dan merasakan nikmatnya dicintai,” ujarnya kepada ratusan ibu menyusui dan hamil, Minggu (19/2/2023).
Uungvf menyebut keuntungan menyusui jelas banyak, di antaranya dapat membantu menunda kehamilan baru sebab busui memiliki hormon prolaktin yang dapat menekan ovulasi, melindungi kesehatan ibu dari mencegah pendarahan, menekan risiko kanker serviks dan kanker payudara dan salah satu cara paling cepat menurunkan berat badan setelah melahirkan.
“ASI adalah karunia Tuhan yang luar biasa. Zat-zat gizinya lengkap, mudah dicerna, dan melindungi bayi dari infeksi. Biayanya juga lebih rendah dibanding asupan buatan,” terangnya.
3. Prolaktin dalam produksi ASI
Adapun idealnya rata-rata busui menghasilkan volume ASI sebanyak 500-800 ml per hari, bahkan ada yang mencapai 3000 ml per hari tergantung seberapa sering dikosongkan. Produksi ASI sendiri dipengaruhi oleh hormon prolaktin.
Hormon prolaktin ini lebih banyak diproduksi di malam hari, karena itu menyusui di malam hari dapat membantu menjaga pasokan ASI.
Prolaktin dapat membuat ibu menyusui merasa nyaman dan sebabnya kadang membuat ibu mengantuk.
“Karena itu ibu biasanya beristirahat dengan baik meski ia menyusui di malam hari,” ucap dr. Elizabeth.
Menciptakan suasana menyenangkan selama menyusui dapat ditunjang dengan memperdalam pengetahuan seputar menyusui. Menurutnya, semakin mengetahuinya sejak dini makan akan semakin membuat para ibu percaya diri saat menyusui. Singkirkan juga rasa gugup dan khawatir perihal ASI yang keluar sedikit atau ukuran payudara yang kecil.
“Tetaplah fokus menyusui. Sekalipun ibu memganggap dirinya tidak punya cukup ASI, nyatanya bayinya mendapatkan semua yang dibutuhkan. Hampir semua ibu dapat menghasilkan lebih dari yang bayi mereka perlukan,” jelasnya.
Oksitosin atau yang kerap disebut hormon ‘cinta’ berperan penting dalam meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi.
Oksitosin berfungsi membawa pesan kimia di otak yang berkaitan dengan perilaku ibu saat menyusui, selain mampu mengurangi tingkat stres dan gangguan kecemasan yang dialami busui. dr Elizabeth mengungkap, membayangkan dan melihat bayi dan mendengarkan suara bayi dengan kasih sayang dapat memicu peningkatan hormon oksitosin sehingga memunculkan kepercayaan diri saat menyusui.
4. Cegah stunting di 1000 hari pertama
Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030, di mana angkatan usia produktif akan mendominasi populasi penduduk dan menjadi penyangga perekonomian.
Bonus demografi yang akan dimiliki Indonesia yaitu Angkatan usia produktif (15-64 tahun) yang diprediksi mencapai 68 persen dari total populasi dan angkatan tua (65 ke atas) sekitar 9 persen. Namun potensi itu menjadi sia-sia apabila SDM mengalami stunting atau kekurangan gizi kronik.
Masa emas pencegahan stunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Karenanya, dr Elizabeth berpesan agar sejak hamil ibu-ibu harus rutin cek kehamilan ke posyandu dan minum suplemen zat Besi, memberikan ASI ekslusif dan gizi yang seimbang.
“Intinya, kita semua dapat mencegah seorang anak mengalami gizi buruk. Ingat, balita kita pasif, orang tuanya harus yang aktif memberikan pola asuh terbaik. Kegagalan sejak dini, adalah kegagalan bagi dirinya dan masa depanya,” ungkapnya.
Uungvf berharap kegiatan ini bisa mengakselerasi pemahaman yang benar kepada para mama mengenai pentingnya memberi ASI kepada anaknya, khususnya di masa-masa golden age (0-2 tahun) agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dengan baik.
“Sebab itu kami bersyukur bisa mengadakan workshop menyusui ini sebagai upaya dari Mom Uung turut serta mencerdaskan generasi baru melalui perjalanan mengASIhi hingga dua tahun, sekaligus mendukung program pemerintah untuk menekan angka stunting," ucap Uungvf.
Tak patah semangat dengan segala kendala, Uungvf di tahun 2019 mulai menjadi konselor laktasi. Semua bermula karena masalah menyusui yang ia hadapi. Dukungan dari sang suami membuatnya tetap semangat memberikan ASI kepada putra sulungnya itu dan pengalamannya ia tuliskan melalui sosial media, bahwa perjuangan menyusui juga banyak dialami ibu-ibu lainnya.
Mendapat respons baik dari pembaca, ia pun melanjutkan beragam edukasi tentang menyusui. Ia dan timnya memberikan konsultasi ibu menyusui dan konselor laktasi secara gratis. “Kami bekerja sama dengan medical educator yang merupakan para dokter laktasi untuk memberi edukasi dari segi medis,” tutur Uungvf.
5. Para Pejuang ASI berhasil mendapat rekor MURI
Jasa konsultasi berjalan setiap hari. Setiap bulannya, tercatat ada konsultasi menyusui gratis kepada 83 ribu ibu baru di seluruh Indonesia, yang berlokasi di Jalan San Antonio, Mulyorejo, Surabaya (Jawa Timur).
Karena aktif menyusui bersama, diganjar penghargaan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai ‘Pelayanan Kelas Ibu Menyusui Terbanyak dan Gratis 24 Jam’.
Pencapaian itu mendorongnya memberikan edukasi bagi ibu menyusui melalui kelas daring gratis bersama sejumlah dokter laktasi.
“Kami juga menciptakan komunitas Sahabat Pejuang ASI yang diikuti oleh ibu-ibu menyusui, selain juga memasarkan produk ASI booster yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI,” ungkap Uungvf yang juga pelopor penggunaan daun kelor dan ikan gabus untuk booster ASI ini.
Banyak cara untuk mencukupi gizi si Kecil. Semangat terus para Pejuang ASI di seluruh Indonesia.
Baca juga:
- Untuk Pelekatan yang Baik, Inilah Tips Menyusui dengan Payudara Besar
- Jerawat saat Menyusui: Penyebab, Cara Menangani, dan Pengobatannya
- Bolehkah Ibu Menyusui Makan Nanas? Jangan Lupa Atur Porsinya