Penebalan dinding rahim bisa menjadi salah satu perubahan yang mungkin dialami Mama pada masa awal kehamilan. Dinding rahim merupakan bagian dari lapisan rahim yang menjadi letak implantasi embrio untuk memulai kehamilan.
Ketebalan dinding rahim memang memiliki peran penting dalam menentukan masalah kesehatan selama hamil. Namun, kondisi ini sangat wajar terjadi dan penebalan dinding rahim akan selalu berubah setiap bulannya selama hamil.
Itulah sebabnya, ketebalan dinding rahim turut menjadi bagian dari parameter yang dinilai selama tes USG. Pemeriksaan ini juga bisa menunjukkan sebab terjadinya pendarahan uterus abnormal selama hamil. Lantas, bagaimana tanda terjadinya penebalan dinding rahim?
Berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan seputar penebalan dinding rahim tanda hamil. Simak, yuk, Ma!
1. Penebalan dinding rahim tanda hamil
Freepik/freepik
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dinding rahim adalah lapisan di dalam rahim yang menjadi letak terjadinya implantasi embrio.
Ketika tingkat hormon seks dalam tubuh berubah selama ovulasi, ketebalan lapisan dinding rahim pun akan berubah untuk memungkinkan terjadinya implantasi sel telur yang telah dibuahi.
Apabila pembuahan tidak terjadi, maka lapisan endometrium akan luruh dan menyebabkan keluarnya aliran darah menstruasi. Namun, Mama yang sedang hamil maupun tidak hamil memang dapat mengalami penebalan endometrium secara tidak normal.
Editors' Pick
2. Penyebab penebalan dinding rahim pada ibu hamil
Freepik/tirachardz
Beberapa penyebab terjadinya penebalan dinding rahim pada ibu hamil biasanya didasari oleh beberapa gangguan berikut ini:
Mola yang dapat membuat endometrium terlihat tebal.
Kantong pseudogestational.
Endometrium yang menebal secara heterogen karena bekuan darah intrauterin.
Hasil konsepsi yang tertahan.
Radang rahim.
3. Penyebab penebalan dinding rahim pada perempuan tidak hamil
Freepik/atlascompany
Sementara itu, penyebab penebalan dinding rahim pada perempuan tidak hamil bisa saja terjadi karena beberapa hal seperti berikut:
Karsinoma endometrium yang memberikan tampilan menebal.
Polip endometrium.
Hiperplasia endometrium atau penebalan endometrium yang berlebihan.
4. Peran penting endometrium dalam kehamilan
Freepik/freepik
Ketebalan endometrium pada kehamilan ternyata memainkan peran yang cukup penting, ya, Ma. Peluang terbaik untuk hamil yang sehat sangat berkaitan dengan endometrium yang tidak terlalu tebal maupun terlalu tipis.
Ketebalan endometrium yang normal memungkinkan embrio dapat berimplantasi dengan baik serta mendapatkan nutrisi tepat sesuai yang dibutuhkannya. Umumnya, endometrium akan menjadi lebih tebal di fase akhir kehamilan.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh NCBI, perempuan yang ketebalan dinding rahim 7-8 mm memiliki tingkat kehamilan yang menurun. Akan tetapi, tidak ada perbedaan signifikan yang terlihat dibandingkan perempuan dengan ketebalan endometrium 8-14 mm.
Cara mengukur ketebalan dinding rahim paling umum dilakukan melalui USG. Meskipun demikian, ada beberapa perempuan yang tidak cocok dengan USG karena posisi rahimnya atau kondisi kesehatan lainnya. Hal ini membuat dokter biasanya akan menggunakan MRI sebagai alternatif.
5. Penyebab lain terjadinya penebalan dinding rahim
Freepik/freepik
Penyebab lapisan dinding rahim yang menebal atau menipis bisa disebabkan oleh berbagai faktor, Ma. Kehamilan menjadi salah satu penyebab yang umum terjadi.
Perempuan yang mengalami kehamilan ektopik atau hamil kurang dari lima minggu kemungkinan akan menunjukkan tanda penebalan endometrium.
Menurut pakar kesehatan, peluang terbaik untuk kehamilan yang sehat dan cukup bulan, yakni dengan endometrium yang tidak terlalu tebal atau tipis. Hal ini memungkinkan embrio berhasil ditanamkan serta menyerap nutrisi yang diperlukan.
Selain penebalan dinding rahim, tanda kehamilan biasanya juga dapat ditunjukkan dengan adanya gejala pendarahan, peningkatan buang air kecil, mudah merasa lelah, dan nyeri di bagian payudara hingga merasakan payudara sensitif.
Demikianlah penjelasan terkait penebalan dinding rahim tanda hamil. Apabila merasa mengalami kondisi tersebut, Mama bisa menemukan jawabannya dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut bersama dokter kandungan. Semoga bermanfaat, ya, Ma!