Melahirkan dengan Bantuan Forceps, Ketahui Persiapan dan Risikonya
Konsultasikan dulu dengan dokkter kandungan ya, Ma
26 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Forceps adalah alat yang biasa digunakan utuk membantu proses persalinan saat mengeluarkan bayi karena durasi mengejan yang sudah terlalu lama dan sang mama sudah meulai kehabisan tenaga.
Memang selama melahirkan, ada saja yang menjadi kendala. Meski tidak selalu demikian, ada baiknya setiap ibu hamil mempersiapkan diri dengan baik.
Mengejan berjam-jam selama proses persalinan benar-benar menguras tenaga. Biasanya ibu hamil diberikan air putih atau teh manis hangat untuk memberikan tenaga.
Tak jarang malah ada yang merasa mual setelah minum. Karena mengejan dan diikuti minum terlalu banyak juga bisa membuat perut terasa kurang nyaman.
Jika ibu hamil mengalami ini, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan melahirkan dengan forceps. Berikut penjelasan yang telah Popmama.com rangkum untuk kamu ketahui.
1. Kapan forceps diperlukan untuk membantu proses persalinan?
Kondisi yang biasanya membuat dokter menyarankan menggunakan forceps adalah ketika ibu hamil hendak bersalin di rumah sakit, di bawah pantauan dokter atau ahli di bawah lembaga kebidanan.
Mengapa demikian?
Jika menggunakan forceps tetap dinyatakan gagal maka ibu hamil bisa melahirkan dengan proses persalinan caesar. Langkah ini hanya sebagai antisipasi jika terjadi kegagalan dengan forceps.
Kondisi khusus yang mendorong persalinan memakai forceps adalah:
- Jika kepala bayi posisinya salah, kepala bayi tidak di jalan kelahiran.
- Leher rahim melebar, kepala bayi sudah di posisi yang pas namun ibu hamil tidak memiliki cukup tenaga untuk mendorong bayi hingga keluar.
- Ibu hamil sudah mengejan selama berjam-jam namun belum berhasil. Bisa jadi cara mengejannya yang belum tepat atau ada penyakit tertentu yang membuat ibu hamil tidak kuat untuk bernapas panjang.
Editors' Pick
2. Bagaimana cara melahirkan dengan forceps?
Forceps dilakukan jika dokter sudah melakukan upaya lain sebelumnya. Seperti memberi obat intravena agar kontraksi lebih kuat. Sebagian juga sudah mencoba memberikan anestesi untuk melancarkan proses persalinan dan ibu hamil mengejan dengan lebih lancar.
Jika cara-cara tersebut sudah ditempuh namun persalinan belum bisa berjalan lancar. Maka bisa jadi langkah selanjutnya adalah melahirkan dengan forceps.
Sebelum melakukan prosedur ini, dokter akan memberikan anestesi epidural atau spinal. Ini berlaku jika ibu hamil belum dianestesi sebelumnya.
Suster atau bidan akan menempatkan kateter di kandung kemih ibu hamil untuk mengosongkan urine. Setelah itu bagian vagina ibu hamil yang mendekat ke anus juga akan digunting sedikit untuk mempermudah bayi keluar.
3. Apa yang dirasakan setelah melahirkan dengan forceps?
Pada dasarnya pengalaman perempuan yang melahirkan dengan forceps tidak berbeda jauh dengan yang melahirkan normal.
Namun inilah yang mungkin kamu rasakan jika melahirkan dengan forceps:
- Merasa sulit buang air kecil setelah persalinan
- Nyeri pada bekas jahitan
- Inkontinensia urin atau tinja, biasanya selama seminggu setelah persalinan
- Anemia, jika sel darah merah tidak cukup untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh
Bayi juga memiliki risiko tersendiri jika melahirkan dengan forceps, antara lain:
- Luka ringan di wajah atau bagian tubuh lain
- Cedera pada bagian luar
- Retak pada tulang tengkorak
- Kejang saat dilahirkan
- Otot wajah lemah semetara waktu setelah dilahirkan
Maka itu penting sekali untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan mama.
4. Kondisi ibu hamil yang tidak disarankan untuk melahirkan dengan forceps
Ada beberapa kondisi yang tidak dianjurkan menggunakan forceps, yaitu:
- Posisi kepala, bahu, dan lengan bayi tidak diketahui secara pasti
- Ukuran bayi yang terlalu besar atau panggul yang terlalu kecil
- Bayi memiliki kondisi yang memengaruhi kekuatan tulangnya
5. Persiapan ibu hamil
Menjelang persalinan dengan forceps, inilah yang perlu ibu hamil lakukan.
Metode melahirkan dengan forceps bukanlah hal yang dapat diprediksi dari jauh-jauh hari sebelum masa persalinan tiba. Jadi kadang dokter kandungan tidak menyarankan ini di awal.
Terkecuali diketahui berat bayi sangat besar atau ibu hamil memiliki tulang panggul yang sangat kecil sehingga sempit dilewati bayi.
Jadi apapun kondisinya, ibu hamil perlu melakukan persiapan berikut ini:
- Konsultasi dengan dokter mengenai proses persalinan yang akan dilakukan dengan latar belakang kondisi ibu hamil dan janinnya
- Minta dijelaskan langkah yang dilakukan jika diperlukan melahirkan dengan forceps
- Cukup konsumsi nutrisi selama masa kehamilan
- Cegah anemia dengan konsumsi zat besi, vitamin B, dan serat yang cukup selama kehamilan.
- Tidur yang cukup pada saat mendekati hari prediksi lahir (HPL)
Itulah yang perlu ibu hamil jika melahirkan dengan forceps. Pahami risiko dan kemudahan yang didapat. Konsultasikan dengan tim medis hingga kamu benar-benar mengerti.
Baca juga:
- Penyebab dan Cara Mengatasi Rambut Rontok saat Menyusui
- Manfaat Keju untuk Ibu Menyusui Terhadap Kualitas ASI
- Perbedaan Persalinan Spontan dengan Persalinan Normal