5 Hal yang Penting Saat Berhubungan Intim Saat Hamil Trimester 1
5 rambu berhubungan intim saat hamil muda
10 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika dinyatakan hamil, tentu Mama dan Papa senang bukan kepalang. Namun, ada hal serius yang membayangi: bolehkah berhubungan intim saat hamil?
Tenang, Ma, sebetulnya berhubungan intim dalam kondisi hamil boleh-boleh saja, termasuk saat usia kandungan baru menginjak trimester pertama alias hamil muda.
Memang ada kekhawatiran tersendiri, terutama datang dari Papa. Bingung atau enggan “menyakiti” Mama dan janin dalam rahim kerap jadi alasan Papa mengurungkan niatnya menyentuh Mama.
Beberapa ahli berpendapat ada baiknya menunda bermesraan hingga usia kandungan dinilai cukup aman.
Akan tetapi, ada juga ahli yang beranggapan hubungan intim saat hamil muda boleh dilakukan.
Artinya, semua kembali berpulang kepada kondisi kandungan Mama. Nah, jika Mama dan Papa sepakat tetap ingin berhubungan intim saat hamil muda, perhatikan dulu 5 rambu-rambu berikut yang telah dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber.
1. Bagaimana riwayat kehamilan Mama sebelumnya?
Mama dengan riwayat kehamilan tertentu memang patut waspada jika dianugerahi kehamilan lagi.
Apabila Mama mengalami kondisi kehamilan berikut, sebaiknya hindari berhubungan intim ketika hamil muda:
- Rahim bermasalah
- Sering mengalami kram atau nyeri perut
- Kondisi plasenta menutupi sebagian leher rahim
- Perdarahan pada vagina
- Selaput ketuban pecah
- Ada riwayat keguguran
- Plasenta previa
- Hamil kembar
Dengan mempertimbangkan kondisi di atas, Mama yang tengah hamil muda disarankan menunda berhubungan intim sampai kandungan cukup kuat.
Pasalnya, trimester pertama adalah masa rawan dalam pembentukan janin.
Terkena benturan sedikit saja bisa meningkatkan risiko keguguran. Belum lagi, hubungan seks hingga mencapai orgasme bisa memunculkan kontraksi pada rahim.
Maka, Mama dengan riwayat kehamilan kurang baik harus lebih berhati-hati.
Editors' Pick
2. Temukan posisi mana yang nyaman untuk Mama dan Papa
Berhubung perut Mama belum terlalu membuncit, Mama masih bebas mengeksplorasi posisi seks yang nyaman.
Posisi misionaris mungkin masih terasa nyaman pada awal kehamilan. Namun, tetap perlu waspada, Ma. Berbaring telentang dalam waktu lama bisa menekan pembuluh darah dan bisa membuat Mama sedikit sesak.
Sementara, posisi woman on top atau posisi spooning relatif lebih aman dilakukan.
Kedua posisi itu memungkinkan Mama mengatur seberapa dalam penis memasuki vagina.
3. Penetrasi aman dilakukan
Boleh jadi Papa khawatir saat hendak melakukan penetrasi karena takut mengenai janin. Namun, Mama bisa mengatakan fakta ini pada Papa.
Posisi janin berada cukup jauh dari bibir vagina. Selain itu, cairan ketuban melindungi janin dan lubang rahim Mama juga tertutup suatu selaput lendir yang tidak bisa dilalui sperma.
Di samping itu, penis tidak mampu menembus hingga ke bagian rahim dan mengenai janin.
Jarak antara leher rahim hingga rahim cukup jauh, Ma. Jadi, jelas bahwa penetrasi aman dilakukan.
Lebih penting lagi, minta Papa melakukan penetrasi secara lembut, tidak terlalu dalam atau terlalu kuat.
4. Ejakulasi dalam vagina tidak dianjurkan
Ingatkan Papa untuk tidak melakukan ejakulasi dalam vagina agar sperma tidak masuk dalam rahim.
Sperma mengandung hormon prostaglandin yang bisa mendorong munculnya kontraksi dalam rahim Mama.
Kalau ini terjadi secara intens, tentu bisa membahayakan kondisi janin.
5. Berhenti melakukan seks oral selama periode kehamilan
Seks oral memang bisa jadi variasi aktivitas berhubungan intim dan memberi sensasi berbeda. Namun, para ahli menganjurkan seks oral tidak dilakukan selama Mama hamil.
Peningkatan kadar hormon estrogen dalam tubuh Mama menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Konsekuensinya, tubuh ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi bakteri, khususnya jika terkena air liur.
Demikian 5 rambu yang perlu Mama perhatikan ketika berhubungan intim pada trimester pertama kehamilan.
Apabila Mama atau Papa tak yakin, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter kandungan.
Hamil bukanlah suatu penyakit, melainkan kondisi khusus dan tidak menetap.
Selama kehamilan sehat, berhubungan intim untuk menjaga keharmonisan Mama dan Papa tetap bisa dilakukan.