Waspada Efek Samping Penggunaan Essential Oil saat Hamil
Selama kehamilan, Mama harus lebih berhati-hati dalam menggunakan essential oil
2 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski populer dengan segudang manfaat untuk kesehatan dan relaksasi, essential oil ternyata tidak lepas dari risiko efek samping yang cukup berbahaya untuk kehamilan, lho! Pilihan essential oil yang tidak tepat serta cara dan waktu penggunaan yang salah juga dapat membahayakan Mama dan janin.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan essential oil saat hamil, Mama perlu riset lebih mendalam terlebih dahulu. Salah satu hal yang wajib Mama ketahui adalah efek samping atau risiko penggunaannya bagi kehamilan.
Mama datang ke tempat yang tepat! Kali ini Popmama.com akan memaparkan lima efek samping penggunaan essential oil saat hamil. Simak informasi selengkapnya di bawah ini, ya!
1. Mengganggu perkembangan janin di awal kehamilan
Kandungan produk apapun yang masuk ke kulit atau sistem tubuh ibu hamil dapat mencapai plasenta meski dalam jumlah yang sedikit. Mengetahui hal ini, berbagai ahli sangat menyarankan agar ibu hamil tidak menggunakan essential oil dalam bentuk apapun pada trimester pertama kehamilan.
Empat bulan pertama kehamilan adalah periode kritis awal tumbuh kembang janin dalam rahim. Untuk itu, sebaiknya hindari dulu risiko yang membahayakan kandungan sekecil apapun itu di masa ini. Saat janin sudah lebih kuat di trimester kedua dan ketiga, Mama sudah boleh menggunakan essential oil.
Editors' Pick
2. Mengiritasi kulit
Saat hamil, kulit menjadi lebih kering dan sensitif. Penggunaan produk berbahan dasar minyak mungkin terdengar seperti sebuah solusi. Meski begitu, Mama tetap harus waspada akan risiko iritasi, ruam, dan alergi yang dapat timbul dengan pengaplikasian minyak berkonsentrasi tinggi seperti essential oil langsung ke kulit selama hamil.
Sangat disarankan bagi Ibu hamil untuk menggunakan essential oil dengan cara dilarutkan dalam air sebagai aromaterapi saja. Jika tetap ingin mengoleskannya ke kulit, Mama disarankan untuk melarutkannya terlebih dahulu dengan minyak zaitun atau minyak kelapa dan lakukan uji tempel (patch test) 24 jam sebelum pemakaian.
3. Membuat kulit terbakar
Selain dapat menyebabkan ruam dan alergi, beberapa jenis essential oil memicu efek fotosensitisasi atau reaksi kepekaan berlebih terhadap sinar matahari. Jika digunakan pada kulit dan langsung terpapar sinar matahari, kulit mama dapat dengan mudah terbakar, lho!
Beberapa jenis essential oil yang memiliki efek fotosensitisasi di antaranya adalah bergamot, lemon verbena, pala, dan peppermint. Setelah menggunakan essential oil tersebut, Mama harus menunggu paling tidak 24 jam sebelum terpapar sinar matahari langsung untuk mencegah efek terbakar.
4. Mual
Meski dikenal dapat membantu relaksasi, beberapa jenis essential oil seperti kayu manis dan sage justru dapat memicu reaksi mual dan muntah pada ibu hamil. Wangi tajamnya sangat berpotensi memperparah gejala morning sickness bawaan kehamilan dan mengganggu penciuman yang ketajamannya meningkat drastis saat hamil.
Sebisa mungkin kenali manfaat dan efek samping tiap jenis essential oil sebelum menggunakannya ya, Ma!
5. Memicu kontraksi rahim
Berdasarkan paparan National Association for Holistic Aromatherapy (NAHA), beberapa jenis essential oil harus dihindari selama kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua karena berpotensi menyebabkan kontraksi rahim sebelum waktunya.
Di antara jenis yang harus dihindari adalah beri juniper, rosemary, kemangi, kayu cedar, cengkeh, ketumbar, adas, pala, pinus, dan sage.
Nah, itu dia lima efek samping penggunaan essential oil saat hamil. Semoga Mama dapat semakin waspada. Jika muncul reaksi negatif terhadap penggunaan essential oil, jangan ragu untuk segera memeriksakan keadaan ke dokter juga ya, Ma!
Baca juga:
- Ketahui Keamanannya, Bolehkah Menggunakan Essential Oil saat Hamil?
- 5 Rekomendasi Merek Lip Balm yang Aman untuk Ibu Hamil
- 6 Cara Mengatasi Kaki Gatal Tak Tertahankan saat Hamil