Ternyata Inilah 5 Dampak Buruk Jika Kurang Makan di Masa Kehamilan
Asupan nutrisi sangat penting untuk ibu hamil dan janin
15 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memenuhi setiap nutrisi di saat hamil memang harus diperhatikan dengan baik. Namun sayangnya ada ibu hamil yang tidak bisa makan dengan baik akibat mengalami morning sickness.
Ya, morning sickness mengacu pada perasaan mual yang mungkin akan dimiliki selama trimester pertama kehamilan. Hal ini merupakan akibat dari peningkatan hormon dalam tubuh.
Dikutip dari Live Science.com, sebaiknya selama kehamilan makan makanan bergizi sepanjang waktu untuk memaksimalkan nutrisi prenatal.
Caranya dengan mengisi setengah piring buah-buahan dan sayuran, seperempat biji-bijian utuh maupun sumber protein tanpa lemak.
Apabila Mama jarang makan, berikut ada 5 dampak buruk yang akan dialami di masa kehamilan. Ini dia rangkuman dari Popmama.com :
1. Ibu hamil akan mengalami malnutrisi
ketika sedang hamil, tubuh akan membangun janin dan menuntut lebih banyak nutrisi untuk melakukan tugasnya. Namun jika ibu hamil tidak bisa memenuhi gizi, maka akan kurang nutrisi.
Dilansir dari Hello Motherhood.com, malnutrisi dan kelaparan selama kehamilan akan memengaruhi janin yang sedang tumbuh. Kesehatan ibu hamil akan menurun akibat tidak adanya nutrisi yang diperlukan.
Padahal asupan nutrisi pada masa kehamilan harus bervariasi serta mengandung protein, karbohidrat, lemak, aneka vitamin dan mineral, asam folat, dan zat besi.
Editors' Pick
2. Sang ibu dan janin di dalam kandungan jadi mudah sakit
Dengan asupan gizi, ibu hamil bisa terhindar dari risiko masalah kesehatan yang bisa menyebabkan tubuh menjadi sangat lemah dan membuat sistem kekebalan tubuh menurun.
Akhirnya ibu hamil jadi mudah sakit dan terkena infeksi yang dampaknya bisa menyebar ke janin di dalam kandungan.
Seperti yang diungkapkan oleh Parenthub.com.au, kurangnya gizi di dalam rahim sebenarnya dapat memengaruhi metabolisme janin dan meningkatkan risiko kanker, gangguan kardiovaskular, penyakit menular hingga masalah ginjal.