Belajar dari Kiky Saputri, Ini Bahaya Workaholic saat Hamil
Gaya hidup sehat sangat diperlukan, ini hal-hal yang perlu diperhatikan
21 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kiky Saputri baru saja mengalami keguguran pada kehamilan pertamanya. Hal ini terjadi saat kehamilannya masih berada pada trimester pertama. Menurut penuturan Kiky pada tayangan yang ia bagikan di kanal YouTube pribadinya, salah satu penyebab yang ia sadari adalah sikap workaholic yang ia miliki.
Akibat merasa dirinya baik-baik saja di masa kehamilan pertama, Kiky mengatakan dirinya lalai dan mengabaikan kesehatannya kala itu.
"Ini pelajaran penting, pelajaran berharga buat aku sama suami, terutama aku sih khususnya. Karena aku memang workaholic maksudnya memang kerja sana-sini," ungkap Kiky.
Sebelumnya, Kiky juga mengatakan kalau dirinya menyangka bahwa ia akan baik-baik saja walau merasa kecapean. Namun, istri Muhammad Khairi ini tak menyangka kalau janin di dalam tubuh Kiky tidak sekuat dirinya.
Lalu, apa itu workaholic? Mengapa sikap atau gaya hidup ini berbahaya untuk ibu hamil, khususnya pada trimester pertama?
Nah, berikut Popmama.com rangkum bahaya workaholic saat hamil seperti Kiky Saputri. Simak di sini!
1. Apa itu workaholic?
Melansir Healthline, istilah workaholic atau “kecanduan kerja” pertama kali digunakan pada tahun 1971 oleh Psikolog Wayne Oates. Ia mendefinisikannya sebagai suatu keharusan atau kebutuhan yang tidak terkendali untuk bekerja tanpa henti.
“Kecanduan kerja adalah kondisi kompleks di mana seseorang mengembangkan ketergantungan psikologis, emosional, dan sosial terhadap pekerjaan,” jelas Matt Glowiak, konselor profesional klinis berlisensi di Illinois.
Ia bahkan menjelaskan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang kronis dan progresif.
Editors' Pick
2. Bahaya workaholic pada ibu hamil
Seorang workaholic memiliki kecenderungan yang mengarah pada pengabaian kesehatannya. Sedangkan, kondisi yang fit sangat dibutuhkan di masa kehamilan terutama pada trimester pertama.
Pada sebuah penelitian yang diterbitkan di Occupational & Environmental Medicine dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara ibu hamil yang bekerja lebih lama melakukan posisi tubuh yang melelahkan kaki (berdiri, berjalan jauh, dan sebagainya) dengan kondisi potensi melahirkan bayi dengan ukuran lebih kecil.
Selain itu, temuan ini juga mengatakan bahwa bumil yang bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu juga berpotensi melahirkan bayi dengan ukuran lingkar kepala rata-rata 1cm lebih kecil dari ukuran rata-rata normal.