Studi: Hamil di Atas 30 Tahun Lebih Berisiko Serangan Jantung
Ada risiko yang dapat berubah, ada juga yang tidak
3 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serangan jantung terkait kehamilan saat ini sedang meningkat di Amerika Serikat. Hal ini sebagian disebabkan oleh peningkatan penyakit kardiovaskular, serta semakin tingginya jumlah ibu hamil di atas usia 30 tahun.
Melansir dari Very Well Family, berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association, ada tiga kategori utama yang dapat meningkatkan risiko perempuan menderita serangan jantung terkait kehamilan.
Studi tersebut mengungkap serangan jantung pada ibu hamil terbagi dalam tiga faktor, yaitu risiko yang dapat berubah, risiko yang tak bisa berubah, dan risiko obstetri. Berikut Popmama.com merangkum penjelasannya:
Penelitian Risiko Serangan Jantung pada Ibu Hamil
Para peneliti meninjau informasi dari rumah sakit selama periode 12 tahun. Di dalamnya terdapat data lebih dari 11 juta perempuan berusia 18-55 tahun terkait kehamilan, persalinan, kelahiran, dan lama waktu menginap di rumah sakit pasca melahirkan.
Hasil studi menunjukkan risiko serangan jantung sebagian besar terjadi selama masa rawat inap pasca melahirkan pada perempuan berusia 30-39 tahun. Diperkirakan, usia mama saat hamil memengaruhi meningkatnya risiko serangan jantung serta adanya penyakit penyerta dan masalah kesehatan.
Editors' Pick
Risiko Penyakit Jantung yang Dapat Berubah
Empat faktor risiko penyakit jantung yang dapat diubah, antara lain adalah aterosklerosis, kegemukan, hyperlipidemia (kolesterol tinggi), merokok, atau penyalahgunaan obat. Mama dapat mengubah atau mengurangi risiko serangan jantung jenis ini dengan membuat perubahan pola makan dan gaya hidup.
Praktisi Perawat dan Bidan, P. Fadwah Halaby menyarankan ibu hamil untuk beralih ke pola makan sehat dan bersih dengan porsi yang sesuai. Mama juga bisa melakukan olahraga harian yang disarankan, seperti berjalan kaki selama 30 menit per hari.
Ibu hamil dengan obesitas memiliki kemungkinan lebih besar mengalami penurunan berat badan, seiring dengan pertumbuhan janin yang sehat dengan rutin berjalan kaki selama 30 menit per hari.
Obesitas dan kolesterol tinggi berkontribusi pada aterosklerosis. Meningkatkan aktivitas fisik dan kualitas makanan akan dapat membantu mengatasi masalah ini. Berhenti merokok tidak hanya mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh, tetapi juga menurunkan risiko serangan jantung.
Penyalahgunaan obat, termasuk alkohol, obat pereda nyeri, dan obat terlarang lainnya berbahaya selama kehamilan dan meningkatkan risiko serangan jantung. Karenanya, penting sekali menjalani hidup yang sehat selama fase kehamilan.