5 Risiko Komplikasi Umum Saat Hamil di Usia 30-an
Jaga kesehatan dengan rutin konsultasi ke dokter ya, Ma
6 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia 30an apakah kini Mama berancana sedang ingin hamil kembali? Seiring berjalannya waktu dan bertambah usia, berbagai perubahan bisa terjadi pada tubuh Mama.
Oleh sebab itu, Mama perlu lebih cermat dalam menjaga kesehatan kehamilan. Misalnya dengan lebih menjaga pola makan, tetap rutin olahraga, tidak lupa istirahat cukup dan tentunya rutin konsultasi ke dokter.
Mama perlu tahu bahwa saat usia semakin bertambah, ada beberapa risiko komplikasi tambahan yang lebih mungkin terjadi. Berikut Popmama.com rangkum informasinya:
1. Persalinan prematur
Persalinan prematur adalah ketika persalinan terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Ini jelas merupakan komplikasi serius, karena melahirkan bayi terlalu dini dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan dan keterlambatan perkembangan.
Namun jika diidentifikasi sejak awal, persalinan prematur bisa diturunkan risikonya, Ma. Kenali lebih jauh tentang tanda dan gejala kemungkinan persalinan prematur seperti keluar vlek darah, nyeri punggung yang teramat sangat dan kontraksi.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya persalinan prematur, penting bagi Mama untuk menjaga kualitas dan kuantitas pola makan. Pastikan Mama cukup mengonsumsi lemak tak jenuh ganda, vitamin D, dan DHA. Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa mengganggu kesehatan, termasuk minum minuman beralkohol dan merokok.
Saat berkonsultasi dengan dokter pada kali pertama, sampaikan jika Mama memang memiliki riwayat persalinan prematur sebelumnya, ya.
Editors' Pick
2. Diabetes gestasional
Dikutip dari Parenting First Cry, perempuan yang hamil di usia 30-an memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional. Ini berarti ibu hamil memiliki kadar gula darah tinggi selama kehamilan, walaupun sebelumnya selalu dalam batas normal.
Seringkali gejalanya tidak bisa terlihat, tetapi baru ketahuan setelah dilakukan tes skrining rutin. Salah satu hal yang mungkin patut dicurigai adalah ketika Mama keratp merasa sangat haus dan lapar, serta memiliki peningkatan frekuensi buang air kecil.
Diabetes gestasional yang tidak terkendali dapat memicu terjadinya berat lahir berlebihan pada bayi, kelahiran prematur, atau membuat anak berisiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Terdiagnosis diabetes gestasional juga dapat menempatkan Mama pada risiko tekanan darah tinggi atau preeklampsia.
Untuk menurunkan risiko terkena diabetes gestasional, penting untuk mempersiapkan tubuh Mama sebelum dan selama kehamilan. Jaga berat badan tetap terkendali, siapkan camilan sehat, dan rutin skrining.