Penting! Kenali Sejak Dini Kehamilan Molar alias Hamil Anggur
Pahami kehamilan molar agar bisa mencegahnya
29 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika sudah mulai membangun keluarga kecil pasti yang paling dinantikan yaitu kehadiran buah hati. Pasti sudah tidak sabar ya, Ma untuk menggendong si Kecil.
Namun ada beberapa kondisi, di mana kehamilan tidak bisa berjalan lancar. Salah satunya adalah terjadinya kehamilan molar atau yang biasa dikenal dengan sebutan kehamilan anggur.
Kehamilan anggur bisa dikatakan sebagai komplikasi kehamilan yang cukup langka, ini terjadi ketika ada yang salah selama proses pembuahan.
Lebih tepatnya disebabkan oleh pertumbuhan sel yang abnormal, sehingga embrio tidak bisa berkembang dengan semestinya.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai hamil anggur yang perlu Mama ketahui:
1. Jumlah kromosom tidak normal
Hamil anggur bisa terjadi lantaran jumlah kromosom tidak normal. Dalam kehamilan normal, sel telur itu terdiri dari 23 kromosom dari Mama dan 23 kromosom dari Papa.
Untuk complete molar pregnancy, sel telur tidak mengandung kromosom dari Mama dan hanya ada 23 kromosom paternal.
Dengan kata lain tidak ada janin atau kantung ketuban dalam kehamilan ini. Plasenta menjadi tidak normal dan berkembang cepat dengan adanya kista. Kista yang tumbuh secara berkelompok seperti anggur ketika terlihat di ultrasound.
Untuk partial molar pregnancy terjadi ketika jumlah kromosom keduanya tidak normal. Ada 23 kromosom dari Mama dan kromosom dari Papa mencapai dua kali lipat, sehingga membuat jumlah kromosom lebih dari 46.
Kromosom dari Papa bisa melebihi angka normal dikarenakan dua sperma memasuki sel telur atau sperma bereplikasi sendiri di dalam telur. Hal inilah yang menyebabkan hamil anggur.
2. Hamil anggur terjadi di beberapa negara Asia
Hamil anggur terjadi di beberapa negara Asia seperti Filipina, Jepang, dan Taiwan. Namun lama kelamaan, kasus hamil anggur ini semakin merata dan bisa dijumpai di setiap negara.
Belum ada alasan pasti mengapa hamil anggur ini banyak terjadi di Asia.
Editors' Pick
3. Faktor penyebab hamil anggur
Hamil anggur disebabkan oleh masalah informasi genetik baik dari sperma ataupun sel telur.
Namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ini, seperti:
- Memiliki gangguan ovulasi
- Faktor usia yang hamil di atas 35 tahun
- Pernah memiliki riwayat hamil anggur sebelumnya
4. Pengobatan hamil anggur
Setelah ibu hamil didiagnosis mengalami hamil anggur, ada prosedur yang bisa dilakukan seperti D&C (Dilatasi dan Kuretase) atau ERPC (Endonscopic Retrograde Cholangiopancreatography).
Ini merupakan jenis operasi evakuasi untuk mengangkat semua sel abnormal. Sampel dari jaringan yang dibuang akan diperiksa ke laboratorium.
Setelah kehamilan anggur didiagnosis, adalah prosedur standar untuk menawarkan D&C (dilatasi dan kuretase) atau ERPC (evakuasi produk konsepsi dipertahankan).
Ini adalah jenis operasi evakuasi untuk mengangkat semua sel abnormal.
5. Pemeriksaan setelah operasi
Setelah melakukan operasi, sampel dari jaringan yang dibuang akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Lalu akan dipantau terus kadar HCG (hormon kehamilan) dan memastikan tanda kalau tidak ada lagi jaringan abnormal yang tersisa.
Setidaknya setelah enam bulan pascaoperasi, Mama yang pernah mengalami hamil anggur tetap harus dipantau, ini dikarenakan sel-sel kecil dari hamil anggur dapat menyebar dan tumbuh dengan cepat hingga beberapa bulan setelah operasi.
6. Penyakit akibat hamil anggur
Ibu hamil yang pernah mengalami hamil anggur ternyata rentan membawa penyakit di dalam tubuhnya.
Kurang dari 15 persen di antara mereka bisa mengembangkan PGTD (Persistent Gestational Trophoblastic Disease) atau yang sering dikenal dengan penyakit trofoblas persistent.
Penyebabnya karena masih ada sel-sel abnormal yang menetap, meskipun jaringan abnormal telah diangkat.
Jika ini terjadi, maka perlu dilakukan program kemoterapi dan harus dipantau untuk memastikan sel-sel tidak menyebar luas.
7. Proses kehamilan di masa depan
Ke depannya ibu yang pernah mengalami hamil anggur tentu masih bisa hamil secara normal. Kemungkinan kehamilan ini tetap bisa terjadi jika pengobatan seperti D & C atau ERPC sudah dilakukan.
Setelah pengobatan dan pemantauan kadar HCG, maka disarankan untuk menghindari terjadinya kehamilan selama enam bulan.
Untuk yang menjalani perawatan tambahan dengan obat-obatan, sebaiknya menunggu satu tahun dari akhir perawatan.
Nah, itu beberapa hal yang bisa Mama pahami tentang hamil anggur.
Semoga berguna ya, Ma!
- 6 Pantangan yang Harus Dihindari Saat Menjalani Program Hamil
- 5 Hal yang Dapat Kamu Lakukan untuk Program Hamil Saat Pandemi
- 3 Tips Berhubungan Seks Saat Menjalankan Program Hamil