Mengapa Ada Ibu Hamil yang Tak Suka Aroma Suaminya?
Kira-kira kenapa, ya, Ma?
13 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indera penciuman memang jadi lebih sensitif saat hamil. Alhasil, sedikit mencium aroma apa pun, termasuk aroma yang menyenangkan bisa membuat Mama menjadi mual atau pusing.
Bahkan ada sebagian ibu hamil yang terganggu dengan aroma parfum atau tubuhnya suaminya. Hal ini menyebabkan Mama mungkin malas berada di dekat sang Suami.
Kondisi tersebut sering dikaitkan orang-orang dengan “bawaan bayi”. Padahal sebenarnya ada lho, penjelasan medis yang menjelaskan mengapa ibu hamil tidak suka dengan aroma suaminya.
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com merangkum informasi mengapa ada ibu hamil yang tak suka aroma suaminya. Yuk, kita simak bersama!
Penjelasan mengenai Indra Penciuman Jadi Sensitif saat Hamil
Dilansir Parents, studi menemukan bahwa sebanyak dua pertiga ibu hamil melaporkan adanya peningkatan kemampuan untuk merasakan bau.
Timbul spekulasi bahwa hal ini disebabkan mekanisme evolusi yang dikembangkan tubuh terutama indera penciuman untuk mencegah seorang perempuan menggunakan atau mengonsumsi sesuatu yang bisa jadi racun bagi janin di dalam kandungan.
Penciuman ibu hamil sangat kuat terhadap zat yang bisa membahayakan janin, seperti minuman keras, rokok, atau kafein. Maka itu, secara naluri, ibu hamil akan melindungi janinnya yang masih lemah di usia kandungan trimester pertama ini.
Hidung sensitif yang memicu mual dan muntah juga menandakan gejala umum kehamilan. Sehingga seorang perempuan dapat mengetahui tanda kehamilannya.
Selain itu, penciuman ibu hamil yang sensitif terjadi karena perubahan kadar hormon estrogen dan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) di trimester pertama yang dapat memengaruhi syaraf tubuh yang menghantarkan sinyal bau ke otak.
Bagi sebagian perempuan, peningkatan sensitivitas ini dapat bertahan selama kehamilan bahkan hingga persalinan.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Gynecology & Obstetrics, indera penciuman yang sensitif ini bisa lebih intens bagi beberapa ibu hamil.
Misalnya, bau sehari-hari yang normal seperti produk kecantikan mama, wangi parfum papa atau makanan favorit bisa menjadi musuh bagi hidung mama dalam sekejap. Bahkan, lebih buruknya bau tersebut membuat Mama harus bolak balik ke kamar mandi karena aromanya membuat Mama mual dan muntah.
Editors' Pick
Alasan Mengapa Ibu Hamil Lebih Sensitif pada Aroma Suami
Perubahan horman memang menjadi pemicu kenapa Mama lebih sensitif terhadap bau, termasuk aroma sang Suami. Seharusnya perempuan yang sedang hamil jadi manja dan lebih membutuhkan pasangannya.
Namun, faktanya banyak yang justru tidak mau berdekatan dan lebih sensitif dengan kehadiran suami.
Ada banyak cerita lucu tentang ibu hamil yang sensitif terhadap bau suaminya. Melansir dari Parents, seorang ibu bernama Lauren di Pennsylvania mengatakan, saat ia hamil, ia sangat tidak menyukai aroma musky yang melekat pada tubuh suaminya. Bahkan aroma itu membuatnya muntah.
Sehingga, ia menyuruh suaminya untuk tidak menggunakan bantal sofa sebab aromanya dapat tercium di bantal.
Lauren merasa aroma musk tersebut menempel di seluruh tubuh suaminya. Entah itu napasnya, keringat, atau bau kepala. Bahkan kenangan aroma tersebut masih bertahan lama sampai ia melahirkan.
Di platfromsocial media Reddit, banyak perempuan yang membagikan pengalamannya yang harus menderita karena aroma tubuh pasangan saat ia hamil.
Sebelum hamil, ia merasa tubuh suaminya baik-baik saja, tapi setelah masa kehamilannya, ia justru merasa ngeri karena pelukan dari suaminya menimbulkan bau yang tidak menyenangkan.
Namun, penciuman sensitif pada beberapa ibu hamil hanya terjadi pada usia kandungan sampai sekitar 15-20 minggu, setelahnya banyak yang kembali normal.
Sebenarnya hal ini normal terjadi, Ma. Melansir Mayo Clinic, salah satu faktor yang dipercaya memicu hal tersebut karena adanya penurunan gairah pada ibu hamil, sehingga perubahan hormon kehamilan dapat meredam dorongan seksual.
Inilah yang menyebabkan Mama enggan berpikir ingin “bermesraan” dengan suami bahkan malah jadi sensitif ketika sang Suami berada di sekitar Mama.