Yuk, Atasi Hipotensi Saat Hamil dengan 5 Makanan Ini!
Mulailah kurangi tanda dan gejala hipotensi di saat hamil
4 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan hipotensi atau tekanan darah rendah bisa menyerang ibu hamil pada 12 minggu pertama kehamilannya. Hal ini terjadi karena pengaruh dari hormon.
Menurut Medicinenet.com, tentu saja sangat penting menemui ahli kesehatan saat mengalami pusing yang memburuk hingga gejala serius seperti perdarahan, penglihatan berubah atau kabur dan sesak napas.
Sedangkan tekanan darah dikatakan dalam kondisi sehat atau normal ketika menunjukkan angka di bawah 120/80 mmHG.
Sementara dokter akan mendiagnosis ibu hamil mengalami tekanan darah rendah jika setelah pemeriksaan tekanan darahnya menunjukkan angka 90/60 mmHG.
Mengingat munculnya gangguan kesehatan tersebut di masa kehamilan, maka dibutuhkan asupan nutrisi yang tepat.
Ada 5 makanan yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi gejala hipotensi saat hamil. Berikut informasinya dari Popmama.com:
1. Perbanyak minum air putih di masa kehamilan
Cara paling penting saat ibu hamil terserang hipotensi adalah memastikan tubuh terhidrasi dengan baik.
Hal ini diungkapkan juga oleh Food.Ndtv.com, minumlah setidaknya 2 hingga 3 liter air setiap hari. Ini akan memberi elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan cairan dalam tubuh ibu hamil.
Pasalnya dehidrasi merupakan penyebab umum tekanan darah rendah di masa kehamilan.
Untuk itu, pastikan asupan cairan tubuh Mama tercukupi untuk menjaga tekanan darah tetap optimal.
Editors' Pick
2. Konsumsi minuman berkafein di pagi hari
Tekanan darah ibu hamil mungkin lebih rendah dalam 24 minggu pertama kehamilan.
Meskipun hal ini biasa terjadi, beberapa faktor lain bisa menjadi pertanda komplikasi pada awal kehamilan.
The Health Site.com mengungkapkan, bahwa minuman berkafein seperti kopi dan teh yang kaya kafein bisa dikonsumsi sementara waktu untuk meningkatkan tekanan darah.
Jadi cobalah minum secangkir kopi hitam di pagi hari atau saat makan dengan takaran yang tepat dan tidak berlebihan.
3. Mengonsumsi makanan tinggi vitamin B12
Jika Mama mempunyai tekanan darah rendah, sebaiknya perhatikan setiap makanan yang dikonsumsi.
Emedicine Health.com mengatakan, bahwa hipotensi dengan tekanan darah di bawah 120/80 biasanya terkait disertai gejala sakit kepala ringan, pusing hingga kelemahan.
Makanan tertentu seperti makanan tinggi vitamin B12 dapat membantu mengatasinya.
Hal ini karena vitamin B12 memiliki peranan penting dalam pembentukan sel darah merah dan kesehatan sistem saraf untuk ibu hamil.
Daging ikan salmon yang kaya akan protein dan asam lemak omega 3 bisa Mama konsumsi di masa kehamilan. Dalam 85 gram salmon, terkandung sekitar 5 mcg vitamin B12.
4. Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat
Jika ibu hamil kekurangam asam folat, ternyata memiliki efek yang bisa menyebabkan hipotensi.
Oleh sebab itu, mengonsumsi makanan terbaik untuk pengidap hipotensi adalah yang kaya akan asam folat seperti asparagus, kacang-kacangan pisang, alpukat dan melon.
Menurut Healthline, jika ibu hamil mengalami gejala hipotensi mungkin harus mencoba makanan yang kaya asam folat atau mengambil suplemen pranatal selama kehamilan.
Di mana konsumsi asam folat dengan dosis 400-800 mikrogram setiap harinya selama trimester pertama akan membantu produksi DNA dan pembentukan sel darah merah pada ibu hamil.
5. Menambahkan lebih banyak garam pada makanan
Pada umumnya tekanan darah rendah didiagnosis dengan tes sederhana menggunakan pengukur tekanan untuk menghitung tekanan darah ibu hamil.
Dilansir dari Mayo Clinic, bahwa mengurangi tanda dan gejala hipotensi dapat dilakukan dengan menambahkan lebih banyak garam pada makanan.
Sebagai alternatifnya, ibu hamil bisa mengonsumsi sea salt, black salt dan garam Himalaya. Ketiga jenis garam tersebut memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi dibandingkan garam putih biasa.
Itulah kelima daftar makanan yang bisa Mama konsumsi saat terkena hipotensi. Tekanan darah rendah selama kehamilan adalah kejadian normal pada trimester pertama dan kedua kehamilan.