Nyeri Panggul di Awal Kehamilan, Apakah Ini Normal?
Cek fakta dan penjelasannya di sini, yuk, Ma!
14 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam pandangan awam, nyeri di area panggul saat hamil sering dikaitkan dengan berat badan janin yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia kandungan.
Namun, pada beberapa kasus, nyeri panggul juga bisa dirasakan oleh ibu hamil di masa-masa awal kehamilannya alias di trimester pertama.
Lantas, apakah ini merupakan hal yang normal?
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini Popmama.com membahas tentang nyeri panggul di awal kehamilan. Simak penjelasannya, yuk, Ma!
Nyeri Panggul di Awal Kehamilan, Apakah Ini Normal?
Di trimester pertama kehamilan, beberapa perempuan mengalami nyeri di area panggul.
Nyeri panggul ini mengacu pada rasa sakit di bagian bawah perut dan di antara tulang panggul.
Rasa sakitnya tajam dan mirip dengan kram saat menstruasi yang sering muncul dan menghilang. Terkadang rasa nyeri ini juga bisa muncul secara konstan.
Menurut Dr. Emily Bunce dan Dr. Robert Heine, rasa nyeri panggul ini umumnya merupakan hal yang normal jika disebabkan oleh perubahan tubuh selama kehamilan.
Namun, jika disebabkan komplikasi, tentunya ada tindakan medis yang perlu diambil. Untuk itu, Mama perlu mengetahui terlebih dahulu dari segi penyebabnya.
Editors' Pick
Penyebab Nyeri Panggul di Awal Kehamilan
Selama awal kehamilan, nyeri panggul dapat terjadi akibat gangguan yang berhubungan dengan:
- Kehamilan itu sendiri (peregangan tulang, ligamen, adanya komplikasi).
- Gangguan pada sistem reproduksi yang tak berkaitan dengan kehamilan.
- Gangguan pada organ lain, terutama saluran pencernaan dan saluran kemih.
Penyebab komplikasi yang paling umum dari nyeri panggul selama awal kehamilan di antaranya:
- Perubahan tubuh saat hamil.
- Keguguran yang telah atau sedang terjadi.
Gangguan pencernaan dan saluran kemih juga merupakan penyebab umum selama kehamilan, seperti berikut ini:
- Gastroenteritis (infeksi saluran pencernaan).
- Iritasi pada usus.
- Radang usus buntu.
- Infeksi saluran kemih (ISK).
- Batu ginjal.
Salah satu penyebab yang parah adalah kehamilan ektopik, yang membutuhkan penanganan medis segera.
Jika disebabkan oleh suatu kelainan atau komplikasi semacam ini, risikonya bisa menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
Faktor Risiko Nyeri Panggul di Awal Kehamilan
Berbagai faktor risiko dapat memicu komplikasi kehamilan yang menyebabkan nyeri panggul.
Untuk keguguran, faktor risikonya adalah sebagai berikut:
- Usia saat hamil di atas 35 tahun.
- Pernah mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya.
- Merokok.
- Penggunaan obat-obatan seperti kokain, alkohol, atau konsumsi kafein berlebih.
- Kelainan pada rahim, seperti fibroid, jaringan parut, atau bentuk rahim yang tidak normal.
- Masalah medis yang tidak terkontrol dengan baik seperti diabetes, penyakit tiroid, atau lupus.
Untuk kehamilan ektopik, faktor risiko meliputi:
- Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.
- Pernah operasi perut, terutama operasi untuk sterilisasi permanen (ligasi tuba).
- Pernah terkena infeksi sebelumnya, seperti infeksi menular seksual atau penyakit radang panggul.
- Merokok.
- Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
- Usia di atas 35 tahun.
- Riwayat infertilitas, penggunaan obat kesuburan, atau penggunaan teknik reproduksi berbantuan (fertilisasi in vitro).
- Bergonta-ganti pasangan seks.
Penanganan Nyeri Panggul di Awal Kehamilan
Jika nyeri disebabkan perubahan normal selama kehamilan, maka disarankan untuk:
- Hindari aktivitas yang menyebabkan rasa sakit, fokus pada olahraga ringan.
- Hindari angkat beban berat.
- Pertahankan postur yang baik.
- Tidur dengan bantal di antara lutut.
- Beristirahat dengan punggung yang ditopang dengan baik.
- Kompres hangat area yang terasa nyeri.
- Lakukan senam kegel .
- Mencoba akupunktur sebagai alternatif.
Jika disebabkan gangguan tertentu, berikut penanganannya:
- Kehamilan ektopik: Obat untuk kehamilan ektopik atau operasi.
- Keguguran: Pereda nyeri, suplemen, atau tindakan kuretase (D&C) .
- Aborsi septik: Antibiotik diberikan secara intravena dan D&C untuk mengeluarkan isi rahim sesegera mungkin.
- Kelainan ovarium (torsi adneksa): Pembedahan.
Jika obat penghilang rasa sakit diperlukan, acetaminophen adalah yang paling aman untuk ibu hamil. Meski aman, Mama sebaiknya tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika merasakan nyeri panggul di awal kehamilan, gejala-gejala berikut ini perlu diperhatikan:
- Pingsan, pusing, atau jantung berdebar kencang (gejala yang menunjukkan tekanan darah sangat rendah).
- Demam dan menggigil, terutama jika disertai dengan keputihan yang mengandung nanah.
- Perdarahan.
- Rasa sakit yang parah, terutama saat bergerak.
Jika mengalami gejala di atas, Mama dianjurkan untuk segera menemui dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut.
Sementara, pada ibu hamil yang tak mengalami gejala yang disebutkan, konsultasi medis diperlukan jika rasa sakit tak tertahankan atau adanya rasa nyeri terbakar saat buang air kecil.
Demikian penjelasan seputar nyeri panggul di awal kehamilan. Semoga dapat membantu menjawab pertanyaan Mama, ya!
Baca juga: