Keguguran pada Awal Kehamilan dapat Membuat Kamu Jadi Lebih Kuat
Ingatlah, kamu nggak sendiri, Ma!
14 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap perempuan yang mengalami keguguran mungkin punya reaksi berbeda, seperti menjadi takut untuk hamil lagi atau sebaliknya.
Tapi satu hal yang sama dari mereka adalah rasa kehilangan yang sering membuat hampir semua perempuan merasa bersalah dan berpikir tubuh mereka gagal.
Itulah yang dikatakan Chandrama Anderson, MA, MFT, seorang konsultan pernikahan di California, Amerika Serikat serperti dikutip dari fitpregnancy.com.
Perasaan bersalah inilah yang rentan membuat perempuan diliputi kegelisahan besar di kehamilan berikutnya.
"Hampir semua perempuan yang saya tangani karena keguguran, mengalami kecemasan yang kuat dengan kehamilan berikutnya," kata Janet Jaffe, Ph.D., seorang psikolog klinis dan Center for Reproductive Psychology di San Diego.
Editors' Pick
1. Keguguran membuatmu lebih kuat dan berani
Menurut Jaffe, ada banyak cara untuk mengatasi kecemasan setelah keguguran salah satunya dengan mencoba hamil kembali.
Sukses melahirkan setelah keguguran dapat membangun percaya diri, dan perempuan merasa seolah-olah tubuh mereka mampu melakukan yang semestinya.
Tapi merasa sangat bahagia dengan kehamilan yang sehat bisa juga membuat perempuan yang pernah mengalami keguguran menahan berbagai keluhan yang terjadi pada tubuhnya.
"Mereka mungkin merasa bahwa nggak boleh mengeluh, seperti menggerutu tentang rasa sakit, mungkin akan menyebabkan hal buruk pada kehamilan," kata Jaffe.
Sedangkan Anderson mengatakan bahwa tanda traumatik pasca keguguran pada perempuan dikatakan sembuh, saat dirinya bisa bebas mencurahkan tentang kehamilannya termasuk keluhannya.
"Mampu mengeluh tentang gejala kehamilan seperti perempuan lain adalah kebebasan yang mengindikasikan berhasil melewati pengalaman pahit keguguran," katanya.
2. Keguguran membuat hubungan kamu dan pasangan semakin kuat
Keguguran mungkin membahayakan pernikahan, tapi akhirnya bisa membuatnya lebih kuat.
Begitulah yang dikatakan para konsultan pernikahan di Amerika Serikat.
Walaupun hasil studi nasional besar di Amerika Serikat yang diumumkan Pediatrics tahun 2010 menunjukan hubungan orangtua berpotensi berakhir setelah keguguran atau kelahiran bayi mati.
Jaffe menduga perpecahan antara orangtua ini akibat perasaan kehilangan yang berbeda tanpa saling memahami.
"Jika mereka nggak saling memahami cara masing-masing menghadapi kehilangan, gesekan antara keduanya akan terjadi," tegasnya.
Pertama, sadari bahwa pasangan kamu mungkin nggak melihat keguguran dengan cara yang sama.
"Seringkali perempuan sangat merasa kehilangan bayi, dan seakan masa depannya akan dijalani tanpa anak. Sedangkan pria sering menganggap keguguran sebagai halangan untuk membangun keluarga, dan nggak merasakannya sebagai kehilangan bayi," kata Anderson.
Psikolog nggak membenarkan maupun menyalahkan setiap perbedaan perasaan yang timbul akibat keguguran antara perempuan dan laki-laki.
Lebih baik keduanya saling menghargai perasaan dengan kasih sayang, dan tetaplah pada peran masing-masing sebagai suami dan istri untuk saling mendukung.
Kedua luangkan waktu untuk memperhatikan hubungan kalian.
"Fokuslah membangun keintiman yang lebih dalam sebagai pasangan yang mengalami kehilangan," kata Anderson. Untuk memastikan keguguran membuat kalian saling dekat, saling berbagi cintalah satu sama lain.
Lakukan lebih banyak kegiatan sebagai pasangan suami-istri sebelum menjadi orangtua.