Mengenal D-MER, Penyebab Ibu Menyusui Merasa Sedih hingga Depresi
Bukan sekadar rasa sedih, kondisi ini perlu segera ditangani profesional
31 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah bayi lahir ke dunia, Mama mungkin merasakan banyak perubahan besar dalam hidup mama. Rasa bahagia menyelimuti di dada dan rasanya tak ingin berpisah dari si Kecil. Menyusui adalah momen yang dinanti-nanti, walaupun sebagian Mama mengalami perjuangan di tahapan ini.
Namun, tak semua Mama merasakan kebahagiaan yang mendominasi hatinya tatkala harus menyusui si Kecil. Banyak Mama yang mengalami keputusasaan, entah itu karena air susu yang tidak mengalir dengan lancar, rasa sakit di puting, bahkan ada pula yang mengalami depresi. Kondisi ini disebut dengan Dysphoric Milk Ejection Reflex atau D-MER.
Berikut Popmama.com merangkum informasi yang perlu Mama ketahui seputar D-MER, dilansir dari Today's Parents:
Apa itu D-MER?
Selama menyusui, lidah bayi mama akan mendorong puting, sehingga ASI akan mengalir ke luar. Proses ini disebut let-down reflex yang melepas hormon yang bernama oksitosin dalam tubuh mama. Oksitosin menyebabkan jaringan payudara berkontraksi, mengeluarkan ASI ke dalam saluran, dan ke luar melalui puting susu.
Di sisi lain, proses ini menyebabkan beberapa mama mengalami penurunan mood yang parah. Mereka mengalami rasa tertekan dan suasana hati yang suram, bahkan rasa sedih mendalam, takut, dan cemas. Inilah yang disebut dengan Dysphoric Milk Ejection Reflex atau D-MER.
Setelah let-down reflex berakhir, sensasi pun memudar. Semuanya berlangsung sangat cepat, umumnya hanya berkisar 30 detik sampai satu menit saja. Tetapi, sensasi itu bisa terjadi setiap kali Mama menyusui. Sensasi yang sama juga terjadi saat Mama mendengar bayi menangis, atau bahkan hanya sekadar memikirkan si Kecil.
Editors' Pick
Penyebab D-MER
D-MER terkait erat dengan perubahan hormon yang terjadi selama menyusui. Kondisi ini memang baru saja diakui oleh komunitas medis sehingga penelitian tentang ini masih sangat terbatas. Tetapi D-MER diduga terkait dengan dopamin, yang mengontrol produksi hormon prolaktin. Hormon prolaktin menstimulasi produksi ASI. Ketika mengalami let-down reflex, dopamin dalam darah tiba-tiba turun drastis dan tiba-tiba kembali naik saat let-down reflex berakhir.
D-MER adalah respons fisik, bukan respons psikologis. Ini bukanlah sesuatu yang terjadi hanya di pikiran para mama yang mengalaminya, melainkan ini adalah perasaan yang benar-benar ada.