Istri Hamil, Suami Ikut Ngidam? Begini Cara Mengatasinya!
Jangan panik ketika pasangan Mama ikutan ngidam saat masa kehamilan ya
14 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Fase ngidam bukan hanya terjadi pada Mama yang sedang hamil saja lho, namun pasangan pun bisa saja merasakan hal yang sama.
Perlu Mama ketahui nih kalau Papa mengalami ngidam disebut sebagai couvade syndrome atau symphatetic pregnancy.
Kondisi ini biasanya terjadi pada awal kehamilan di trimester pertama, lalu perlahan-lahan menghilang saat trimester kedua dan kembali muncul di trimester ketiga. Kondisi Papa yang ikutan ngidam jangan dianggap sepele ya, Ma.
Sikap empati Papa dengan kehamilan Mama menjadi salah satu faktor dirinya juga ikutan ngidam nih. Meskipun pada dasar, Papa tidak akan mungkin bisa merasakan berbagai tanda kehamilan yang terjadi secara umum.
Ketika pasangan juga ikut-ikutan ngidam saat Mama sedang hamil, jangan terlalu panik dulu ya. Popmama.comsudah merangkum beberapa tips yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Dibaca sampai habis, lalu diterapkan langsung di rumah ya!
1. Saling berkomunikasi secara intens
Penyebab Papa ikutan ngidam dalam proses kehamilan Mama karena dipicu perasaan stres yang berlebihan.
Biasanya kondisi seperti ini bisa terjadi ketika menanti kelahiran anak pertama. Namanya juga anak pertama ya, momen perdana ini harus dilewati meskipun terasa cemas.
Berbagai dorongan couvade syndrome bisa disebabkan karena terlalu memikirkan kondisi kandungan, ikut merasakan ketidaknyamanan yang dialami istri hingga kondisi keuangan keluarga selama proses kehamilan.
Beberapa penyebab ini harus bisa diatasi bersama-sama ya, Ma. Untuk itu, komunikasi selama fase couvade syndrome sebisa mungkin perlu tetap terjaga.
Jangan sampai komunikasinya kurang atau sampai putus nyambung karena ini akan membuat Papa yang sedang mengalami ngidam jadi kebingungan sendiri.
Komunikasi secara lebih terbuka juga bisa membantu merencanakan kelahiran dan masa depan si Kecil, apalagi ini menjadi salah satu ketakutan atau kegelisahan yang dirasakan Papa.
Adanya komunikasi yang baik bisa menurunkan tingkat stres yang dialami Mama dan Papa lho.
Editors' Pick
2. Meski rasanya aneh, suami harus belajar menerima fase ngidam
Belajar menerima itu perlu nih, Ma. Saat pasangan sedang ikut-ikutan ngidam atau fase couvade syndrome, ini perlu dihadapi berdua ya.
Papa yang mengalami ngidam pasti punya perasaan terganggu dengan fase ini hingga kebingungan sendiri harus berbuat apa.
Saat fase ini terus menerus mengganggunya pasti ada perasaan tidak merima kondisi yang sedang terjadi.
Saat Papa merasa tidak menerima fase ngindam ini, Mama perlu mengingatkannya ya. Berdiskusilah bersama untuk sekedar membicarakan masalah ini, berikan juga pengertian kepada pasangan agar bisa mengakui dan menerima fase couvade syndrome yang terjadi padanya.
Dengan belajar mengakui sekaligus menerima kondisi couvade syndrome, Mama dan Papa bisa mencari bantuan ke orang-orang yang lebih profesional agar masalah ini bisa cepat teratasi.
3. Tetap menjaga kesehatan selama ngidam
Papa yang sedang mengalami fase couvade syndrome, biasanya akan mengalami mengalami gejala-gejala fisik.
Mulai dari sakit kepala, sakit perut, kesulitan untuk bernapas, gangguan pencernaan, lebih sering merasa nyeri, sering buang air kecil hingga sakit pada bagian punggung dan perut bawah. Perubahan-perubahan ini wajar sekali terjadi lho, Ma.
Untuk itu, Mama harus tetap mengingatkan pasangan dalam menjaga kondisi tubuh dan kesehatannya. Berolahraga secara rutin juga akan membantu dalam menjaga kondisi fisik Ingatkan juga tentang pentingnya berolahraga secara rutin untuk membantu menjaga kondisi fisiknya ya.
4. Istirahat cukup dan menjaga pola makan
Menjalan fase couvade syndrome atau ngidam itu tidak mudah lho, Ma. Saat memasuki fase ngidam akan terjadi perubahan pola makan dan gangguan tidur.
Apalagi Papa juga akan ada keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu. Namun, perlu diketahui nih ngidam makanan pada Papa bukanlah karena keinginan anak ya.
Sebenarnya ini hanya karena keinginan diri sendiri secara psikologis saja. Jika selalu mengikuti ngindam yang sering dirasakan akan berpotensi menyebabkan berat badan meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.
Sebelum hal ini terjadi, penting banget untuk memperhatikan nutrisi dan apa yang dikonsumsi setiap harinya.
5. Mencari informasi mengenai kehamilan
Fase couvade syndrome bisa terjadi karena kurangnya informasi mengenai kehamilan. Padahal informasi ini bisa didapatkan dari berbagai tempat seperti buku, seminar tentang parenting hingga artikel-artikel yang mampu dipercaya.
Dengan banyaknya alternatif, Mama dan pasangan bisa mencari informasi bersama-sama mengenai masa kehamilan sampai proses kelahiran si Kecil. Usahakan mencari informasi ini disaat awal-awal kehamilan ya agar memiliki persiapan yang matang.
Kalau mendapatkan informasi yang kurang dimengerti, bisa langsung dikonsultasikan dengan dokter. Pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan tentunya akan membantu menurunkan rasa cemas dan stres sebagai calon orangtua.
Itulah 5 hal yang bisa Mama lakukan ketika pasangan sedang mengalami fase ngidam. Mama jangan sampai kurang memperdulikan situasi yang satu ini.
Jika terus dibiarkan, pasangan tentunya akan semakin merasa gelisah dan stres. Jadi, usahakan ini tidak sampai terjadi ya, Ma.
Baca juga:
- Download, Yuk! 8 Aplikasi yang Wajib untuk Ibu Hamil
- 5 Referensi Model Rambut untuk Ibu Hamil
- 7 Tips agar Suami Terlibat Saat Masa Kehamilan