Sering Marah? Inilah 5 Dampak Buruk Emosi Bagi Kehamilan
Tidur nyenyak selama 8 jam dapat memperbaiki emosi ibu hamil
20 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, umumnya Mama akan berusaha menjaga kesehatan diri.
Namun meski sudah menjaga kesehatan, gangguan kehamilan bisa saja tetap muncul. Ya, salah satunya adalah emosi.
Di mana kehamilan akan ada peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen. Selama masa transisi itu, emosi ibu hamil bisa naik turun seperti mudah kecewa, frustasi hingga sering marah-marah.
Walau pun marah adalah emosi murni manusia yang terbilang normal, tapi sebaiknya harus merespons gangguan tersebut dengan cara yang sehat dan positif.
Pasalnya kesehatan mental yang dialami ibu hamil sangat memengaruhi kondisi janin di dalam kandungan.
Jika Mama sering marah, berikut Popmama.com informasikan 5 dampak buruk emosi bagi kehamilan yang perlu diketahui. Yuk, cek penjelasannya:
1. Risiko bayi lahir prematur memiliki daya tahan tubuh kurang sehat
Emosi yang berkepanjangan bisa memicu pelepasan senyawa kimia tertentu ke pembuluh darah.
Senyawa kimia tersebut kemudian melewati plasenta menuju bayi dalam beberapa detik setelah Mama mengalami gejolak emosi.
Apabila sering meluapkan marah saat usia kehamilan trimester pertama, maka diikuti perubahan fisiologis dan biologis.
Jantung akan berdetak lebih kencang dan otot-otot menjadi berkontraksi, hal ini akan mengganggu janin. Di mana bisa menyebabkan bayi terlahir secara prematur.
Sedangkan bayi yang terlahir prematur memiliki daya tahan tubuh kurang sehat, karena metabolisme yang terbentuk pada saat berada di dalam janin belum terbentuk dengan sempurna.
Editors' Pick
2. Mengganggu perkembangan janin di dalam kandungan
Perkembangan janin berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu tahap pre-embrionik, tahap embrionik dan tahap fetus.
Agar janin di rahim dapat tumbuh melalui 3 tahap tersebut dengan optimal, maka sebaiknya mengurangi frekuensi amarah di masa kehamilan.
Sebab jika ibu hamil kerap kali tersulut emosi dan meluapkan amarah, bisa berpengaruh terhadap daya otak sang janin.
Itu artinya bayi di dalam kandungan akan berkembang lebih lambat dari biasanya.