Dampak Virus Corona pada Ibu Hamil yang Perlu Mama Tahu
dr. Yassin Yanuar Mohammad Sp.OG menghimbau untuk ibu hamil dan menyusui agar jaga daya tahan tubuh
10 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama sedang hamil?
Pasti berita mengenai penyebaran virus corona atau COVID-19 memunculkan perasaan khawatir. Tak salah memang, mengingat vaksin virus tersebut belum berhasil ditemukan oleh para peneliti kesehatan.
Apalagi, semua media menempatkan update virus ini sebagai headline. Bagi Mama yang tengah melewati masa mual muntah luar biasa di trimester pertama kehamilan, suasana demikian justru menambah panjang daftar kecemasan Mama.
Sebenarnya, Mama bisa mengurangi kekhawatiran dengan tidak sering-sering mengakses berita tersebut. Namun, Mama tetap perlu punya informasi akurat terkait penyebaran virus ini.
Menurut dr. Yassin Yanuar Mohammad Sp.OG dalam postingannya melalui instagram, belum ada laporan ilmiah mengenai apakah ibu hamil akan lebih rentan untuk terinfeksi Virus penyebab Covid-19.
Namun, secara umum dengan adanya perubahan imunologis dan fisiologi, ibu hamil akan lebih rentan terinfeksi virus saluran pernafasan, termasuk virus Covid-19.
"Terhadap virus corona yang lain (SARS CoV, MERS CoV), studi menunjukkan bahwa ibu hamil lebih rentan dibandingkan populasi umum, Begitu juga terhadap virus pernapasan lain seperti influenza," ungkap dr. Yassin pada unggahannya di akun Instagram miliknya, @yassinbintang.
dr. Yassin menambahkan pada postingan lain, bahwa saat ini belum terdapat informasi mengenai dampak negatif Covid-19 terhadap kehamilan. Adanya keguguran telah diamati pada virus corona yang lain seperti SARS CoV dan MERS CoV.
Beberapa informasi di bawah ini bisa membantu Mama memahami dampak COVID-19 pada ibu hamil, seperti dirangkum oleh Popmama.com dari The Centers for Disease Control (CDC) US Department of Health & Human Services.
1. Penularan virus terjadi melalui kontak langsung dengan penderita
CDC menyatakan, penularan virus ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita.
Umumnya, akibat terkena percikan ludah batuk atau bersin penderita COVID-19.
Plus, penularan juga lebih berisiko pada orang yang memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan lebih dulu, khususnya usai bersentuhan atau memegang benda yang tanpa diketahui terkena air liur penderita COVID-19.
Editors' Pick
2. Belum ada penelitian terkini soal dampak virus pada ibu hamil
Lalu, apakah ibu hamil rentan terkena virus ini?
American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) menuturkan, saat ini sedikit sekali informasi yang diketahui terkait penyakit tersebut. Apalagi, jika membicarakan soal kaitannya dengan ibu hamil.
Sejauh ini belum ada rekomendasi khusus terkait penanganan virus COVID-19 pada kelompok rentan tertular virus seperti ibu hamil dan bayi.
Namun, ibu hamil dalam kondisi demam selalu punya risiko tinggi dalam kehamilan. Maka, CDC mengingatkan ibu hamil agar terus waspada.
Cara paling mudah tentu saja dengan tetap menjaga kebersihan tangan sebelum maupun setelah beraktivitas. Plus, sebisa mungkin hindari bertemu dengan orang yang tengah sakit.
Baca juga:
Ibu Menyusui Terinfeksi Virus Corona, Apakah Boleh Memberikan ASI?
3. Bayi dari ibu hamil yang mengidap COVID-19 bisa jadi aman dari virus
Beberapa kasus di luar Amerika Serikat memunculkan fakta bahwa bayi yang terlahir dari ibu pengidap virus ini tidak terbukti positif menderita virus serupa.
Selain itu, virus tersebut tidak terdeteksi dalam sampel cairan amniotik atau ASI. Hal tersebut menunjukkan penularan virus dari ibu hamil dengan COVID-19 pada bayi dalam kandungan kemungkinan sangat kecil.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam The Lancet, sembilan bayi dari para ibu yang terkena infeksi virus tersebut saat hamil, berada dalam kondisi kesehatan baik, tanpa kurang suatu apa pun.
Baca juga:
Corona Berdampak Bagi Seluruh Dunia, 7 Publik Figur ini Angkat Bicara!
4. Ibu hamil rentan mengidap penyakit pernapasan berat
Sudah sejak lama diketahui bahwa ibu hamil berisiko tinggi mengalami gangguan pernapasan hingga pneumonia, terutama jika mereka mempunyai riwayat penyakit kronis maupun komplikasi.
Artinya, ibu hamil harus dipandang sebagai populasi yang berisiko tinggi terpapar virus COVID-19. Hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi pihak berwenang terkait pencegahan dan manajemen infeksi virus tersebut.
Maka, ibu hamil dan tenaga kesehatan perlu sama-sama bersikap proaktif mencegah penularan virus ini.
Namun, dari berbagai kasus yang diteliti menunjukkan orang usia lanjut dan mereka dengan imunitas rendah justru lebih berisiko terkena virus ini ketimbang ibu hamil atau bayi dalam kandungannya.
5. Waspada, tetapi tetap menjalani kehamilan dengan tenang
Bersikap waspada itu harus, Ma. Namun, jangan sampai Mama memiliki kekhawatiran berlebihan yang bisa memicu stres pada awal masa kehamilan.
Mama justru harus membekali diri dengan informasi akurat terkait simtom COVID-19.
Misalnya, demam, batuk, dan sesak nafas, serta riwayat bepergian ke daerah yang sudah terdampak penyebaran virus atau kontak langsung dengan penderita.
Tetap berusaha jalani kehamilan dengan tenang sambil menjaga kebersihan tangan. Hindari berinteraksi dengan orang sakit lebih dulu.
Lakukan kontrol rutin ke dokter kandungan guna pemeriksaan bayi dalam kandungan.
Jangan lupa konsumsi vitamin prenatal serta makan makanan bergizi untuk membangun sistem kekebalan tubuh Mama.
"Ibu hamil dan menyusui perlu mempraktekkan berbagai langkah pencegahan umum seperti yang lainnya, yaitu lebih sering cuci tangan, hindari usap wajah, hindari orang sakit, dan menjaga daya tahan tubuh," tambah dr Yassin.
Demikian informasi seputar dampak COVID-19 pada ibu hamil. Semoga Mama tetap sehat selalu ya!
Baca juga:
- Selain Virus Corona, Kasus DBD Juga Perlu Diwaspadai!
- Cara Membuat Anak Mengerti Pentingnya Jaga Kesehatan dari Virus Corona
- Kemenkes: Virus Corona Bisa Mati Hanya dalam Waktu 10 Menit