Lahir sebelum HPL, Apakah Aman Melahirkan di Usia Kehamilan 37 Minggu?
Sedikit lagi mencapai garis finish, apakah harus menyerah di sepertiga terakhir?
31 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selamat, Mama kini berada di tahapan akhir kehamilan. Sebentar lagi, si Kecil akan lahir ke dunia. Rasanya sungguh tak sabar ya, Ma? Apalagi ketika kehamilan memasuki usia ke-37 minggu, di mana perut semakin membesar dan tanggal hari perkiraan lahir sudah di depan mata.
Selain merasa deg-degan dengan proses kelahiran, Mama juga dilingkupi rasa ingin tahu, kapankah saatnya si Kecil menunjukkan tanda-tanda lahir? Bolehkah melahirkan di usia kandungan 37 minggu?
Berikut Popmama.com merangkum informasinya khusus untuk Mama:
Istilah-Istilah Jangka Waktu Kehamilan
Kehamilan cukup bulan kini dibedakan menjadi beberapa kategori berbeda, yaitu:
- Jangka awal: antara 37 minggu 0 hari hingga 38 minggu 6 hari
- Jangka penuh: antara 39 minggu 0 hari hingga 40 minggu 6 hari
- Jangka akhir: antara 41 minggu 0 hari hingga 41 minggu 6 hari
- Post-term: Antara 42 minggu 0 hari hingga seterusnya
Editors' Pick
Bolehkah Melahirkan Bayi di Usia Kehamilan 37 Minggu?
The American Congress of Obstetricians and Gynecologists telah mendefinisikan ulang makna dari "kehamilan cukup bulan". Kehamilan biasanya dianggap cukup bulan dan bayi siap dilahirkan kapan saja setelah menginjak usia 37 minggu.
Dokter percaya, di usia kandungan setelah 37 minggu, perkembangan organ utama bayi telah selesai dan pada masa ini bayi hanya bertambah berat badannya.
Tetapi, setelah melalui serangkaian pengamatan dan pengalaman, baik itu operasi caesar dan mencatat jumlah bayi di NICU, para dokter menemukan bahwa organ-organ penting seperti paru-paru dan otak bayi belum sepenuhnya berkembang hingga usia 39 minggu.
Risiko Melahirkan Bayi di Usia Kehamilan 37 Minggu
Tanggal jatuhnya kelahiran seringkali memang meleset dari perkiraan. Hal ini dapat meningkatkan risiko kesehatan pada bayi yang dilahirkan prematur.
Sebuah penelitian menunjukkan bayi yang lahir dengan operasi caesar sebelum 39 minggu mengalami risiko kesulitan bernapas lebih tinggi daripada bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar setelah usia 39 minggu.
Selain itu, banyak induksi yang tidak berhasil karena tubuh ibu yang belum siap untuk melahirkan. Para ibu ini akhirnya berakhir di meja operasi caesar yang sebetulnya tidak mereka perlukan jika menunggu persalinan normal terjadi dengan sendirinya. Dengan catatan, bayi tidak mengalami masalah saat berada di dalam kandungan.
Pentingnya Minggu-Minggu Terakhir Kelahiran
Di minggu-minggu terakhir kehamilan, Mama mungkin sudah merasakan sakit di sekujur tubuh dan beberapa bagian tubuh yang mulai membengkak. Rasanya ingin buru-buru melahirkan si Kecil ke dunia. Tetapi Ma, minggu-minggu terakhir itu sangat penting untuk kesehatan janin mama.
Sebagai contoh, senyawa di paru-paru yang disebut surfaktan, terus diproduksi dalam jumlah banyak selama bulan terakhir kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya masalah pernapasan ketika si Kecil lahir.
Pada otak si Kecil, perkembangan juga masih terus berlangsung. Di usia 35 minggu, misalnya, volumenya hanya sekitar dua pertiga dari saat benar-benar terbentuk di usia 39 hingga 40 minggu. Selain itu, koneksi otak dan sarafnya masih perlu waktu untuk terbentuk agar dapat membantunya mengisap, menelan, bernapas, mengatur suhu tubuh, dan lain-lain.
Pentingnya Bayi Lahir Cukup Bulan
Perlahan-lahan, kultur melahirkan dengan induksi atau operasi caesar menuruti permintaan pasien, telah berubah. Sebagian besar dokter di masa sekarang menyadari bahwa induksi yang tidak perlu berpotensi berbahaya bagi ibu dan bayi.
Jika ada alasan medis yang kuat dan meyakinkan untuk menginduksi atau menjadwalkan operasi caesar, tentu saja tidak masalah. Namun, jika kondisi kehamilan bisa menunggu sampai bayi lahir cukup bulan, maka akan lebih baik.
Kepercayaan di zaman dulu mengatakan bahwa seorang ibu hamil belum benar-benar 'jatuh tempo' jika belum melewati batas waktu satu atau dua minggu. Tetapi di masa sekarang, usia kehamilan 40 minggu dianggap sudah sangat cukup untuk melahirkan bayi ke dunia.
Kekhawatiran para dokter adalah bayi yang tumbuh telalu besar untuk panggul ibu, atau plasenta yang tumbuh terlalu tua untuk menopang bayi. Meskipun hal itu kadang-kadang terjadi, tetapi kasus tersebut sangat jarang.
Panduan yang baru ini mengingatkan kita bahwa bukanlah masalah besar jika bayi lahir sedikit terlambat. Percayalah, ia akan benar-benar datang ketika siap dilahirkan. Tubuh mama dan si Kecil telah dirancang sebaik-baiknya dan lebih tahu kapan waktunya tiba, jauh lebih baik daripada orang lain.
Itulah jawaban mengenai keamanan melahirkan di usia kandungan 37 minggu. Semoga dapat menjawab kekhawatiran mama, ya.
Baca juga:
- Lahir saat Kandungan 8 Bulan, Ini Risiko yang Dihadapi Bayi Prematur
- Enak dan Mudah Dibuat, tetapi Bolehkah Ibu Menyusui Minum Teh Hijau?
- Ibu Hamil Tidak Boleh Melihat Gerhana Bulan, Mitos atau Fakta?