Memahami Perkembangan Janin yang Sehat pada Tiap Trimester
Pastikan Mama selalu menjaga kesehatan kehamilan sampai waktunya persalinan, ya
14 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan adalah masa panjang di mana janin akan terus tumbuh dan berkembang di dalam perut Mama, selama lebih kurang 9 bulan. Dibagi menjadi tiga trimester, tiap fasenya memiliki tahap dan pemahaman masing-masing yang perlu Mama ketahui.
Seperti disampaikan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Awal Bros Tangerang, dr Cepi Teguh, SpOG, dalam talkshow "Memahami Perkembangan Janin yang Sehat" di Popmama Parenting Academy 2019 di Summarecon Mall Serpong, Minggu (13/10), bahwa ibu hamil perlu rutin konsultasi guna memahami apakah perkembangan janinnya sudah sesuai pada tiap trimester.
Tak lupa, ibu hamil juga perlu menjaga gaya hidup sehat seperti makan teratur, olahraga dan menjaga pola istirahat supaya tetap bugar. Yuk simak informasi lengkapnya berikut ini, Ma:
Editors' Pick
1. Kehamilan di trimester pertama
Saat hamil trimester pertama, tumbuh kembang janin sedang berada pada fase yang sangat pesat. Oleh sebab itu, Mama perlu lebih cermat memilih asupan nutrisi apa yang dikonsumsi guna mendukung proses tumbuh kembang tersebut.
Salah satunya dengan memenuhi kebutuhan zat besi. Kekurangan zat besi bisa membuat ibu hamil rentan mengalami kurang darah (anemia) dan juga gizi buruk. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin.
Menurut dr Cepi, itulah alasannya mengapa saat hamil, terutama di trimester pertama, Mama perlu mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan asam folat.
Hal lain yang perlu diperhatikan Mama pada kehamilan trimester pertama adalah tata cara mengasuh hewan peliharaan. Misalnya jika Mama memelihara kucing atau anjing. Perlu diketahui bahwa mikroorganisme yang hidup dalam hewan peliharaan dapat menginfeksi janin melalui Mama.
Oleh karena itu, hindari memberi makanan pada hewan peliharaan dari mulut ke mulut. Tak lupa pastikan juga selalu mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh hewan peliharaan, ya.
Kemudian jika Mama adalah perokok aktif, hentikan kebiasaan ini sesegera mungkin. Pun demikian jika yang merokok adalah Papa dan Mama selalu menjadi perokok pasif. dr Cepi menjelaskan bahwa efek buruk perokok pasif sama seperti perokok aktif, lho.
Saat Mama menjadi perokok aktif, efeknya aliran oksigen dan nutrisi ke janin akan terganggu. Sementara saat menjadi perokok pasif, Mama juga membuat fungsi plasenta terhambat. Jadi, calon Papa harus berhenti merokok, ya!
2. Kehamilan di trimester kedua
Memasuki kehamilan trimester kedua, Mama perlu mulai memerhatikan pertambahan berat badan. dr Cepi menjelaskan bahwa jika berat badan naik tak terkendali, efeknya bisa mengganggu tumbuh kembang janin juga. Hindari makan dengan porsi dobel karena justru bisa membuat berat badan naik terus-menerus.
"Perlu sekitar dua jam setelah Mama makan agar nutrisinya bisa mengalir pada janin, jadi butuh proses, ya. Tidak langsung begitu," tutur dr Cepi.
Selain menjaga pola makan, Mama juga harus mulai rutin kontrol ke dokter di trimester kedua. Setidaknya kunjungi dokter minimal 4 minggu sekali. Pemeriksaan apa saja yang penting dilakukan rutin selama trimester kedua?
Disampaikan oleh dr Cepi, pemeriksaan-pemeriksaan yang penting di antaranya seperti pemeriksaan fisik, USG,dan glucose challenge test (GCT). Tes gula darah dilakukan untuk mendeteksi risiko diabetes gestasional lebih dini.
Sementara pemeriksaan lain yang sifatnya optional alias pilihan yakni seperti genetic screening test, non-invasive prenatal testing (NIPT) dan amniosentesis untuk memastikan kelengkapan kromosom.
Saat usia kehamilan sudah mencapai 16 minggu, rata-rata Mama dan Papa sudah mulai bisa mengetahui jenis kelamin si Kecil melalui USG. Jadi, jangan lupa tanya ke dokter saat kontrol.
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut juga aman dilakukan selama trimester kedua. Hindari menundanya, sebab masalah gigi saat hamil juga bisa menyebabkan masalah lain seperti persalinan prematur.
3. Kehamilan di trimester ketiga
Wah, semakin dekat dengan waktunya persalinan ya, Ma. Di usia kehamilan 32 minggu, biasanya bayi sudah mulai bisa menunjukkan ekspresi wajahnya melalui USG. Pada trimester ketiga, pertumbuhan bayi pun sudah bertambah cepat. Ia bisa bertambah berat badan hingga 1 kg per 4-5 minggu.
Selama akhir trimester ketiga, jika bisa lakukan kontrol setiap 2 minggu sekali. Kontrol teratur penting untuk memonitor bagaimana keadaan Mama dan juga bayi.
Pemeriksaan yang biasanya dilakukan pada trimester ketiga dibagi menjadi dua: pemeriksaan pada Mama dan pada janin. Pada Mama biasanya akan dilakukan pemeriksaan serviks, lebar panggul dan tes darah. Sementara pada bayi, diperiksa berat badan, posisi, gerakan serta detak jantungnya.
Perhatikan jika ada tanda-tanda bahaya kehamilan di trimester ketiga, misalnya seperti bayi terasa kurang bergerak, muntah terus-menerus, demam tinggi, pendarahan, air ketuban keluar sebelum waktunya, serta bengkak di kaki, tangan dan wajah. Segera ke dokter jika mengalami salah satunya, Ma.
Nah, ketika sudah memasuki usia 40 minggu dan sudah mencapai hari perkiraan persalinan, jangan khawatir berlebihan apabila belum ada tanda-tanda persalinan.
"Berjalan-jalan saja, ini bisa menyegarkan tubuh dan pikiran juga," pesan dr Cepi.
Tapi ingat, batas waktu tunggunya adalah seminggu setelah tanggal perkiraan. Jadi jika lewat seminggu setelah perkiraan belum juga ada tanda persalinan, perlu dilakukan tindakan lebih lanjut oleh dokter sesuai kondisi kehamilan Mama.
Demikian informasi tentang kehamilan sehat sesuai trimesternya. Jangan lupa tetap rutin konsultasi ke dokter selama hamil ya, Ma!