Waspada Bahaya Cacar Air bagi Ibu Hamil, Ini yang Harus Diperhatikan!
Ibu hamil yang terinfeksi cacar memiliki resiko tinggi kelainan dan cacat bawaan pada janin
3 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cacar air bukanlah penyakit yang berbahaya bagi anak-anak dan orang dewasa pada umumnya.
Penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya kekebalan tubuh si penderita.
Namun, lain halnya dengan ibu hamil. Ibu hamil yang terinfeksi cacar air memiliki resiko gangguan kesehatan yang cukup tinggi pada janin di dalam kandungan.
Cacar air atau disebut juga dengan varisela ini adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh Varisella Zoster Virus (VZV). Sekitar 80-90% orang dewasa pernah terinfeksi virus ini.
Maka, ibu hamil yang pernah terinfeksi virus cacar bisa bernafas lega. Pasalnya sistem kekebalan tubuh sudah membangun pertahanan terhadap virus ini, sehingga resiko berulangnya infeksi virus ini lebih kecil dibandingkan dengan ibu hamil yang belum pernah terinfeksi sebelumnya.
Virus cacar air ini umumnya menular melalui udara, kontak langsung dengan ruam atau percikan air liur dari penderita cacar.
Gejala awal yang sering ditimbulkan seperti demam, nyeri pada tubuh yang kemudian diikuti oleh ruam-ruam kecil kemerahan.
Masa inkubasi virus cacar ini biasanya berlangsung sekitar 14 hingga 16 hari sejak hari pertama terinfeksi.
Editors' Pick
1. Bahaya cacar bagi janin dalam kandungan
Resiko penyakit cacar pada ibu hamil sebenarnya tergantung pada usia kehamilannya. Resiko paling tinggi terhadap infeksi virus cacar terjadi pada usia kehamilan 13 – 20 minggu. Pada rentang usia kehamilan tersebut, dikhawatirkan janin akan mengalami varicella kongenital syndrome (CVS).
Sindrom tersebut dapat mengakibatkan kelainan bawaan pada janin, seperti bekas luka, kelainan otot dan tulang, kelumpuhan, infeksi saluran cerna, ukuran kepala lebih kecil, kebutaan serta keterbelakangan mental.
Lain halnya dengan mama yang menginjak usia kehamilan 26 – 36 minggu, dimana virus tersebut kemungkinan tidak akan menimbulkan resiko pada janin. Hal ini disebabkan adanya antibodi yang dikirimkan oleh ibu untuk melindungi janin.
Virus cacar akan kembali aktif dan berbahaya saat Mama terinfeksi virus cacar 5 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan.
Sebab bayi baru lahir belum sempat menerima antibodi sehingga berisiko tinggi terkena varicella neonatal atau cacar air pada bayi baru lahir.
Penyakit ini tentu saja berbahaya bagi bayi dan bahkan menimbulkan risiko kematian.
Pengobatan Cacar Bagi Ibu Hamil
Untuk menghindari cacar air saat hamil, mama bisa memeriksakan kesehatan ke dokter. Biasanya dokter akan menyarankan tes darah untuk melihat seberapa besar kekebalan tubuh Mama terhadap cacar.
Jika hasil tes terbilang rendah, kemungkinan dokter akan memberikan vaksin VZIG (Zoster Immunoglobulin). Vaksin ini ditujukan untuk mengurangi resiko mama terinfeksi cacar selama hamil.
Lalu bagaimana jika sudah terlanjur terinfeksi? Segeralah periksa ke dokter kandungan untuk memastikan kondisi kesehatan janin.
Umumnya dokter akan memberikan obat anti-virus dan paracetamol untuk meredakan nyeri tubuh dan demam yang merupakan salah satu dari efek cacar. Usahakan tubuh selalu dalam kondisi kering.
Sebab ruam yang terkena keringat akan menimbulkan rasa gatal. Jangan lupa pula untuk minum vitamin dan banyak minum air putih untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh Mama, ya!
Baca Juga:
- 5 Makanan yang Ampuh Atasi Mual Selama Kehamilan
- Cara Mengatasi Migrain yang Ampuh Bagi Ibu Hamil
- Wajar Nggak Sih Hamil Muda Tanpa Mual Muntah?