Pregorexia pada Ibu Hamil: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
Pregorexia adalah gangguan makan selama kehamilan di mana ibu hamil takut dengan berat badannya
22 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkan Mama mencemaskan berapa angka di timbangan atau lingkar perut selama kehamilan?
Seringkali kehamilan membuat perempuan merasa insecure terhadap bentuk tubuh yang semakin membesar.
Meski angkanya lebih tinggi dari sebelum hamil, namun itu tandanya janin di dalam kandungan mendapatkan cukup nutrisi dari Mama.
Tapi, tampaknya beberapa ibu hamil membatasi asupan kalori dan olahraga secara berlebihan dalam upaya untuk mencegah penambahan berat badan selama kehamilan.
Jika ketakutan perempuan terhadap berat badan saat hamil ini sudah melewati batas wajar, perlu diwaspadai kemungkinan ini adalah gangguan pregorexia.
Kasus ini memang termasuk jarang terjadi di Indonesia, tapi bukan berarti Mama boleh meremehkannya begitu saja.
Apa itu pregorexia?
Pregorexia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan makan selama kehamilan di mana seorang perempuan menerapkan pola makan yang tidak teratur untuk mengontrol jumlah berat badan yang mereka peroleh selama kehamilan. Tentu gangguan ini mengancam nyawa ibu dan janin di dalam kandungan.
Agar lebih jelas, berikut Popmama.com akan merangkum tentang pregorexia pada ibu hamil: gejala, penyebab dan pengobatannya. Yuk, disimak Ma!
Istilah Gangguan Makan Pregorexia pada Ibu Hamil
Pregorexia adalah istilah untuk menggambarkan perempuan yang menerapkan pola makan tidak teratur demi mengontrol jumlah berat badan yang mereka peroleh selama kehamilan.
Perilaku ini bisa berubah menjadi gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Mengutip dari Healthline istilah tersebut menjadi viral di tahun 2008, setelah media cetak dan televisi mulai menggunakannya untuk membicarakan tentang kehidupan ibu modis New York City yang ingin mencapai tubuh kehamilan yang sempurna.
Meski menurut Kecia Gaither, MD, seorang obgyn di NYC Health + Hospitals/Lincoln mengatakan pregorexia bukanlah istilah yang dipakai untuk medis.
Pregorexia gabungan dari dua kata, yakni kehamilan dan anoreksia. Kedua istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki ketakutan tidak wajar terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan.
Karena ketakutan tersebut, ibu hamil tidak memberi asupan nutrisi yang cukup untuk diri mereka sendiri atau janin yang sedang berkembang di dalam perut.
Walaupun pregorexia bukanlah kondisi medis, ternyata banyak orang yang sering mencemaskan berat badan mereka dan melakukan diet ekstrem serta olahraga berat saat hamil.
Selain itu, sebagian kecil dari ibu hamil ini akan mengalami gangguan makan selama kehamilan.
Editors' Pick
Bagaimana Gejala Gangguan Pregorexia?
Mengutip dari Promises Bahavioral Heath, perempuan dengan pregorexia memiliki banyak kesamaan dengan perempuan yang memiliki gangguan makan anoreksia nervosa.
Tentu sangat mengkhawatirkan apabila ibu hamil mengalami gangguan pregorexia. Seseorang bisa mengalami kekurangan nutrisi yang penting untuk perkembangan janin serta bisa menyebabkan kematian.
Ini beberapa gejala yang dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami gangguan pregorexia di antaranya :
- Melakukan olahraga berlebih sampai kelelahan. Biasanya seseorang enggan mengubah rutinitas olahraga yang terlalu intens, misalnya tetap melakukan olahraga yang berat. Meski olahraga juga dibutuhkan untuk ibu hamil namun dalam kondisi ini ibu hamil melakukan rutinitas tersebut hanya untuk membuat berat badannya tidak bertambah.
- Membatasi asupan makanan bahkan melewatkan jam makan sehingga mereka berpikir tidak harus makan sesering mungkin. Pengidap gangguan ini biasanya akan makan ala kadarnya yang hanya membuat mereka kenyang tanpa memperhatikan nutrisi di makanannya dengan tujuan agar berat badan bisa turun. Tentu saja kekurangan berat badan akan mengakibatkan malformasi pada bayi seperti ganggaun pernapasan, gangguan kognitif, kelahiran prematur bahkan keguguran. Pada ibu hamil menyebabkan anemia, masalah jantung, sakit kepala, pingsan, kelelahan parah dan masih banyak lagi.
- Ibu hamil yang mengalami gangguan makan ini biasanya terobsesi pada penghitungan kalori. Bahkan, setiap hari selalu memeriksa kalori makanan dan minuman karena cemas akan kalori yang masuk ke mulutnya. Memang tidak ada salahnya untuk mengontrol kalori saat hamil. Namun, yang jadi masalah ketika sudah dibatas wajar sehingga mereka mengurangi kalori secara berlebihan tanpa memperhatikan asupan nutrisi. Kondisi kesehatan Ibu dan janin bisa terancam jika tidak ditangani segera.
- Memuntahkan makanan atau menggunakan pencahar. Hal ini bertujuan agar makanan yang dikonsumsi dapat keluar dengan cepat dan tidak menyebabkan berat badan bertambah.
- Merasa malu, bersalah, dan ketakutan karena berat badan bertambah. Seseorang yang mengalami gangguan ini biasanya menimbang berat beberapa kali dalam sehari dan selalu merasa bersalah jika berat badannya tidak turun di hari yang sama.
Heather Maio, PsyD, asisten wakil presiden layanan klinis di The Renfrew Center, mengatakan, seseorang dengan gangguan makan selama kehamilan selalu menghindari keluarga dan teman khususnya saat mereka makan agar tidak dipaksa untuk makan dengan porsi yang wajar, tidak mementingkan kesehatan kehamilan, sehingga jarang menemui dokter kandungan, dan merasa tidak ada ikatan batin pada bayi di dalam kandungannya.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya masalah gangguan mental lain seperti depresi dan gangguan kecemasan.