Salah satu penanda yang pasti dalam persalinan adalah terjadinya pembukaan. Meskipun ini adalah penanda yang sangat umum untuk berbagai tahapan persalinan, nyatanya tidak semua ibu hamil mengalami proses dan kecepatan yang sama dalam persalinan. Ada berbagai kasus yang ditemui di lapangan, yang seringkali tidak pernah terpikir bahkan dipersiapkan sebelumnya. Salah satunya adalah pembukaan yang terhenti.
Pembukaan terhenti bisa jadi membuat sang Mama tertekan dan takut. Berikut Popmama.com merangkum berbagai faktor penyebab pembukaan terhenti, dilansir dari Parents:
1. Induksi
Pexels/João Paulo de Souza Oliveira
Induksi membawa risiko. Salah satunya adalah risiko induksi yang tidak bekerja maksimal sehingga harus diselesaikan dengan operasi caesar, alih-alih persalinan normal. Ketika Mama diinduksi, tubuh akan dipaksa untuk melahirkan. Terkadang hal ini terjadi sebelum Mama dan bayi mama siap. Akibatnya pembukaan pun terhenti.
Jika dokter menyarankan induksi, cari tahu mengapa, dan apakah itu karena alasan medis yang sebenarnya. Tanyakan tentang skor Bishop mama, yang merupakan penilaian tentang seberapa siap serviks mama untuk induksi. Semakin tinggi skor Bishop, semakin besar kemungkinan induksi berhasil.
Jika skor Bishop rendah dan Mama serta bayi mama sehat, beritahu dokter atau bidan bahwa Mama ingin melahirkan tanpa induksi. Tetapi jika dokter atau bidan mendesak untuk induksi, tanyakan tentang risiko menunggu induksi sampai kondisi serviks mama lebih baik.
Editors' Pick
2. Epidural
Freepik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa epidural dapat memperlambat fase pembukaan. Kondisi ini diduga disebabkan karena penggunaan Pitocin sebagai epidural yang membatasi kemampuan mama untuk bergerak, mengubah posisi, dan melemaskan otot dasar rahim serta panggul. Pembukaan pun menjadi lambat, bahkan terhenti karenanya.
3. Stres emosional
Freepik
Stres emosional atau psikologis yang mendasari dapat menyebabkan pembukaan melambat bahkan terhenti. Hal ini cukup memengaruhi, apalagi jika sebelumnya Mama pernah mengalami trauma. Kondisi ini dikenal sebagai distosia emosional, yang bisa disebabkan karena rasa takut yang ekstrem akan nyeri persalinan, tidak merasa aman, kurangnya privasi, ketakutan tidak bisa melahirkan dengan lancar, dan lain-lain.
4. Kontraksi yang tidak efisien
Freepik/Alexander_savonov
Jika proses persalinan mama tidak mengalami progress karena serviks mama melebar perlahan atau telah berhenti melebar, dokter akan menilai frekuensi kontraksi mama yang harus dilakukan setiap dua hingga tiga menit.
Dokter juga akan menilai seberapa kuat kontraksi tersebut dengan meraba perut mama. Semakin kencang rasanya selama kontraksi, semakin besar kemungkinan kontraksi tersebut efektif.
Jika jarak kontraksi lebih lama dari yang seharusnya dan kekuatannya menunjukkan kemungkinan tidak efektif, Mama dapat menggunakan satu atau dua teknik untuk mempercepat persalinan, yang dikenal sebagai persalinan augmentasi. Proses yang dikenal sebagai ARM ini dapat mempersingkat durasi persalinan sekitar satu hingga dua jam.
5. Cephalopelvic Disproportion (CPD)
Freepik/wavebreakmedia_micro
CPD merupakan salah satu penyebab pembukaan lambat, terhenti, hingga kesulitan persalinan. CPD diakibatkan karena panggul yang sempit atau tulang yang menonjol. Namun, penilaian panggul saja bukanlah cara yang akurat untuk memprediksi apakah Mama akan berhasil melahirkan normal. Bahkan jika bentuk panggul tidak optimal, dokter akan berusaha memotivasi Mama untuk terus mencobanya. Ini karena yang penting bukanlah bentuk panggul mama sendiri, tetapi interaksi antara bayi dan panggul mama.
Jika CPD dicurigai sebagai penyebab pembukaan lambat atau terhenti tetapi kepala bayi telah bergerak, persalinan normal masih bisa diusahakan. Persalinan normal akan dipantau dengan grafik persalinan. Apabila terlihat tanda-tanda bayi dalam kesulitan, maka dapat dilakukan operasi caesar darurat.
Nah, itulah informasi terkait penyebab pembukaan terhenti saat persalinan normal. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!