5 Cara Mencegah Risiko Melahirkan Prematur di Kehamilan Berikutnya
Risikonya cukup signifikan, tapi bukan berarti tidak bisa dihindari
12 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki bayi prematur memerlukan perawatan dan perhatian yang ekstra. Hal ini terkadang membuat para Mama khawatir, apakah bayi yang selanjutnya juga akan terlahir prematur seperti sebelumnya?
Penelitian menyebutkan, seorang ibu yang pernah melahirkan seorang bayi prematur, memiliki risiko 15 persen lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur di kehamilan berikutnya. Jika seorang ibu pernah melahirkan dua orang bayi prematur, risiko itu berlipat menjadi 40 persen dan naik jadi 70 persen jika pernah melahirkan tiga orang bayi prematur.
Meski risikonya cukup signifikan, memiliki seorang bayi yang pernah lahir prematur, tidak selalu berarti Mama akan melahirkan bayi prematur juga di kehamilan selanjutnya. Ada banyak faktor risiko yang bisa diminimalisasi atau dihindari sebelum Mama memutuskan hamil lagi.
Berikut Popmama.com merangkum lima cara yang bisa Mama lakukan untuk mencegah risiko melahirkan bayi prematur di kehamilan berikutnya, dilansir dari verywellfamily.com:
1. Beri jeda waktu pembuahan
Jika di kehamilan sebelumnya Mama melahirkan bayi prematur, para ahli menganjurkan untuk menunda setidaknya 18 bulan sebelum mencoba melakukan pembuahan lagi. Risiko memiliki bayi prematur lagi lebih tinggi ketika jeda usia dari bayi yang sebelumnya cukup dekat. Hal ini bisa dicegah dengan menunda dan memberi jeda atau jarak antar kelahiran.
Mama bisa menggunakan alat kontrasepsi. Diskusikan dengan Papa kontrasepsi apa yang paling membuat nyaman Mama dan Papa. Selain itu, diskusikan juga dengan dokter kandungan mama, kontrasepsi apa yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan mama.
Editors' Pick
2. Hindari merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur. Demi menjaga kesehatan kandungan, berhentilah merokok sebelum melakukan pembuahan. Dengan berhenti merokok sebelum melakukan pembuahan, risiko untuk melahirkan bayi prematur pun akan semakin rendah.
3. Mengobati infeksi sejak dini
Peradangan dan infeksi berperan cukup besar dalam kelahiran prematur. Meski korelasi keduanya belum bisa dipastikan, tetapi para ahli sepakat bahwa infeksi bakteri apapun selama kehamilan harus diobati sejak dini. Namun pengobatan menggunakan antibiotik untuk infeksi tanpa gejala tidak dianjurkan.
4. Hindari diet yo-yo
Seorang perempuan yang kehilangan berat badan secara drastis selama masa antara kelahiran dengan kehamilan berikutnya, memiliki risiko tinggi melahirkan prematur. Selain itu, perempuan dengan indeks masa tubuh kurang dari 19,8 juga berisiko tinggi melahirkan bayi prematur. Jadi, penting mengelola berat badan yang sehat.
Pastikan Mama mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Istirahat cukup, olahraga, dan kelola stres juga mampu menjaga berat badan.
5. Menjaga kesehatan tubuh dari masalah kesehatan lainnya
Diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit ginjal, semuanya meningkatkan risiko kelahiran prematur. Untuk itu, perlu mengelola kondisi kesehatan dan mengobati penyakit bawaan dengan baik, sehingga menurunkan risiko kelahiran prematur.
Hingga kini, dunia kedokteran masih belum bisa memprediksi dan mencegah 100 persen kelahiran prematur. Namun, dengan mengetahui dan melakukan lima cara di atas, setidaknya Mama telah mengusahakan yang terbaik untuk mencegah kelahiran prematur selanjutnya.
Baca Juga:
- Lahir di Usia Kandungan 8 Bulan, Ini Konsekuensi yang Dihadapi Bayi
- Berbahayakan apabila Perut Terbentur saat Hamil?
- Hati-hati, Kandungan ASI Mama Berubah Sesuai Apa yang Dikonsumsi