Ini Alasan Kenapa Ibu Hamil Sebaiknya Menjauhi Media Sosial
Seberapa sering sih Mama mengakses media sosial?
10 Februari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini media sosial memang menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan, khususnya bagi generasi muda.
Bagi Mama yang hidup di generasi milenial ini, tentu saja, media sosial sudah menjadi bagian dari hidup, selain untuk sarana berkomunikasi, Mama juga dapat belanja kebutuhan sehari-hari, maupun pencarian info apapun lewat media sosial.
Namun, di balik banyaknya manfaat dari penggunaan media sosial, ternyata ada juga dampak buruknya. Nah, berikut Popmama.com akan mengulas mengapa media sosial dapat menjadi boomerang bagi ibu hamil, dan mengapa Mama perlu menjauhi media sosial.
1. Banyak hoax yang disebarkan lewat media sosial
Bagi Mama muda, khususnya yang baru saja hamil, tentu membutuhkan banyak informasi seputar kehamilan. Tentu saja informasi tersebut bisa Mama dapatkan di berbagai media online termasuk media sosial.
Nah, seringkali karena terlalu aktif menggunakan media sosial, Mama jadi gampang terpengaruh dengan berita-berita yang ditulis pada media sosial tentang kehamilan.
Seperti misalnya "minum air kelapa muda di awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran". Padahal mungkin saja ada penjelasan lain yang menjelaskan hal tersebut, dan tidak semua berita tersebut benar.
Coba jangan langsung percaya dengan apapun yang di share pada media sosial ya, Ma. Karena banyak informasi yang menyesatkan atau hoax dan bukan informasi sebenarnya.
Akan lebih baik Mama menanyakan terlebih dahulu pada dokter kandungan atau sumber terpercaya jika ingin mengambil informasi.
Karena bukannya malah menjadi lebih baik, Mama bisa terkena efek buruk dan mendapat masalah.
Editors' Pick
2. Depresi dan stres
Menyambung banyaknya berita hoax dan mitos-mitos seputar kehamilan yang tersebar lewat media sosial, terkadang membaca hal tersebut justru akan membuat Mama malah menjadi stres dan depresi.
Sebagian orang juga mungkin akan tersugesti dengan perkataan atau curhatan orang di media sosial. Seperti hamil itu merepotkan, hamil itu membuat kita berubah baik fisik dan psikologi, Mama yang seharusnya menjalani kehamilan dengan senang, malah menjadi tertekan dan tersugesti sehingga benar merasakan seperti apa yang ditulis di berbagai macam media sosial.
Padahal mungkin saja tanpa membaca perkataan atau curhatan tersebut Mama tidak akan merasakan hal tersebut.
3. Menjadi tidak percaya diri
Terlalu sering mengakses media sosial juga dapat membuat Mama menjadi tidak percaya diri.
Hal ini terjadi jika Mama melihat teman-teman Mama yang juga sedang hamil memposting dirinya sehat tanpa keluhan, Mama akan cenderung membandingkan diri Mama dengan teman-teman yang lain, dan malah menjadi sedih dan merasa berbeda dengan yang lain.
Padahal setiap orang pasti berbeda-beda lho Ma. Kehamilan setiap orang tentu punya keunikan dan cerita masing-masing, jadi sebenarnya Mama tidak perlu merasa rendah diri dan merasa berbeda.
Yang terpenting adalah Mama dapat sehat dan bahagia, karena kebahagiaan saat hamil menentukan kesehatan Mama dan bayi dalam kandungan juga.
4. Banyak terjadi cyber crime
Selain itu efek lain dari media sosial adalah cyber crime. Cyber crime dapat didefinisikan sebagai aktivitas kejahatan yang terjadi dengan jaringan komputer dan internet menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan.
Jika Mama tidak bijaksana menggunakan media sosial, ada saja kejahatan yang mengintai Mama. Apalagi jika saat ini Mama sedang hamil, penjahat akan memanfaatkan kesempatan karena Mama dalam keadaan lemah. Mama tidak perlu misalnya share "Sedang sendirian dirumah, suami pergi ke luar kota. Sedih ya sedang hamil ditinggal sendirian..", kita tidak pernah tahu kejahatan seperti apa yang akan mengintai hanya karena kalimat yang Mama share pada media sosial.
Jadi berhati-hati dengan semua informasi yang Mama share sebelum kejahatan mengintai Mama dan keluarga ya!
5. Ibu muda cenderung impulsif
Kemudahan berbelanja online seringkali membuat Mama jadi impulsif atau memiliki hasrat besar ingin berbelanja. Setuju nggak nih Ma?
Mungkin saja Mama tidak memerlukan barang tersebut, tapi karena tergoda harga yang murah, atau promo yang diberikan oleh toko atau web online tersebut, Mama jadi berbelanja meskipun sebenarnya tidak terlalu membutuhkan hal tersebut.
Hal ini menjadi bahaya karena jika Mama tidak dapat mengatur keuangan, tentu keuangan rumah tangga bisa berantakan.
Jadi apakah Mama termasuk orang yang gila media sosial? Selama penggunaan terbatas dan Mama juga dapat bijaksana menggunakannya, media sosial justru bisa membantu bukan merugikan lho, Ma!