Mengapa Banyak Mama Merasa Kesepian setelah Melahirkan?
Kehilangan waktu untuk diri sendiri membuat Mama merasa terisolasi
31 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Momen menjadi ibu baru adalah perjalanan yang penuh sukacita sekaligus tantangan. Kehadiran sang Bayi di tengah-tengah keluarga adalah saat yang dinanti-nanti. Tetapi beriringan dengan kebahagiaan tersebut, terkadang menyusup rasa kesepian di hati para Mama baru ini. Terutama untuk Mama yang baru pertama kali melahirkan.
We feel you, Ma. Setiap perubahan hidup, seperti memulai pekerjaan di tempat baru atau pindah ke kota baru, selalu memunculkan perasaan kesepian dan rasa jauh dari orang-orang yang biasanya dekat dengan kita.
Mengapa hal ini bisa terjadi pada Mama? Berikut Popmama.com punya alasannya, dilansir dari verywellfamily.com:
1. Pemulihan fisik setelah melahirkan butuh waktu
Kehamilan dan melahirkan adalah hal-hal yang berdampak begitu besar terhadap tubuh wanita. Meskipun Mama mungkin telah mendengar bahwa pemulihan membutuhkan enam hingga delapan minggu setelah melahirkan, sebagian orang merasa tidak secepat itu.
Ada beragam penelitian yang menunjukkan waktu pemulihan setelah melahirkan. Bersamaan dengan itu, para Mama juga sering mengalami pilek atau infeksi, nyeri punggung, nyeri perineum, nyeri panggul, dan pola tidur yang terganggu.
Ketika badan sedang tidak enak, Mama mungkin juga merasa kehilangan energi untuk bersosialisasi dan meluangkan waktu untuk kunjungan teman atau keluarga.
Editors' Pick
2. Masa transisi dari wanita karir menjadi penuh-waktu di rumah
Sebagian Mama, ketika sebelum melahirkan, punya pekerjaan yang memberinya peluang berinteraksi sosial tinggi setiap hari. Setelah melahirkan, harus di rumah saja mengasuh sang Bayi, bahkan dalam waktu yang tak terbatas, mungkin Mama merasa kehilangan momen-momen tersebut.
Jangankan mendedikasikan waktu menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya di rumah, ketika cuti melahirkan yang durasinya hanya tiga hingga enam bulan, perasaan sedih dan kesepian bisa saja terasa begitu kuat dan nyata.
3. Meski tetap bekerja, relasi pun berubah
Dulunya, sebelum melahirkan bayi, Mama mungkin termasuk social butterfly yang punya banyak teman di kantor. Makan siang dengan grup A, arisan dengan grup B, dan lain-lain. Namun, semuanya berubah selepas melahirkan. Meski tetap bekerja, waktu-waktu 'me time' itu mungkin hilang karena Mama harus memompa ASI atau menjenguk si Kecil di tempat penitipan anak tatkala teman-teman mama ke luar makan siang ke kantin. Pulang kantor pun harus segera kembali ke rumah karena sudah ada si Kecil yang menunggu.
Antara kewajiban menjadi seorang ibu dengan keinginan untuk bersosialisasi seperti dulu menjadi sangat menantang untuk diseimbangkan.
4. Merawat bayi itu 24 jam penuh
Kehadiran bayi membawa kebahagiaan. Tetapi harus diakui, waktu mama banyak tersita untuk merawatnya. Bahkan penelitian menyebutkan, rata-rata para ibu menghabiskan waktu 22 jam untuk merawat bayinya dalam sehari. Dengan waktu sepadat ini, mustahil bagi Mama untuk bisa terhubung dengan teman-teman mama, apalagi untuk memanjakan diri sendiri walau hanya sejenak.
5. Perubahan hubungan dengan pasangan
Penelitian menemukan bahwa kehadiran anak menurunkan kualitas keintiman dengan pasangan. Mungkin Mama dan Papa saling bekerjasama untuk merawat si Kecil dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Tetapi ternyata baru disadari kalau tidak punya waktu untuk berinteraksi dan bermesraan satu sama lain.
Ketika tiba waktunya istirahat, Mama dan Papa sudah sangat kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah dan merawat si Kecil sehingga tidak sempat berhubungan seksual dan bermanja-manja. Padahal hubungan seks merupakan cara untuk meningkatkan gairah asmara dan mempererat hubungan dengan pasangan.
Saat Mama mulai merasa kesepian, jangan ragu untuk mengungkapkan perasaan mama ke seseorang, entah itu suami ataupun orang yang bisa dipercaya. Jangan lupa, meski sibuk mengurus bayi mungil, Mama pun pribadi yang butuh waktu untuk diri sendiri. Sempatkan waktu sejenak untuk berkumpul dengan teman-teman mama, meski itu hanya lewat grup Whatsapp atau video call.
Sebagian besar orang menganggap ibu baru sangatlah sibuk sehingga sungkan untuk menyapa Mama karena takut mengganggu. Tak perlu menunggu, sapalah mereka terlebih dahulu dan biarkan mereka tahu Mama juga merindukan mereka.
Ingatlah, Ma, bayi Mama tidak akan selamanya menjadi bayi kecil. Ia pun akan bertumbuh dan bisa mengurus dirinya sendiri. Ini hanyalah sementara, di mana kehidupan Mama mengalami transisi dari satu perubahan ke perubahan yang lain. Tenang, Ma, semua akan menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Tetap semangat ya, Ma, you are not alone.
Baca Juga:
- Berapa Lama Postpartum Depression (PPD) Berlangsung?
- Ma, Ini Lho Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues
- Apa Itu Postpartum Psychosis? Begini Cara Mengatasinya