Depresi Usai Persalinan Umum Terjadi setelah Operasi Caesar? Lihat Ini
Operasi caesar bisa meningkatkan risiko depresi pasca persalinan. Kenali tanda-tandanya!
13 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melahirkan melalui operasi caesar membawa perubahan besar pada fisik dan mental seorang ibu. Proses pemulihan yang lebih kompleks dibandingkan persalinan normal sering kali menimbulkan tekanan tersendiri. Ditambah dengan adaptasi peran baru sebagai ibu, periode ini menjadi masa yang penuh tantangan.
Riset terkini mengungkapkan fakta menarik tentang hubungan antara operasi caesar dan depresi pasca persalinan. Sekitar 15-20% ibu yang menjalani prosedur ini mengalami gejala depresi dalam dua bulan pertama setelah melahirkan. Angka ini meningkat pada kasus operasi caesar darurat atau ketika proses persalinan tidak berjalan sesuai rencana.
Nah, maka dari pentingnya para ibu mengetahui lebih dalam mengenai depresi pasca persalinan umum terjadi setelah operasi caesar? Berikut Popmama.com rangkum yang dilansir dari medscape dan tommys.org.
Editors' Pick
Apakah Depresi Pasca Persalinan Bisa Terjadi?
Depresi pasca persalinan (PPD) adalah kondisi yang umum dialami oleh ibu baru. Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 6 perempuan mengalami gejala PPD dalam 2 bulan pertama setelah operasi caesar. Kondisi ini semakin berisiko terjadi pada kasus-kasus seperti operasi caesar darurat, operasi setelah induksi persalinan, atau kurangnya dukungan sosial selama proses persalinan.
Faktor pemicu PPD beragam, mulai dari perubahan hormonal hingga nyeri pascaoperasi yang intens. Pemahaman akan kondisi ini penting agar ibu mendapat penanganan yang tepat dan dukungan yang dibutuhkan selama masa pemulihan.
Gejala Awal Depresi Pasca Persalinan
Depresi pasca persalinan sering disalahartikan sebagai ketidakbahagiaan dalam menjalani peran sebagai ibu. Padahal, kondisi ini merupakan gangguan kesehatan mental yang memerlukan perhatian serius. Beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai antara lain perasaan sedih berkepanjangan, kesulitan berinteraksi dengan bayi, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa disukai, dan kecemasan berlebih tentang kondisi bayi.
Gejala lain yang sering muncul meliputi kelalaian dalam merawat diri, gangguan tidur, mudah tersinggung, dan kegelisahan yang terus-menerus. Mengenali gejala-gejala ini sejak dini sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat.