Waspada, Anemia Setelah Melahirkan Mudah Mengintai Mama Baru
Seringkali gejalanya tak disadari oleh ibu baru yang sibuk mengurus si Kecil
18 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pasca persalinan adalah momen di mana Mama sangat disibukkan dengan kehidupan yang baru. Merawat si Kecil dan memastikan semua kebutuhannya terpenuhi adalah prioritas utama. Tetapi, karena sibuk dengan merawat bayi, banyak Mama yang melupakan kesehatan diri sendiri.
Padahal mengabaikan kesehatan setelah persalinan dapat menimbulkan beberapa komplikasi lho, Ma. Salah satunya adalah anemia pasca persalinan atau postpartum anemia. Ini adalah masalah yang paling banyak terjadi di dunia, terutama di negara berkembang yang menyebabkan kematian pada ibu.
Jangan sampai terjadi, Ma. Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar postpartum anemia atau anemia setelah melahirkan yang penting untuk Mama ketahui, dilansir dari MomJunction:
Mengenal Postpartum Anemia
Postpartum anemia adalah defisiensi zat besi kronis pasca persalinan. Hal ini ditandai dengan kadar hemoglobin kurang dari 110 g/L pada satu minggu setelah persalinan dan kurang dari 120 g/L pada delapan minggu pascapersalinan.
Postpartum anemia seringkali dihubungkan dengan produksi ASI yang minim, yang menyebabkan penyapihan pada usia dini. Menyapih dini pada bayi menyebabkan penambahan berat badan yang buruk pada bayi.
Sekitar 22 persen ibu yang baru pertama kali bersalin menderita postpartum anemia dengan kadar hemoglobin yang kurang dari 10 g/L.
Editors' Pick
3 Tahapan Postpartum Anemia
Postpartum anemia terjadi secara gradual dalam tiga tahapan, yaitu:
Tahap pertama
Jumlah zat besi di sumsum tulang mulai menipis, menyebabkan penurunan keseluruhan kandungan zat besi dalam darah. Tidak nampak gejala khusus anemia yang terlihat pada tahap ini.
Tahap kedua
Efek samping anemia mulai terlihat. Mama mungkin mulai merasa lebih lelah dan mengalami sakit kepala. Kekurangan zat besi ini bisa dideteksi dengan tes darah. Pada tahap ini, produksi hemoglobin mulai terpengaruh.
Tahap ketiga
Kadar hemoglobin semakin menurun, menyebabkan anemia parah. Gejala yang tampak antara lain adalah kelelahan yang ekstrem dan membuat Mama merasa mual.
Penyebab Postpartum Anemia
Postpartum anemia bisa terjadi karena pola makan yang buruk. Asupan zat besi yang tidak tercukupi dengan baik, sebelum atau selama kehamilan, dapat menyebabkan postpartum anemia. Sedangkan kebutuhan zat besi selama kehamilan adalah 4,4 mg per hari.
Karena ibu hamil rentan kekurangan zat besi apabila hanya bergantung pada makanan saja, penting untuk mengonsumsi suplemen zat besi atau vitamin prenatal selama kehamilan, dengan anjuran dosis dari dokter kandungan.
Selain faktor pola makan yang buruk, kehilangan banyak darah saat melahirkan, yang lebih dari 500 ml, akan berdampak pada kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia pascapersalinan. Semakin banyak darah yang hilang saat melahirkan, semakin tinggi risiko mama mengalami anemia.
Yang terakhir adalah masalah gangguan usus, seperti penyakit Celiac, penyakit Crohn, dan penyakit radang usus menyebabkan malabsorpsi zat besi yang harus mendapatkan perhatian lebih.
Gejala Postpartum Anemia
Gejala postpartum anemia seringkali tidak disadari. Tetapi sebetulnya ada tanda-tanda yang muncul dan harus dicermati, antara lain:
- Merasa sangat kelelahan,
- kulit pucat,
- lesu,
- merasa depresi,
- merasa kebingungan,
- produksi dan kualitas ASI yang menurun, yang menyebabkan penambahan berat badan bayi yang lambat,
- sesak napas,
- kepala terasa ringan atau pusing,
- jantung berdebar-debar,
- sakit kepala,
- lekas marah,
- perubahan suasana hati,
- kekebalan menurun.
Mama mungkin tidak mengalami semua gejala ini sekaligus. Tetapi apabila Mama mendapati gejala-gejala di atas dan tidak dapat dikendalikan, konsultasikan dengan dokter untuk menghindari komplikasi.
Penanganan dan Pengobatan Postpartum Anemia
Pengobatan postpartum anemia bisa dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya perubahan pola makan dan gaya hidup, serta minum suplemen zat besi yang diresepkan dokter.
Jika diagnosis mengatakan bahwa Mama memang mengalami anemia defisiensi besi, 100-200 mg dosis harian zat besi oral diberikan untuk perempuan dengan anemia ringan sampai sedang setelah melahirkan. Mama mungkin membutuhkan zat besi intravena sekitar 800-1500mg jika terjadi defisiensi yang parah.
Dokter akan menganalisis kadar hemoglobin setelah dua minggu perawatan untuk memeriksa apakah pengobatan berhasil. Transfusi darah hanya diberikan untuk pasien yang memiliki masalah peredaran darah akibat kehilangan darah.
Untuk mencegah postpartum anemia dan membantu memulihkan kondisi, Mama bisa mengonsumsi suplemen zat besi yang diresepkan dokter. Selain itu, perkaya tubuh dengan nutrisi yang baik lewat makanan, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, labu, tahu, sereal, kentang, kacang polong, ayam, dan strawberry.
Selain itu, Mama harus mengurangi konsumsi teh. Teh mengandung zat yang dinamakan tannin, yang memperlambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Tak hanya teh, terlalu banyak konsumsi kalsium juga dapat menghambat penyerapan zat besi.
Itulah beberapa fakta mengenai postpartum anemia yang perlu Mama ketahui. Jika Mama mengalami gejala yang tidak biasa setelah melahirkan, segera konsultasikan ke dokter dan ahli gizi untuk membantu memperbaiki pola makan dan melengkapi kembali nutrisi yang hilang setelah melahirkan.
Semoga informasi ini membantu ya, Ma.
Baca Juga:
- Apakah Ibu Menyusui Boleh Minum Obat Pembakar Lemak atau Obat Diet?
- Apakah Vitamin Prenatal Boleh Diminum Meski Sedang Tidak Hamil?
- 5 Ide Kreatif Memanfaatkan Stok ASI agar Tidak Terbuang Percuma