Mama sedang menikmati masa kehamilan? Atau sedang menanti kehamilan? Ada baiknya Mama mencari tahu seluk-beluk yang berhubungan dengan kehamilan. Salah satu yang wajib Mama ketahui adalah kondisi preeklampsia pada ibu hamil. Apa sih preeklampsia itu? Bagaimana cara mencegahnya? Mama bisa cek di bawah ini.
1. Apa sih preeklampsia itu?
Shutterstock/Pratchaya Ruenyen
Pasti Mama bertanya-tanya, apa sih preeklampsia itu? Preeklampsia atau keracunan kehamilan adalah gangguan tekanan darah yang dapat mengganggu kerja dari organ. Biasanya penyakit ini terjadi pada triwulan ketiga kehamilan atau usia kehamilan diatas 20 minggu pada beberapa kasus dapat terjadi di awal kehamilan ataupun di akhir kehamilan.
Preeklampsia sendiri berdasarkan tingkat kronisnya terbagi menjadi dua tipe, ringan dan berat. Preeklampsia ringan terjadi saat tekanan darah tetap di bawah angka sistolik 160 dan diastolik 110. Sedangkan, preeklampsia berat terjadi apabila tekanan sistolik melebihi 160 dan diastolik 110.
2. Kenali penyebab preeklampsia
Shutterstock/EmiliaUngur
Hingga saat ini, penyebab preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu organ yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi untuk janin. Kelainan ini akhirnya membuat pembuluh darah menyempit dan timbulnya reaksi yang berbeda dari tubuh ibu hamil terhadap perubahan hormon. Akibatnya, timbul gangguan pada ibu hamil dan janin.
Meski begitu, ada sejumlah faktor yang dinilai dapat memicu gangguan pada plasenta mulai dari Pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit autoimun, dan gangguan darah, baru pertama kali hamil, mengalami obesitas saat hamil hingga ada riwayat preeklamsia dalam keluarga.
Editors' Pick
3. Mama harus tahu tanda-tanda kandungan alami preeklampsia
Shutterstock/Antonio Guillem
Preeklampsia ini biasanya berkembang secara bertahap. Ada beberapa tanda dan gejala yang akan muncul seiring dengan perkembangan preeklampsia mulai dari tekanan darah tinggi. sakit kepala berat atau terus-menerus, nyeri di perut kanan atas, sesak nafas, pusing, lemas, dan tidak enak badan, frekuensi buang air kecil dan volume urin menurun, mual dan muntah serta berat badan naik secara tiba-tiba.
4. Ini cara mencegah preeklampsia pada kehamilan
Shutterstock/Africa Studio
Sebelumnya tidak ada tes khusus untuk mendeteksi atau mendiagnosa preeklampsia pada ibu hamil. Untungnya, saat ini Preeklampsia sudah bisa dicek lewat tes darah dengan menggunakan biomarker sFLT-1 dan PLGF untuk memperkirakan risiko preeklampsia pada ibu hamil. Biomarker ini mengukur dua jenis protein yang ditemukan dalam darah mama untuk memprediksi secara lebih pasti kemungkinan terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
Berdasarkan hasil tes tersebut, Mama bisa mendapatkan pertolongan klinis jika mama diprediksi akan mengalami preeklampsia pada empat minggu kedepan. Tentunya, dengan tes ini, mama bisa mencegah sebelum terlambat. Apalagi tanda seorang ibu hamil mengidap preeklampsia jarang disadari.
Mama bisa melakukan tes biomarker preeklampsia ini di rumah sakit atau laboratorium terdekat yang menyediakan jasa tes ini. Dengan tes preeklamsia ini, diharapkan Mama dan calon bayi bisa terhindar dari komplikasi kehamilan yang serius ini.
Nggak cuma itu Ma, Mama juga bisa melakukan beberapa hal seperti melakukan kontrol rutin selama kehamilan, kontrol tekanan darah dan gula, menerapkan pola hidup sehat dan konsumsi suplemen vitamin sesuai saran dokter untuk menurunkan risiko terjadinya preeklampsia.
5. Akibat jika Mama tidak waspada pada preeklampsia
Shutterstock/Natalya Chumak
Akibat yang ditimbulkan dari preeklampsia ini ada banyak, bisa pada Mama, bisa juga pada bayi di rahim Mama. Dampak pada bayi, penyakit ini mengakibatkan plasenta tidak menerima cukup darah, dan hal ini mengakibatkan bayi berukuran kecil, penyebab utama kelahiran prematur, bayi terlahir dalam kondisi meninggal dan juga beberapa komplikasi yang mungkin terjadi seperti epilepsi, cerebral palsy, masalah pendengaran dan juga penglihatan.
Sedangkan pada ibu, penyakit ini juga bisa menyebabkan stroke, kerusakan pada ginjal, kebutaan, fungsi organ, hipertensi setelah kehamilan, penyakit jantung iskemik, maupun pendarahan saat melahirkan. Selain itu, preeklampsia juga dapat menyebabkan kejang pada ibu hamil yang disebut eklampsia.
Jadi, yuk Ma mulai melakukan pencegahan sebelum terlambat. Semoga kehamilan Mama sehat selalu ya!
*Artikel ini merupakan kerjasama dengan Roche Diagnostics Indonesia