Mau Melakukan Waxing Saat Hamil? Perhatikan Beberapa Hal Berikut Ini!
Ternyata boleh saja, tapi...
5 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada perempuan yang senang dengan kulit mulus bebas bulu. Sehingga rasanya agak risih jika bulu dibiarkan panjang. Namun, apakah waxing pada ibu hamil aman dilakukan?
Saat ini, waxing bisa dilakukan di mana saja. Baik dilakukan sendiri, maupun ke salon khusus waxing. Ibu hamil pun banyak yang datang ke salon waxing untuk membersihkan tubuh dari bulu.
Masalahnya, apakah waxing saat hamil boleh dilakukan? Kalapun boleh, apa saja tipsnya? Berikut dirangkumkan oleh Popmama.com.
1. Saat hamil, akan terasa lebih sakit
Jika Mama sudah biasa melakukan waxing dari sebelum hamil, mungkin akan sedikit kaget. Melakukan waxing saat hamil akan terasa lebih sakit dari biasanya.
Ini dikarenakan perubahan hormon yang membuat kulit ibu hamil terasa lebih sensitif. Tak hanya itu, kulit ibu hamil juga cenderung lebih mudah gatal.
2. Perhatikan kebersihan peralatannya
Sangatlah penting untuk menjaga kebersihan alat-alat waxing agar tidak berakhir gatal atau malah infeksi. Jika ingin waxing sendiri, pastikan untuk menjaga semua kebersihan peralatannya.
Sedangkan jika ingin waxing di salon, pastikan untuk ditangani oleh tenaga profesional. Serta, pastikan juga semua peralatannya baru dan dalam keadaan yang bersih.
Editors' Pick
3. Hindari waxing di daerah tertentu
Saat hamil, kulit juga lebih rentan mengalami iritasi. Oleh karena itu, pastikan untuk tidak melakukan waxing di area kulit yang sedang berjerawat, terluka, dan ruam.
Selain itu, hindari juga waxing di area kulit yang mengalami varises dan ada bekas keloid. Jika tidak, waxing malah bisa meningkatkan risiko kulit jadi bengkak, berjerawat, dan mengalami iritasi.
4. Lakukan tes sensitif terlebih dahulu
Sebelum waxing, teteskan sedikit cairannya ke area kulit yang akan dicabut bulunya. Ini berguna untuk melihat reaksi kulit terhadap cairan waxing.
Jika tak terjadi apa-apa, Mama bisa melanjutkannya. Namun jika ternyata ada reaksi alergi, lebih baik mengurungkan niat.
Maka dari itu, pilihlah salon yang menggunakan cairan waxing natural untuk menghindari reaksi alergi berlebihan.
5. Gunakan bahan yang tidak terlalu panas
Lilin waxing biasanya memang panas. Namun saat hamil, Mama boleh memintanya untuk tidak terlalu panas seperti biasa. Ini karena kulit ibu hamil lebih sensitif.
Jika dibiarkan terpapar lilin terlalu panas, bisa berakhir jadi kulit terbakar dan memicu infeksi pada kulit. Tak mau itu terjadi kan, Ma?
6. Oleskan losion antiseptik
Ada baiknya Mama mengonsultasikan kegiatan ini pada dokter kandungan. Dari sana, Mama bisa meminta untuk diberikan losion antiseptik yang bisa digunakan sebelum dan sesudah waxing.
Losion ini berguna untuk mencegah infeksi, iritasi, dan kulit kemerahan yang bisa saja muncul setelah waxing.
Yang tak kalah penting adalah perawatan setelah waxing. Hindari kulit yang habis waxing dengan paparan sinar matahari langsung. Selain itu, hindari menggunakan pelembab kulit yang mengandung parfum, bahan kimia, dan pewarna.
Waxing boleh-boleh saja dilakukan saat hamil, namun perhatikan keamanannya, ya!
Baca juga:
- 5 Tips Perawatan Rambut yang Simpel untuk Ibu Hamil Muda
- Penguat Kandungan Alami untuk Trimester Pertama
- Ternyata, Ini Penyebab Mulut Pahit saat Hamil!