Keguguran adalah peristiwa yang memilukan, terlepas kapan dan bagaimana hal itu terjadi. Tidak ada ibu hamil yang ingin mengalami keguguran. Namun, kemungkinan ibu hamil mengalami keguguran tetap ada dengan berbagai macam penyebabnya.
Jika Mama mengalami keguguran, Mama pasti bertanya-tanya bagaimana dan mengapa hal itu terjadi. Faktanya kebanyakan keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti sebagaimana mestinya. Lebih dari 50% kasus keguguran berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom. Umumnya, permasalahan kromosom terjadi saat pembelahan sel yang terjadi saat janin pada tahap embrio.
Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu bisa mengalami keguguran seperti penyakit diabetes yang tidak terkontrol, infeksi, gangguan hormon, permasalahan pada rahim atau serviks, dan penyakit tiroid.
Tahukah Mama bahwa keguguran ada banyak jenisnya? Berikut Popmama.com rangkum jenis keguguran yang perlu diketahui ibu hamil.
pixabay/anemone123
1.Keguguran kimiawi (chemical miscarriage)
Keguguran kimiawi terjadi ketika sel telur telah dibuahi sehingga tubuh menerima sinyal untuk memproduksi hormon kehamilan, yaitu hCG (human chorionic gonadotropin). Namun, sel telur yang sudah dibuahi tidak menempel di dinding rahim sehingga tidak ada tanda-tanda klinis terjadinya keguguran seperti adanya kantung ataupun fetus. Keguguran ini terjadi bahkan sebelum Mama melewati masa mentruasi.
2. Keguguran klinis (clinical miscarriage)
Berbeda dengan keguguran kimiawi, keguguran klinis awalnya ditandai dengan adanya tanda-tanda kehamilan secara klinis seperti melewati masa menstruasi atau sudah terlihat terbentuknya plasenta saat proses USG, dan adanya hasil positif saat tes kehamilan.
3. Keguguran saat masa awal kehamilan (early miscarriage)
Keguguran tipe ini terjadi sebelum usia kehamilan mencapai minggu ke-13. Jika Mama mengalami keguguran pada awal fase kehamilan, pemulihan akan relatif cepat. Hal ini juga masih bergantung pada konsultasi dengan dokter kandungan.
Freepik/wayhomestudio
4. Keguguran saat masa akhir kehamilan (late miscarriage)
Keguguran tipe ini terjadi pada usia kehamilan 14 – 24 minggu. Biasanya keguguran pada usia kehamilan ini juga disebut stillbirth. Keguguran yang terjadi saat masa akhir kehamilan biasanya akan terjadi pendarahan yang cukup berat, pemulihan yang relatif lambat (pemulihan fisik maupun emosional), dan disarankan menunda kehamilan selanjurnya selama beberapa bulan untuk proses pemulihan.
5. Keguguran sporadik
Keguguran sporadik adalah komplikasi paling umum dimasa awal kehamilan. Keguguran sporadik berbeda dengan keguguran berturut-turut. Tipe ini dianggap sebagai tipe keguguran yang menggambarkan kelainan perkembangan embrio sehingga embrio tidak berkembang dengan baik.
6. Keguguran berulang
Jika Mama pernah mengalami keguguran lebih dari 1 kali, maka Mama mengalami yang namanya keguguran berulang. American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) menyatakan hanya 1% jumlah perempuan yang akan mengalami keguguran berulang. Apabila Mama mengalami keguguran berulang lebih dari 3 kali, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pixabay/Nicci Coertze-Kruger
7. Complete miscarriage
Keguguran ini terjadi ketika semua jaringan kehamilan sudah tidak ada di rahim. Biasanya akan terjadi pendarahan ketika keguguran terjadi dan kegugurannya terjadi secara natural. Mama akan mengeluarkan gumpalan besar saat keguguran karena semua jaringan janin dikeluarkan dari rahim.
8. Incomplete miscarriage
Incomplete miscarriage menandakan bahwa masih ada jaringan janin yang tertinggal di dalam rahim. Pada kasus ini, Mama mungkin dapat merasakan nyeri perut hebat dan biasanya akan dilakukan operasi kecil untuk mengangkat sisa jaringan yang tertinggal.
9. Vanishing twin syndrome (VTS)
Keguguran ini terjadi karena salah satu dari 2 janin yang sedang dikandung berhenti berkembang dan sisa jaringannya akan diserap oleh janin yang sehat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom di mana janin yang tidak berkembang biasanya memiliki kelainan genetik yang menyebabkan gagal berkembang.
Medicalnewstoday.com
10. Missed miscarriage
Ketika bayi meninggal dalam kandungan, namun Mama tidak merasakan tanda-tanda keguguran seperti pendarahan dan nyeri perut disebut missed miscarriage. Tipe keguguran ini biasanya diketahui ketika Mama sedang melakukan USG saat pemeriksaan rutin. Ketika mengalami tipe keguguran ini, dokter akan menyarankan beberapa penangan untuk masalah ini seperti melakukan operasi untuk mengangkat jaringan janin.
Keguguran ini merupakan tipe keguguran awal kehamilan ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim namun tidak berkembang menjadi embrio. Embrio akan berhenti berkembang namun kantung kehamilan akan terus berkembang. Biasanya tidak ada penyebab spesifik hal ini terjadi. Gejala yang akan Mama rasakan berupa kram perut ringan, bercak darah ringan, atau pendarahan.
12. Inevitable miscarriage
Inevitable miscarriage mengacu pada pendarahan pada vagina yang tidak dapat dijelaskan dan nyeri perut hebat yang terjadi pada awal kehamilan. Gejala yang dirasakan berupa pendarahan hebat dan kram perut yang parah. Inevitable miscarriage biasanya ditandai dengan adanya pembukaan pada saluran serviks. Serviks yang terbuka adalah tanda bahwa tubuh sedang dalam proses menggugurkan janin.
13. Threatened miscarriage
Threatened miscarriage mengacu pada pendarahan vagina yang terjadi pada awal minggu ke-20 usia kehamilan. Threatened miscarriage tidak selalu berarti Mama akan mengalami keguguran janin. 50% kasus yang diduga threatened miscarriage merupakan tanda kelahiran bayi. Gejala yang dialami Mama berupa nyeri pada punggung dan kram perut. Jika Mama mengalami pendaharan secara tiba-tiba selama kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Nah, itulah 13 tipe keguguranyang perlu diketahui ibu hamil. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan mama, ya!