Memiliki bayi kembar tentu menjadi salah satu kebahagiaan dan penantian berharga yang diinginkan banyak pasangan.
Beberapa pasangan seleb seperti Irish Bella dan Ammar Zoni serta Syahnaz Sadiqah dan Jeje Govinda pun sedang menanti kelahiran anak pertamanya yang kembar.
Bicara mengenai bayi kembar terkadang ibu hamil memiliki kepanikan tersendiri karena keluhan berbeda dengan kehamilan tunggal.
Apalagi beberapa ibu hamil anak kembar lebih sering mengalami morning sickness, namun ada beberapa yang tidak.
Sebagai calon orangtua yang sedang menyiapkan beberapa informasi mengenai kehamilan kembar, maka perlu sekali mengetahui keluhan serta perkembangan selama hamil. Jika ingin mengetahui beberapa keluhan dari ibu hamil kembar yang muncul di trimester pertama, kali ini Popmama.com telah membahasnya.
Penasaran seperti apa?
1. Berisiko lebih tinggi mengalami preeklampsia
Freepik/yanalya
Preeklampsia yang terjadi pada ibu hamil bisa dikenali sejak awal-awal kehamilan seperti ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam urine hingga ketidaknormalan hati dan ginjal.
Perlu Mama ketahui bahwa ibu hamil kembar memiliki risiko 2 - 3 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia daripada ibu anak satu. Indonesia yang termasuk negara berkembang, WHO mencatat bahwa angka kejadian preeklampsia bisa mencapai 0,51% - 38,4%.
Kondisi ini dapat berdampak pada setiap organ tubuh janin di dalam kandungan, sehingga menyebabkan penyakit yang serius. Bahkan preeklampsia bisa berubah menjadi eklamsia, di mana dapat memicu kejang-kejang pada ibu hamil.
Untuk mengatasi kondisi preeklampsia selama hamil, ada baiknya ibu hamil berusaha menjaga asupan makanan dengan memperbanyak vitamin, mineral hingga kalium. Setidaknya pola makan yang konsisten ini dapat mencegah risiko preeklampsia pada ibu hamil.
Selain itu, tak bisa dipungkiri kalau menjaga berat badan dan rutin berolahraga teratur dapat membantu terhindar dari preeklampsia.
2. Hipertensi gestasional berisiko dua kali lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal
Freepik/jcomp
Tekanan darah tinggi secara umum bisa terjadi pada ibu hamil, namun hipertensi gestasional risikonya dua kali lebih tinggi terjadi dibandingkan kehamilan tunggal.
Perlu Mama ketahui bahwa tekanan darah tinggi bisa terjadi karena meningkatnya tekanan pada plasenta. Bahkan kondisi ini dapat meningkatkan placental abruption sebagai proses pelepasan plasenta dari dinding rahim lebih awal sebelum si Kecil dilahirkan.
Placental abruption pun bahkan bisa terjadi tiga kali lebih besar dibandingkan kehamilan dengan satu anak.
Dilansir dari Healthline, ada beberapa makanan yang menjadi pantangan untuk ibu hamil dengan hipertensi seperti makanan dengan tinggi garam, gula dan lemak jenuh. Jika makanan pantangan ini benar-benar rutin dilakukan dan mampu menjaga pola makan selama hamil dengan baik, maka kesehatan Mama serta janin dalam kandungan terus terjaga.
3. Anemia dapat memicu kehamilan bayi kembar mengalami kelahiran prematur
Pixabay/66150062xws
Dilansir dari Web MD, anemia bisa terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang seharusnya berfungsi dalam menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Perlu diketahui bahwa ibu hamil yang seringkali mengalami anemia dikarenakan kekurangan zat besi.
Padahal anemia pada ibu hamil perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi kesehatan janin selama berada di dalam kandungan.
Anemia selama masa kehamilan pun dapat membuat tubuh menjadi mudah lelah, pusing, nyeri di bagian dada hingga mengalami moodswing tanpa disadari. Pada kehamilan bayi kembar, anemia bahkan dapat memicu kelahiran bayi prematur atau lahir sebelum usia kandungan 37 minggu.
Jika Mama ingin mencegah anemia saat masa-masa kehamilan di trimester pertama, maka ibu hamil perlu membutuhkan zat besi atau vitamin B12. Kandungan zat besi ini bisa didapatkan melalui menu sehat sehari-hari dari brokoli, bayam, buah-buahan hingga daging unggas.
Mama yang sedang melawan anemia saat masa-masa kehamilan tetap semangat ya!
4. Diabetes gestasional perlu diketahui informasinya saat awal kehamilan
Freepik/Sosiukin
Diabetes gestasional selama masa kehamilan dipicu karena tingginya kondisi gula darah. Meskipun tidak memiliki riwayat diabetes gestasional, namun ibu hamil yang mempunyai gula tinggi selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko hal tersebut.
Dilansir dari Web MD, kehamilan anak kembar memiliki tiga kali lebih berisiko mengalami diabetes gestasional dibandingkan kehamilan normal atau satu anak.
Perlu Mama ketahui bahwa diabetes gestasional bisa terjadi pada usia kehamilan berapa saja, hanya saja secara umum kondisi ini bisa muncul di usia kehamilan minggu ke-24 sampai ke-28 yang sudah masuk di trimester ketiga. Meskipun begitu, Mama sebisa mungkin harus mampu mengetahui informasi diabetes gestasional sedari awal.
Sama seperti jenis diabetes lainnya, diabetes gestasional dapat menganggu kinerja produksi insulin. Hal ini secara tidak langsung dapat menyebabkan terganggunya kesehatan janin di dalam kandungan dan sang Mama.
Tak hanya itu, risiko dari diabetes gestasional yang terjadi pada kehamilan kembar dengan dua plasenta dapat meningkatkan hormon plasenta.
5. Bobot tubuh hamil anak kembar menjadi lebih berat dibandingkan kehamilan tunggal
medicalnewstoday.com
Perut pada ibu hamil anak kembar memiliki peluang jauh lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal. Hal ini dikarenakan sedang mengandung dua bayi sekaligus di dalam cairan ketuban yang lebih banyak di dalam kandungan.
Biasanya baby bump akan semakin terlihat jelas di usia kehamilan 4-5 bulan alias awal-awal trimester pertama. Selama hamil bayi kembar, Mama perlu berkonsultasi dengan dokter agar mengetahui berat badan yang ideal selama kehamilan.
Selain itu, Mama pun bisa menghitung berat badan ketika hamil anak kembar dengan tools terbaru dari Popmama.com bernama Pregnancy Weight Gain Calculator. Dalam tools ini, Mama dapat mencatat kenaikan atau penurunan berat badan selama menjalani masa-masa kehamilan agar tetap berada di angka normal bahkan digunakan saat hamil anak kembar.
Nah, itulah beberapa keluhan yang bisa dirasakan oleh ibu hamil. Semoga informasi mengenai keluhan selama kehamilan ini bisa dipelajari walau masih berada di trimester pertama ya, Ma.