Bolehkah Ibu Menyusui Mendapatkan Vaksin Tetanus?
Penyakin tetanus yang mematikan dapat dicegah dengan pemberian vaksin
23 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa kehamilan hingga menyusui, tubuh Mama sangatlah rentan terhadap serangan penyakit yang berasal dari virus, kuman, atau pun bakteri. Salah satu penyakit yang patut diwaspadai adalah tetanus.
Tetanus merupakan penyakit di mana terjadi kejang otot karena bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka yang kotor. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Lalu, apakah ibu menyusui boleh mendapatkan vaksin tetanus?
Kali ini Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari berbagai sumber:
Mengapa Tetanus Mematikan?
Tetanus merupakan penyakit serius yang menyerang sistem saraf yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun. Dilansir dari Mayoclinic, bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan kontraksi otot, terutama otot rahang dan leher.
Bakteri Clostridium tetani dapat bertahan hidup dalam keadaan dorman di dalam tanah, debu, dan kotoran hewan. Mereka 'tertidur' sampai menemukan tempat yang tepat untuk berkembangbiak, dan tempat tersebut adalah luka.
Saat mereka tumbuh dan membelah, mereka melepaskan racun yang disebut tetanospasmin. Toksin merusak saraf dalam tubuh yang mengontrol otot.
Di seluruh dunia, penyakit ini telah menyebabkan kematian hingga 38.000 orang di tahun 2017.
Editors' Pick
Bagaimana Tetanus Merusak Sistem Saraf Manusia?
Jenis tetanus yang paling umum diderita adalah generalized tetanus atau tetanus umum. Tanda dan gejalanya mulai secara bertahap, kemudian semakin memburuk selama dua minggu. Penyakit ini biasanya dimulai dari rahang dan berkembang hingga ke tubuh bagian bawah.
Tetanus membuat penderitanya mengalami kejang berulang yang menyakitkan selama beberapa menit. Leher dan punggung melengkung, kakinya menjadi kaku, lengan ditarik ke atas tubuh, kepala dan tangan mengepal. Kekakuan otot di leher dan perut akibat penyakit ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan bernapas yang fatal. Sedangkan kejangnya sendiri dapat dipicu dan diperparah karena peristiwa kecil yang merangsang indra, seperti suara keras, sentuhan fisik, hingga terpaan cahaya.