Apa Itu Postpartum Psychosis? Begini Cara Mengatasinya
Postpartum psychosis, salah satu bentuk postpartum yang harus diperhatikan dan ditangani dengan baik
6 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para mama maupun calon mama harus tahu apa itu postpartum psychosis. Meski jarang terjadi, namun ini bisa menjadi penyakit yang serius bagi beberapa orang. Umumnya, gejala-gejala postpartum psychosis ini muncul secara mendadak tak lama setelah persalinan, bisa dalam hitungan hari atau minggu.
Penyakit ini pula yang disebut-sebut banyak menyebabkan seorang Mama tega menyakiti buah hatinya sendiri. Pasalnya, yang bersangkutan sudah mengalami kondisi depresi yang cukup parah. Sehingga akhirnya dia sulit membedakan hal yang benar dan salah.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasannya untuk kamu ketahui.
Editors' Pick
1. Apa itu postpartum psychosis?
Postpartum psychosis adalah gangguan mental atau bisa dibilang depresi pasca persalinan yang bisa dialami oleh seorang perempuan. Jika dibandingkan dengan baby blues maupun postpartum depression, Postpartum psychosis memiliki gejala yang lebih serius.
Banyak perempuan yang baru melahirkan yang tidak mengetahui hal ini, sehingga akhirnya mengalami dampak amat buruk.
Sebab, postpartum psychosis bisa terjadi secara tiba-tiba. Awal mula terjadi secara tiba-tiba, dan menghilangnya pun juga demikian. Akan tetapi, bila sudah terjadi maka dampak akhirnya bisa sangat menyedihkan.
Dikatakan oleh salah satu psikolog anak, Vera Itabiliana, bahwa 13 persen perempuan dari seluruh dunia berpotensi mengalami ini. Namun di negara berkembang seperti Indonesia, angkanya bisa sampai 20 persen.
Jadi, kondisi depresi semacam ini harus diwaspadai.
2. Gejala posrpartum psychosis
Jika saat ini kamu sudah memasuki kehamilan trimester ketiga perlu mengetahui bagaimana gejala postpartum psychosis, begitupun orang terdekatmu terutama suami.
Dengan begitu, kondisi yang lebih buruk dapat dihindarkan.
Secara sekilas, gejala penderita Pospartum psychosis ini mirip dengan bipolar. Secara umum, penderitanya mungkin akan mengalami hal-hal seperti:
- berhalusinasi mendengar suara atau melihat sesuatu,
- mengalami mood swings yang sangat ekstrem,
- menunjukkan perilaku maniak,
- bersikap linglung bahkan ketika bertemu keluarga atau teman,
- mengkhayal tentang sesuatu hal yang tidak logis.
Biasanya jika sudah mengalami beberapa gejala di atas, orang di sekitar akan terlebih dahulu menyadari perubahan yang terjadi. Jika sudah demikian, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
3. Cara mengatasi postpartum psychosis
Segera cari pertolongan jika kamu merasakan gejala di atas. Halusinasi-halusinasi yang muncul berpotensi bahaya bagi kesehatan bahkan keselamatan kamu dan bayi atau orang di sekitar.
Cara penanganan yang paling umum adalah dengan diberi obat antidepresan atau antipsikotik. Tentunya harus berdasarkan saran dari ahli yang mendampingi.
Bila perlu pasien yang mengalami postpartum psychosis dirawat selama beberapa waktu.
Akan tetapi, cara mengatasinya juga berbeda-beda satu sama lain, tergantung seberapa parah kondisinya.
Apabila sang Mama masih tetap ingin menyusui si Kecil, maka obat yang dikonsumsi pun harus disesuaikan agar aman untuk bayi.
Kebanyakan perempuan sembuh dari kondisi ini setelah menjalani terapi atau pengobatan selama beberapa minggu.
Itulah tadi penjelasan singkat mengenai apa itu pospartum psychosis, gejalanya dan bagaimana cara mengatasinya. Tetap waspada dan segera bicarakan dengan orang terdekat jika kamu mengalami gejalanya.
Baca juga:
- Perbedaan Postpartum Depression dengan Baby Blues
- Waspada Bahaya Postpartum Depression, Kenali 8 Tanda-tandanya
- Istri Bunuh Diri, Seorang Papa Kampanye Peduli Postpartum Psychosis