Janin Tidak Berkembang, Apakah Perut Tetap Membesar?
Kenali tanda-tandanya dan ketahui apa yang harus dilakukan jika mengalaminya
23 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendapatkan kehamilan merupakan berkah yang tidak ternilai harganya. Tetapi tidak semua kehamilan berjalan dengan lancar. Beberapa dari ibu hamil terkadang harus menghadapi kehilangan karena janin tidak berkembang.
Sebenarnya, apa yang terjadi ketika janin di dalam perut berhenti berkembang? Bagaimana dengan perut bumil, apakah akan tetap membesar? Apakah ada tanda signifikan yang perlu diwaspadai?
Nah, berikut Popmama.com rangkum tentang janin tidak berkembang, apakah perut tetap membesar. Simak di sini!
1. Apa itu janin tidak berkembang dan apa penyebabnya?
Melansir Morulaivf.co.id, janin tidak berkembang atau kehamilan kosong dalam istilah medis disebut blighted ovum. Ini merupakan kondisi di mana janin tidak berkembang dengan baik.
Selain itu, kondisi ini juga sering disebut dengan kehamilan anggur. Jika ditanya penyebabnya, janin yang tidak berkembang umumnya disebabkan oleh kualitas sperma atau kondisi sel telur yang buruk.
Jadi meskipun ibu hamil telah menjaga kesehatan kehamilannya dengan berbagai cara, namun jika proses pembuahan tidak sempurna maka risiko tidak berkembangnya janin bisa saja terjadi.
Editors' Pick
2. Jika mengalami hal ini, apakah perut bumil tetap membesar?
Melansir Tommys.org, perut yang membesar merupakan tanda dari adanya pertumbuhan bayi. Sehingga, jika janin tidak berkembang maka tentu saja perut bumil pun tidak akan membesar.
Selain itu, laman ini juga menjelaskan bahwa tidak ada tanda yang signifikan jika janin tidak berkembang di dalam perut. Sehingga, janin yang tidak berkembang tidak bisa terdeteksi lebih awal.
3. Kejadian umum yang dialami ibu hamil jika janin tidak berkembang
Walaupun tidak memiliki gejala yang pasti, namun beberapa kejadian umum yang bisa dialami jika janin tidak berkembang misalnya, seperti:
- Perut tidak membesar: Normalnya, di masa kehamilan yang sehat perut ibu hamil terus berkembang seiring pertumbuhan janin. Oleh sebab itu, peningkatan ukuran perut yang tidak sesuai dengan usia kehamilan perlu dicurigai.
- Berat badan kurang: Jika janin tidak berkembang, ibu hamil cenderung akan mengalami penurunan berat badan atau berat badan kurang. Kondisi ini terjadi karena janin tidak mendapatkan cukup nutrisi atau oksigen yang membantu pertumbuhan.
- Kadar hCG berbeda: Saat hamil, tubuh akan menghasilkan hormon kehamilan HCG (human chorionic gonadotropin). Jika janin tidak berkembang, kadar hormon ini tidak akan bertambah atau bahkan menurun di dalam tubuh.
- Tidak ada pergerakan pada saat pemeriksaan ultrasound: Pemeriksaan ini adalah cara yang paling memungkinkan untuk memastikan apakah janin berkembang atau tidak.
- Detak jantung tidak terdeteksi: Umumnya detak jantung bayi sudah bisa didengar melalui pemeriksaan USG pada usia kehamilan 9-10 minggu. Jika detak jantung tidak terdengar pada usia ini.
- Ukuran janin kecil: Kondisi ini dikenal dengan IUGR atau IntraUterine Growth Restriction. Kecilnya ukuran janin umumnya disebabkan oleh terhambatnya pertumbuhan janin di dalam rahim. Beberapa penyebab IUGR antara lain anemia pada ibu hamil, diabetes, gangguan ginjal, dan masalah pada plasenta.
- Pendarahan hebat mendadak: Kondisi ini sering dikaitkan dengan gawat janin (fetal distress). Ibu hamil sering kali mengalami flek atau pendarahan ringan saat hamil, namun bukan pendarahan hebat yang tiba-tiba.
4. Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab janin tidak berkembang
Masih melansir Morulaivf.co.id, janin yang tidak berkembang umumnya dapat terjadi pada awal kehamilan atau pada trimester ketiga. Beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab janin tidak berkembang seperti:
- Infeksi.
- Kelainan.
- Pengaruh obat-obatan.
- Plasenta tidak berfungsi optimal.
- Pola hidup yang tidak sehat.
- Kelainan kromosom.
- Faktor genetik.
- Gangguan autoimun.
- Kelainan bentuk rahim.
- Kurangnya nutrisi.
Beberapa faktor ini umumnya dapat dicegah sebelum memasuki masa kehamilan. Jadi, ada baiknya untuk memeriksakan kondisi kesehatan sebelum menjalani kehamilan.
5. Nutrisi yang wajib dipenuhi untuk mendukung perkembangan janin
Seperti yang sudah dibahas, gaya hidup dan pemenuhan nutrisi berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang janin. Oleh sebab itu, tentu saja hal ini tidak boleh diabaikan pada saat perencanaan maupun di masa kehamilan.
Ada beberapa nutrisi penting yang perlu dikonsumsi, seperti:
- Protein: Protein merupakan nutrisi yang sangat penting untuk pembentukan jaringan dan organ bayi, termasuk otaknya. Protein juga berperan dalam pertumbuhan jaringan payudara dan rahim ibu selama kehamilan. Selain itu, protein juga membantu meningkatkan pasokan darah ke bayi sehingga ia dapat tumbuh secara optimal.
- Asam folat: Asam folat dapat mendukung janin agar tumbuh optimal dan juga berperan penting dalam mengurangi risiko kelainan tuba neural. Kelainan ini dapat memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang bayi, seperti spina bifida dan anensefali. Jurnal American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) merekomendasikan ibu hamil untuk memenuhi asupan asam folat sebanyak 600 hingga 800 mikrogram. Atau mengonsumsi makanan seperti hati, kacang, telur, dan sayuran berwarna hijau tua.
- Zat besi: Zat besi bekerja sama dengan natrium, kalium, dan air untuk meningkatkan aliran darah. Proses ini juga akan membantu memastikan agar bayi mendapatkan pasokan oksigen yang cukup sehingga tetap tumbuh optimal.Ibu hamil disarankan untuk memenuhi asupan zat besi sekitar 27 mg per hari serta mengonsumsi vitamin C yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Beberapa sumber zat besi lainnya seperti sayur-sayuran, jeruk, telur, dan daging tanpa lemak.
Jadi, kesimpulannya, jika janin tidak berkembang, perut mama tidak akan membesar. Semoga informasi ini membantu, ya, Ma!
Baca juga: