5 Cara Alami Mengatasi Hiperemesis Gravidarum saat Hamil
Meski mirip morning sickness, umumnya hiperemesis gravidarum berlangsung lebih lama
29 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Umumnya, 80% perempuan hamil mengalami gejala mual dan muntah selama kehamilannya. Kondisi ini berkurang setelah usia kandungan masuk sekitar minggu ke-12.
Meski mirip ciri kehamilan biasa, hiperemesis gravidarum merupakan kondisi mual dan muntah pada ibu hamil dengan intensitas jauh lebih tinggi.
Hanya 0.3 hingga 2 persen kasus terjadi, dan gangguan ini berisiko menyebabkan ibu hamil dehidrasi, malnutrisi, hingga berdampak pada janin.
Gejala biasanya muncul pada minggu ke 4-6 kehamilan dan memuncak di minggu ke-9, ditandai dengan mual dan muntah hampir tanpa jeda seharian. Gangguan ini bahkan bisa terus berlangsung hingga minggu ke-20 kehamilan.
Namun jangan khawatir, ternyata ada cara alami mengatasi hiperemesis gravidarum saat hamil. Di bawah ini Popmama.com telah merangkum caranya. Yuk, disimak!
1. Mengubah pola makan
Memenuhi nutrisi harian dengan makan teratur merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi ibu hamil yang menderita gangguan hiperemesis.
Melansir dari Dr. Axe, dianjurkan bagi penderita gangguan ini untuk mengubah pola makan menjadi porsi kecil-kecil dengan jangka waktu berdekatan.
Dalam arti lain, Mama harus mengusahakan untuk lebih sering makan dengan porsi sedikit dan perbanyak cairan.
Hal ini supaya mencegah terjadinya dehidrasi, pingsan hingga malnutrisi yang parah.
Editors' Pick
2. Konsumsi jahe
Mengonsumsi jahe dapat menghambat respons gastrointestinal (lambung dan usus) penyebab mual.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa jahe terbukti ampuh meringankan gejala gangguan ini dalam kasus ringan-sedang.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa bumil bisa mengetes sendiri manfaat jahe terhadap pengendalian gejala hiperemesis yang dirasakan dengan mencobanya selama 4 hari.
Mama bisa mencoba menyeduhnya bersama teh atau minuman hangat. Apabila dirasa meringankan gejala, cara ini bisa dilanjutkan disertai pengawasan dokter.