Pelumas atau lubrikan menjadi salah satu benda untuk membantu aktivitas seksual. Dengan menggunakan pelumas, penetrasi jadi lebih lancar tanpa menyakiti vagina.
Saat hamil, hormon berubah sehingga ada kalanya vagina menjadi kering dan pelumas diperlukan saat berhubungan intim.
Namun masalahnya, apakah pelumas atau lubrikan aman digunakan saat hamil, terutama hamil muda? Berikut penjelasannya yang dirangkum oleh Popmama.com.
1. Memakai pelumas saat hamil muda tidak berbahaya
Freepik/jcomp
Menurut Joseph Aquilina, seorang konsultan ginekolog asal Inggris, menggunakan pelumas saat hamil muda tidak akan berpengaruh pada bayi.
Menurutnya, bagian serviks tertutup dengan sempurna sehingga pelumas tidak akan sampai ke area rahim. Jadi tak apa ya, Ma, jika ingin menggunakan pelumas saat berhubungan seks.
Editors' Pick
2. Gunakan yang berbahan dasar air
Pixabay/Free-Photos
Ada begitu banyak jenis pelumas yang bisa dipilih, namun mana yang paling tepat digunakan bagi ibu hamil muda? Ternyata jawabannya adalah pelumas berbahan dasar air.
Pelumas jenis ini memiliki tekstur yang licin dan halus. Risiko terkena iritasi dan infeksi pun jadi lebih kecil dibanding jenis yang lainnya.
Namun sayangnya, karena terbuat dari bahan dasar air, pelumas jenis ini harus sering dioleskan secara berulang. Ini dikarenakan kulit tubuh bisa dengan mudah menyerap air.
Selain berbahan dasar air, pelumas berbahan dasar silikon juga aman dan baik digunakan oleh ibu hamil muda.
3. Pelumas berbahan dasar minyak boleh saja jika vagina tak mudah iritasi
Freepik/Maksymiv-yura
Sementara menurut Hilda Hutcherson, profesor klinis ginekolog di Columbia University Medical Center, menggunakan pelumas berbahan dasar minyak pun tak masalah.
Namun yang harus diperhatikan adalah kondisi kulit vagina. Apakah kulit mama tipe sensitif atau tidak. Belum lagi saat hamil, kondisi kulit jadi lebih sensitif dari biasanya.
Jadi jika ingin mencoba pelumas berbahan dasar minyak, coba mengoleskannya sedikit dulu dan tunggu beberapa saat. Jika muncul rasa gatal atau panas, sebaiknya hentikan penggunaannya. Sedangkan jika tak ada masalah, Mama bisa tetap menggunakannya.
4. Gunakan dengan bahan yang minim bahan tambahan
Freepik/pvproductions
Untuk menghindari iritasi, lebih baik pilih pelumas yang bebas dari paraben. Selain itu, hindari juga pelumas yang memiliki tambahan parfum, rasa, dan warna.
Di sebagian perempuan, pelumas dengan bahan glycerin bisa memicu infeksi vagina. Oleh karena itu, memilih pelumas yang tepat sangatlah penting.
5. Apakah ada pengganti pelumas?
Unsplash/Timothy Meinberg
Banyak perempuan menggunakan pengganti pelumas dengan bahan yang mirip. Beberapa yang sering digunakan adalah minyak kelapa, minyak zaitun, krim, losion, atau petroleum jelly.
Beberapa aman, namun yang lainnya tidak aman. Ada baiknya untuk melihat kembali kandungan yang ada di losion atau krim sebelum menggunakannya sebagai pelumas.
Area vagina yang sensitif bisa jadi iritasi dengan kandungan yang tidak ramah untuk kulit area intim. Sedangkan jika ingin menggunakan minyak kelapa atau minyak zaitun memang cenderung aman, tapi ada efek sampingnya.
Di mana minyak ini sangat licin dan sering membuat kondom lebih mudah terbuka. Sedangkan saat hamil muda, sangat disarankan menggunakan kondom agar sperma tidak mengcegah risiko penyakit.
Nah, itulah keamanan menggunakan pelumas untuk berhubungan seks saat hamil. Semoga informasi ini menjawab kebingungan mama, ya.