Penyebab Hamil Meski Sudah Pakai KB IUD seperti Istri Komika Rigen

Nyatanya perempuan yang sudah pakai IUD tetap bisa kebobolan hamil

28 Agustus 2024

Penyebab Hamil Meski Sudah Pakai KB IUD seperti Istri Komika Rigen
Instagram.com/indhningtys

Kabar bahagia datang dari aktor sekaligus komika Rigen Rakelna. Pasalnya, istri Rigen Rakelna, Indah Ningtyas tengah hamil buah cinta mereka yang ketiga. Kehamilan sang istri rupanya sempat membuat Rigen Rakelna kaget.

Hal itu lantaran, sang istri sudah menggunakan KB sehingga kecil kemungkinan terjadinya kehamilan.

Tidak hanya pemain film Kang Mak From Pee Mak ini yang kaget, Indah juga ikut bingung sekaligus syok saat mengetahui hasil alat tes kehamilannya positif. Pasalnya belum lama ini Indah telah memasang Intrauterine Device (IUD) atau spiral salah satu metode KB yang sangat efektif.

Meskipun efektif, dalam beberapa kasus, kehamilan masih bisa terjadi meski sudah menggunakan IUD. Saat ini usia kehamilan Indah sudah menginjak 7 minggu. Rigen pun meminta doa semoga kehamilan sang istri sehat dan berjalan lancar.

Lantas, apa penyebab hamil meski sudah pakai KB seperti istri komika Rigen? Nah, berikut Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama.

Apa Itu KB IUD atau Spiral?

Apa Itu KB IUD atau Spiral
Freepik/user15145147

IUD atau yang lebih dikenal sebagai KB spiral adalah salah satu metode kontrasepsi yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan dalam jangka panjang. Alat ini memiliki bentuk menyerupai huruf T dan dipasang di dalam rahim untuk menghalangi terjadinya pembuahan. 

Terdapat dua jenis IUD yang dapat dipilih, yaitu IUD hormonal dan IUD non-hormonal. IUD hormonal bekerja dengan cara melepaskan hormon progestin yang berfungsi untuk mengentalkan lendir di leher rahim (serviks). Lendir yang lebih kental ini bertindak sebagai penghalang, mencegah sperma mencapai sel telur sehingga proses pembuahan tidak dapat terjadi.

Di sisi lain, IUD non-hormonal, yang sering disebut sebagai KB spiral tembaga, menggunakan lapisan tembaga sebagai mekanisme utamanya. Tembaga ini menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi sperma, sehingga sperma tidak mampu bertahan hidup untuk membuahi sel telur.

Akibatnya, pembuahan, yang merupakan langkah awal kehamilan, tidak terjadi selama pengguna memakai KB IUD ini. 

Dengan kemampuannya untuk mencegah kehamilan secara efektif dan dalam jangka waktu yang panjang, IUD menjadi salah satu pilihan kontrasepsi yang populer di kalangan perempuan yang mencari solusi jangka panjang dan praktis untuk mengatur kehamilan.

Melansir Web MD, walaupun Mama sudah menggunakan KB IUD masih ada kemungkinan untuk mengalami kehamilan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Apa saja?

Penyebab Hamil Meski Sudah Pakai KB IUD

1. Posisi IUD bergeser

1. Posisi IUD bergeser
Freepik/Freepik

Salah satu penyebab utama kehamilan meskipun menggunakan IUD adalah pergeseran posisi alat dari tempat seharusnya. Ketika IUD bergeser, efektivitasnya dalam mencegah kehamilan bisa menurun secara drastis.

Pergeseran ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti kontraksi rahim yang kuat selama menstruasi atau bahkan saat berhubungan intim. Ketika IUD tidak berada pada posisi yang benar, kemampuannya untuk mencegah sperma mencapai sel telur menjadi berkurang, sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan.

Pergeseran posisi IUD biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas, sehingga sering kali pengguna tidak menyadari jika alat tersebut telah bergeser. Oleh karena itu, sangat penting untuk rutin memeriksa posisi IUD melalui pemeriksaan medis yang teratur. 

2. Penggunaan IUD yang sudah kedaluwarsa

2. Penggunaan IUD sudah kedaluwarsa
Unsplash/Reproductive Health Supplies Coalition

IUD memiliki masa pakai yang terbatas, dan jika digunakan melebihi masa pakainya, efektivitasnya dalam mencegah kehamilan akan berkurang. IUD hormonal, misalnya, biasanya efektif antara 3 hingga 5 tahun, sedangkan IUD tembaga dapat bertahan hingga 10 tahun.

Menggunakan IUD yang sudah kedaluwarsa berarti perlindungan terhadap kehamilan tidak lagi optimal. Oleh karena itu, sangat penting untuk mematuhi jadwal penggantian IUD sesuai dengan anjuran dokter. 

Pengguna harus selalu memperhatikan masa pakai IUD yang dipasang dan menjadwalkan penggantian sebelum masa tersebut habis. Dengan cara ini, keefektifan IUD sebagai alat kontrasepsi dapat tetap terjaga dan risiko kehamilan dapat diminimalkan.

Editors' Pick

3. IUD terlepas dari rahim

3. IUD terlepas dari rahim
Freepik/user15145147

Meskipun jarang terjadi, IUD bisa terlepas dari rahim tanpa disadari oleh penggunanya. Kejadian ini biasanya terjadi pada beberapa bulan pertama setelah pemasangan, terutama jika IUD tidak dipasang dengan benar. 

Karena lepasnya IUD bisa terjadi tanpa disadari, penting bagi pengguna untuk selalu waspada terhadap tanda-tanda yang mungkin menunjukkan bahwa IUD telah terlepas, seperti perdarahan yang tidak biasa atau rasa tidak nyaman. 

IUD dapat terlepas dari posisinya dan berpindah ke leher rahim, yang berada di bagian bawah rahim. Ketika hal ini terjadi, risiko terjadinya kehamilan meningkat. Peristiwa ini dikenal dengan istilah ekspulsi IUD.

Ekspulsi IUD sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka mungkin sedang hamil.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), angka kejadian ekspulsi IUD berkisar antara 2-10% dalam setahun. Mereka juga mencatat bahwa risiko ekspulsi IUD lebih tinggi pada perempuan yang menggunakan IUD segera setelah melahirkan dan selama masa menyusui.

4. Kesalahan saat pemasangan IUD

4. Kesalahan saat pemasangan IUD
Unsplash/ReproductiveHealthSuppliesCoalition

Kesalahan dalam pemasangan IUD juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kehamilan meskipun alat kontrasepsi ini digunakan. Pemasangan IUD yang tidak tepat dapat mengurangi efektivitasnya dalam mencegah kehamilan karena alat tersebut mungkin tidak berada pada posisi yang optimal di dalam rahim. 

Kesalahan pemasangan ini bisa terjadi jika prosedur dilakukan oleh tenaga medis yang kurang berpengalaman atau jika ada kondisi tertentu yang menyulitkan pemasangan.

Pemasangan IUD yang tidak sempurna dapat menyebabkan alat tersebut mudah bergeser atau bahkan terlepas, yang tentunya mengurangi fungsinya sebagai alat kontrasepsi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa pemasangan IUD dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman dan ahli dalam prosedur ini. 

5. IUD hormonal belum berfungsi

5. IUD hormonal belum berfungsi
Unsplash/ReproductiveHealthSuppliesCoalition

IUD hormonal mulai bekerja efektif ketika dipasang pada 7 hari pertama dari siklus menstruasi. Dalam periode ini, hormon yang dilepaskan oleh IUD segera mulai berfungsi untuk mencegah kehamilan, sehingga memberikan perlindungan yang optimal sejak saat pemasangan. 

Namun, jika IUD dipasang di luar 7 hari pertama siklus menstruasi, alat kontrasepsi ini memerlukan waktu sekitar 7 hari untuk mulai aktif sepenuhnya. Dalam kurun waktu tersebut, perlindungan terhadap kehamilan belum maksimal.

Oleh karena itu, bagi Mama yang memasang IUD di luar 7 hari pertama menstruasi, sangat disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi tambahan, seperti kondom, selama 7 hari pertama setelah pemasangan.

Hal ini penting untuk memastikan tidak terjadi kehamilan sebelum IUD hormonal mulai bekerja dengan efektif. Setelah periode tersebut, IUD akan memberikan perlindungan jangka panjang sesuai dengan masa pakainya.

KB IUD Tidak Sepenuhnya Bisa Mencegah Kehamilan

KB IUD Tidak Sepenuh Bisa Mencegah Kehamilan
Freepik/interstid

Tidak ada metode kontrasepsi yang memiliki tingkat efektivitas 100%. Bahkan tubektomi atau sterilisasi perempuan yang merupakan metode KB permanen, hanya memiliki efektivitas sekitar 99,5%. Ini berarti masih ada 0,05% kemungkinan gagal. Hal yang sama berlaku untuk IUD.

Dengan tingkat efektivitas mencapai 99%, sekitar 1% pengguna IUD masih dapat mengalami kehamilan.

Menurut panduan perencanaan keluarga yang diterbitkan oleh WHO, dari 1000 perempuan yang menggunakan IUD non-hormonal, hanya 6-8 yang mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaian. Ini berarti bahwa 992 hingga 994 pengguna IUD berhasil mencegah kehamilan.

Angka ini hampir serupa dengan penggunaan IUD hormonal, di mana hanya 2 dari 1000 pengguna yang mengalami kegagalan dalam mencegah kehamilan pada tahun pertama. Di Indonesia, IUD non-hormonal lebih sering digunakan.

Langkah yang Harus Dilakukan saat Hamil Menggunakan IUD

Langkah Harus Dilakukan saat Hamil Menggunakan IUD
Pexels/Mart Production

Jika Mama hamil meskipun masih menggunakan IUD, penting untuk segera mengambil tindakan yang tepat demi kesehatan ibu dan janin. Berikut adalah langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan:

  • Langkah pertama, jika merasa Mama hamil bisa langsung cek kehamilan yang bisa dilakukan secara mandiri menggunakan test pack atau langsung periksakan ke dokter atau bidan. 
  • Lalu jika terbukti positif hamil, segera menemui dokter atau penyedia layanan kesehatan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan dan menentukan posisi IUD. 
  • Jika memang ternyata sudah dipastikan hamil, maka dokter sebaiknya melepaskan IUD saat benang IUD terlihat atau saat IUD berada di mulut rahim pada kehamilan trimester pertama. Tapi tergantung kondisi dan situasinya, ya, pastinya akan ada risiko saat mengeluarkan IUD. 

Risiko Hamil dengan IUD di Dalam Rahim

Risiko Hamil IUD Dalam Rahim
Freepik/EyeEm

Ada beberapa risiko yang akan dialami Mama jika hamil dengan kondisi IUD masih di dalam rahim. Berikut beberapa risikonya:

  • Keguguran

Salah satu risiko utama adalah peningkatan kemungkinan keguguran. IUD di dalam rahim dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran pada awal kehamilan. Ini karena IUD bisa menyebabkan iritasi atau infeksi yang dapat mengganggu kehamilan.

  • Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik, yaitu kehamilan di luar rahim, menjadi risiko yang lebih tinggi jika IUD masih ada. Ini karena IUD dapat mempengaruhi kemampuan embrio untuk menempel pada dinding rahim dan menyebabkan embrio berkembang di saluran tuba atau lokasi lain yang tidak tepat.

  • Infeksi

Keberadaan IUD dapat meningkatkan risiko infeksi pada rahim atau saluran reproduksi. Infeksi ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan kehamilan. Jika infeksi tidak diobati, bisa berpotensi menimbulkan komplikasi serius.

  • Kelahiran prematur

Jika kehamilan terus berlanjut dengan IUD di dalam rahim, ada risiko kelahiran prematur. IUD dapat menyebabkan iritasi dan kontraksi rahim yang berpotensi memicu persalinan lebih awal dari waktu yang diharapkan.

Nah, demikianlah informasi mengenai penyebab hamil meski sudah pakai KB IUD. Jika Mama menggunakan IUD, penting untuk memantau posisi IUD secara berkala, mengikuti jadwal penggantian yang disarankan, dan berkonsultasi dengan dokter jika terjadi perubahan, ya, Ma.

Baca juga:

The Latest